Muffazan- 2

507 70 9
                                    

Author's Note:

Bismillah,
Hai dear! Masih bingung? Aku perkenalkan ulang mengenai cerita ini yang memiliki judul sebelumnya I'm Lucas.
Aku merupakan seseorang yang cukup awam terhadap kehidupan etnis Tionghoa, dan hanya bermodalkan riset serta informasi dari beberapa rekan di lingkungan yang memiliki garis keturunan etnis Tionghoa. Mohon tambahan saran serta masukannya via DM Instagram @thalasoo24/ @ms.24blossom untuk mendukung Muffazan lebih baik lagi ke depannya.

Pada akhirnya rencana ke The H Club hanya menjadi sebuah wacana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pada akhirnya rencana ke The H Club hanya menjadi sebuah wacana. Dikarenakan kami semua mendadak memiliki kepentingan masing-masing yang mengharuskan kami berpisah secepatnya. Sepulang dari Maxx Coffee, gue bergegas menuju rumah sakit tempat Zeva opname.

Syan menjadi orang pertama yang pulang karena ia harus menemui ibunya yang sakit. Sementara Dyo terpaksa pulang paling terakhir karena semuanya memutuskan untuk mengakhiri pertemuan sore ini. Ia hanya mengatakan akan bertemu dengan teman kencannya. Entahlah, perempuan mana lagi yang ia kencani. Di antara kami berempat hanya Dyo sang petualang cinta yang paling banyak rekan perempuannya. Bahkan beberapa tahun silam ia dengan senang hati diberitakan miring sebagai penyuka sesama jenis. Berita tersebut ia jadikan sebagai alibi untuk mendekati banyak perempuan.

Gue sempat meminta Pak Wahid-driver untuk menjemput di Maxx Coffee agar kami bisa bertukar mobil. Pak Wahid gue perintahkan ke bengkel untuk memperbaiki spion yang rusak. Sementara gue pergi ke rumah sakit dengan mobil yang dibawa Pak Wahid.

Zeva, perempuan yang usianya terpaut empat tahun lebih muda dari gue merupakan saudara satu-satunya. Ia mengalami Disosiasi setelah pelecehan seksual yang dialaminya setahun yang lalu. Sikapnya kini seratus delapan puluh derajat berubah dari sebelumnya.

Dua peristiwa yang dialami oleh Zeva berhasil meruntuhkan dinding harapan yang gue bangun. Peristiwa pertama yang bermula saat mengetahui Zeva memutuskan untuk berpindah keyakinan. Selain gue hampir seluruh anggota keluarga turut kecewa terhadap keputusan sepihaknya. Lebih-lebih lagi mā ma yang menentang keras kepindahan Zeva. Bahkan ma tak ragu menganggapnya sebagai anak durhaka. Kemudian peristiwa kedua, yaitu pelecehan seksual yang menimpa Zeva oleh sekelompok pemuda yang sampai saat ini masih menjadi buronan.

Sekelebat bayangan hitam itu sirna ketika pantulan cahaya dari mobil di seberang menyilaukan mata. Gue bergegas keluar dari mobil setelah terparkir dengan benar sambil menenteng buket bunga daisy dan juga paper bag kecil. Sejak dulu Zeva selalu senang ketika dihadiahi bunga. Berharap hari ini ia juga akan senang atas pemberian gue.

"Hallo..." Gue membuka pintu dengan sangat hati-hati.

Tak ada respons. Hanya bibi yang menyambut gue dengan senyum khasnya. Sementara Zeva duduk manis memandang jendela.

"Mèi mei (panggilan untuk adik perempuan) pasti senang dapat bunga dari gē ge (Kakak laki-laki)!" Seru bibi menerima buket bunga.

MuffazanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang