ᵏᵃᵖᵃⁿ ᵏᵉ ᴬᶜʳᵒᵖᵒˡⁱˢ?

1.4K 181 5
                                    

"Papa akan membawa kalian pulang ke Acropolis." ucap sang kepala keluarga yang telah mengumpulkan keluarganya di ruang depan.

"Bin-ah, kenapa kamu tidak memberitahuku terlebih dahulu?" Hao tampak terkejut dengan perkataan Hanbin barusan.

"Maaf, sayang. Rencananya aku ingin memberitahumu kemarin, tapi aku lupa. Jadi sekalian saja aku beritahu disini." jawab Hanbin dengan wajah memelas.

"Ih, papa curang mau beritahu mama duluan." Ricky tak terima.

Hanbin hanya menyengir.

"Apa disana menyenangkan?" tanya Seungeon, sungguh ia penasaran bagaimana rupa Acropolis yang katanya merupakan tempat asal mereka.

"Disana sangat indah. Seperti dunia fantasi." jawab Hanbin sembari mengangkat kedua tangannya membentuk pelangi.

"Wahhh . . . Aku mau, aku mau, Ujin mau pergi. Betulkan, Ollie?" Yujin menggenggam lengan Ollie. Ia sampai lupa memanggil abangnya hyung.

"Iyaaa . . . Tentu saja. Aku mau pergi, papa." Yujin memang sudah sepaket dengan si Wonka.

"Kapan kita pergi, papa?" tanya Brian.

"Secepatnya, sayang" Hanbin tersenyum melihat reaksi mereka.

"Kita pergi sekarang, ayo" Gyuvin bangkit dari duduk.

"Tidak bisa dong. Kita belum siap - siap. Kalau kalian sudah tidak sabar, kita pergi akan besok." putus Hanbin.

"Yeyyy . . . Ke Polissss." girang ketujuh bocil itu.

"Mama, kita akan ke Polis besok." Ollie melompat - lompat sambil mengayun - ayunkan tangan Hao.

Hao hanya tersenyum lembut tapi air mukanya menunjukkan kesedihan. Dan Hanbin menyadari itu.
___________________________________________

Malamnya, setelah menidurkan anak - anak. Hao kini menyendiri di luar rumah. Berdiri sambil bengong, pandangannya lurus kedepan. Raut sendu tercetak jelas diwajahnya yang mungil.

Puk

Ditengah lamunan, ia merasakan sebuah selimut melingkar di bahunya. Diikuti sebuah tangan yang memegang kedua bahunya.

"Belum siap untuk meninggalkan rumah ini, hmm?" tanya Hanbin lembut sambil memeluk erat pinggang ramping itu.

"Kelihatan sekali, ya? Hmm, begitulah. Maaf, tapi rumah ini penuh dengan kenangan. Banyak sekali. Aku rasa aku tidak bisa melepas rumah ini." suara Hao semakin parau.

Hanbin melepaskan pelukannya pada pinggang Hao, lalu membalikkan tubuh sang istri untuk ia peluk. Hanbin bisa merasakan bajunya sedikit basah.

Hao-nya menangis.

Hanbin mengelus kepala Hao lembut. Ia mengerti.

Rumah yang sudah lama kau tempati,

Rumah yang sudah lama menjadi tempat berlindung mu,

Rumah yang menjadi saksi bisu dirimu bertahan selama ini,

Dan tiba - tiba saja, kamu harus minggat dari rumah itu.

Selamanya.

Eh, selamanya?

"Aku tidak memaksamu, sayang. Kalau memang kamu tidak siap, kita bisa tinggal disini selama yang kamu mau. Selagi kamu berada di sisiku, itu bukan masalah besar." Hanbin masih mengelus kepala belakang Hao.

"Humm . . . Terima kasih. Tapi, aku merasa tidak enak pada anak - anak. Tadi mereka girang sekali, kamu lihat kan? Aku tidak mungkin merusak kebahagiaan mereka dengan bilang kalau kita tidak jadi kesana." Hao sedih.

MAMA HAO | BOYS PLANET or ZB1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang