Muffazan- 6

376 69 18
                                    

Author's Note

Bismillah,
Sebelumnya aku mau ngucapin selamat berbuka puasa bagi yang menjalankannya dan Happy Eid al-Adha 2024! May our sacrifices be accepted and bring blessings.

Untuk menembus kemarin gak bisa update gantinya hari ini ya ≽^•༚• ྀི≼
Happy reading ❀
Jangan lupa tekan tombol ✰
Follow Instagram @thalasoo24 / @ms.24blossom untuk informasi update.

⋆。‧˚ʚ🍓ɞ˚‧。⋆

“Mengenai perizinannya gimana?” Tanya bà ba seraya menggulir layar tab yang dipegangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Mengenai perizinannya gimana?” Tanya bà ba seraya menggulir layar tab yang dipegangnya.

Li Zhi Xuan—atau yang akrab dengan nama Indonesia-nya Pak Pratama, beliau merupakan pewaris generasi kedua Pratama Group. Selain dalam industri retail, konveksi, Pratama Group juga mengembangkan peluang bisnisnya di bidang konstruksi bangunan yang sudah berejalan sekitar 7 tahunan.

“Untuk perizinan sudah kami kondisikan sesuai prosedur dari salah satu rekan yang bertanggung jawab langsung dalam penanganan perizinan.”

“Lalu untuk budget SDM-nya sendiri gimana?” Sekarang yang berbicara adalah Li An Xuan— Shū shu Dwi. Adik satu-satunya bà ba.

Sebenarnya gue lebih setuju apabila Shū shu Dwi yang menjadi pewaris selanjutnya keluarga Pratama. Tetapi sayangnya Shū shu Dwi memilih jalan lain untuk profesinya. Sifat kami berdua hampir mirip, sama-sama tidak menyukai aturan dalam keluarga. Kami lebih senang menjalankan profesi sesuai dengan passion masing-masing.

“Hasil meeting dengan Elang Group tempo dua hari lalu, mereka telah sepakat dengan budget yang telah kami perhitungkan. Untuk SDM sendiri budget-nya hampir sama dengan projek KAIA Group. Draf-nya sudah saya kirim via email masing-masing.”

Bà ba, Shū shu Dwi, dan beberapa manager perwakilan divisi mulai meninjau hasil meeting gue dengan Pak Ibrahim. Tak lama bà ba dan yang lainnya langsung mengangguk setuju. Dan rapat dibubarkan menjelang makan siang. Chen—anak sepupu bà ba, menepuk pundak gue dari belakang.

Bro, gue minta tolong dong?”

Ck, apaan gue sibuk?” Gue acuh, tidak berhenti jalan.

Please kali ini doang, gue ada meeting sama direktur utama mau bahas iklan. Tolonglah!” Chen memelas.

Gue berhenti sejenak menatap Chen sambil menghela nafas panjang.

Oke, apa?”

Mimik wajahnya berubah riang. Menyebalkan!

“Hari ini ada interview kandidat Head Group Creative, lo bisa tolong gantiin gue buat interview dia kan?”

MuffazanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang