Muffazan- 10

433 66 16
                                    

Author's Note:

Bismillah, Muffazan is back.
Sebelumnya aku minta maaf bagi yang nungguin Muffazan update, qadarullah seminggu kemarin kondisi tubuh aku lagi gak baik. Jadi hari ini sebagai gantinya.

Terima kasih masih bersabar menanti update.
Jangan lupa tekan ⭐ dan komennya setelah membaca.

Untuk update akan diinformasikan di akun Instagram @thalasoo24 @ms.24blossom
Bantu follow juga untuk tahu update-nya.

⋆。‧˚ʚ🍓ɞ˚‧。⋆

Pagi-pagi sebelum berangkat kerja gue mampir ke rumah untuk mengambil barang serta memberikan beberapa potong baju yang gue beli kemarin dari departement store untuk Zevanya dan mā ma

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi-pagi sebelum berangkat kerja gue mampir ke rumah untuk mengambil barang serta memberikan beberapa potong baju yang gue beli kemarin dari departement store untuk Zevanya dan mā ma. Ibu kota sudah mengawali ramainya sejak matahari terbit. Kendaraan mulai berseliweran dengan tujuannya masing-masing.

Ada beberapa yang perlu gue diskusikan dengan tim kreatif untuk tampilan tabloid yang akan segera rilis dengan menyorot pembangunan Teratai Residence by Elang Group. Sebelum pergi bertemu klien gue mendatangi kantor tim kreatif terlebih dahulu untuk bertemu Chen.

“Excuse me…” sapa gue menyembulkan kepala. Hampir semua staf kreatif menoleh ke arah pintu.

“Chen ada?”

“Mas Chen lagi ada meeting sama bagian keuangan. Tapi kayaknya selesai sebentar lagi kok,” jawab salah satu staf di balik kubikelnya.

“Oke.”

Gue memilih duduk di salah satu spot paling favorit setiap kali berkunjung ke office tim kreatif. Ruangan yang diisi sofa minimalis dengan warna-warna cerah serta beberapa kiasan yang ditulis di dindingnya begitu kental dengan jiwa tim kreatif. Berbeda dengan office tim Arsitek serta design interior furniture serta lukisan abstrak lebih mendominasi serta seluruh dinding dicat dengan warna monokrom.

“Hai team! Gimana input materi selesai? Terus rencana liputan dengan arsitek Teratai Residence gimana?” tanya seorang perempuan yang baru saja masuk.

Spontan gue menghentikan aktivitas dengan ponsel lalu berdiri menghadapnya.

“Saya yang bertanggung jawab atas Teratai Residence.”

Perempuan yang sempat gue interview beberapa waktu lalu hanya melemparkan tatapannya beberapa detik.

Sorry, sebelumnya saya mau bertemu dengan Chen dulu, bisa?”

“Mas Chen ngasih mandat ke saya untuk menyampaikan pesan mengenai pengiklanan Teratai Residence. Kalau ada yang mau bapak diskusikan bisa melalui saya.”

Astaga, dia manggil gue bapak sedangkan kepada Chen dia manggil mas—batin gue.

“Oke, hurry up! I don't have much time.” Balas gue agak ketus.

MuffazanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang