P 13

14.6K 1.7K 15
                                    

Voment!

Happy Reading!

Lio terus melangkahkan kakinya ke dalam lorong yang memilik penerangan yang sangat minim.

Sampai matanya tidak sengaja menatap sebuah patung seorang pria yang bertelanjang dada dengan otot perut yang tercetak jelas.

Lio mengernyitkan dahinya, menatap geli patung tersebut.

Saat sedang menelesik patung tersebut netranya bertabrakan dengan sebuah kalung dengan bandul bermanik hijau emerald.

Membawa kakinya mendekat untuk menatap lebih jelas kalung yang berada pada leher patung itu.

Lio tidak tau menau tentang patung yang dia lihat. Karena tidak ada seorang pun yang menceritakanny

Kalung dengan bandul hijau emerald itu bersinar terang seiring langkah Lio yang mulai mendekat

Memberhentikan langkahnya dan memejamkan matanya tidak sanggup dengan sinar yang terus menusuk ke dalam penglihatannya.

Sinar kalung itu terus memancarkan sinarnya walaupun Lio sudah memberhentikan langkahnya, bahkan Lio mengenyahkan keinginannya untuk melihat lebih dekat kalung dengan bandul hijau tsb

Dirinya juga tidak tau bagaimana bisa sampai ke tempat seperti ini. Seingatnya, dia melangkahkan kakinya menuju kamar dengan mata yang sudah sangat mengantuk

Mungkin secara tidak sadar dirinya salah memasuki lorong. Ya mungkin seperti itu

Mungkin

Sangat lama Lio memejamkan matanya, ia pun membuka matanya perlahan saat tidak merasakan lagi sinarnya yang membuat matanya sakit

Lio membelakkan matanya menatap patung itu tidak percaya.

Kemana perginya kalung itu hey?!

Tidak ingin terlalu lama dilorong sendirian, apa lagi dengan penerangan yang sangat minim membuat bulu kuduk nya berdiri

errr– Merinding

Brak

Tubuh Lio menegang, menatap horor sekeliling nya dengan nafas yang memburu.

Tanpa aba-aba Lio langsung membalik kan dirinya, berlari secepat yang ia bisa.

Matanya menatap lega kala melihat beberapa murid berada didepannya. Setidaknya dia sudah merasa aman.

Lio membungkukkan tubuhnya, mencoba mengatur nafas dengan detak jantung yang masih berdebar seakan ingin meledak

Puk

“Sialan” umpat Lio saat seseorang menepuk bahunya

Nyaris saja dia menjerit kencang ugh!

Sangat memalukan jika itu benar-benar terjadi– pikirnya

“Sedang apa?” Lio menatap sosok yang mengagetkan dirinya kesal

“Tidur” ketus Lio membuat sosok itu menaikan sebelah alisnya

“Aneh” Lio berdecak kesal

'Dia siapa sih?'

“Pangeran” sontak Lio menatap dua pengawal yang berjalan dibelakang sosok didepannya

“Kau?!” sosok itu menatapnya geli, dia tau kemana arah Lio berbicara

“Janshen Aldeo Ernest– anak dari Raja Mavreland”

“Cih sombong” cibir Lio memutar bola matanya malas

Saat Janshen ingin berucap, kedua pengawal nya sudah lebih dulu berbicara

“Pangeran, anda harus segera pergi. Anda sudah ditunggu oleh Putra Mahkota” Janshen berdehem singkat

“Siapa namamu pria kecil”

'Bajingan'

Lio tidak menggubris pertanyaan Janshen didepannya. Peduli setan Janshen seorang anak raja dia tidak perduli!

Dengan anak kaisar saja dia berbuat seenaknya karena pertemuan awal yang begitu menyebalkan

Lio beranjak pergi tanpa sepatah katapun dan mendapatkan tatapan tidak percaya dari kedua pengawal Janshen. Sedangkan, Janshen menatapnya dengan intens.

Tanpa diketahui oleh siapaun Janshen mengangkat sudut bibirnya. Lalu berbalik untuk menemui putra mahkota– teman bermainnya dulu hingga sekarang.

Ceklekk

“Kau tidak memberitahu ku jika ada sosok pria mungil yang begitu menarik di academy” Rionard menatap Jashen tidak mengerti

“Siapa maksudmu?”

“Entahlah– dia tidak menjawab saat aku menanyakan namanya” Janshen mendudukan dirinya dengan kaki kanan bertumpu dengan kaki kiri

“Aku akan mencari taunya setelah ini” lanjutnya

“Mari kita ke mode serius Tuan Janshen yang terhormat” Janshen terkekeh geli

“Mari Pangeran Rionard sang matahari kekaisaran” Rionard berdecih

Setelahnya ruangan itu mendadak hening dan hanya terdengar obrolan serius dari kedua belah pihak.

Diposisi Lio.

Lio sudah berada didalam kamarnya. Melihat setiap ranjang sudah diisi oleh teman asramanya, kecuali satu.

Mungkin dia ada urusan? Lio tidak mau terlalu berpikir. Dia langsung menidurkan tubuhnya diranjang, memejamkan matanya membiarkan mimpi menjemputnya

Saat Lio sudah tertidur pulas. Aleister datang menatap gemas pria yang tertidur dengan posisi berantakan

Aleister mendekat, membenarkan posisi tidur Lio dan menyelimuti pria itu. Karena cuaca sedang dingin malam ini

Lama Aleister memandangi wajah tertidur milik Lio. Sebuah senyuman kecil pun terukir, ia menyingkirkan rambut yang menghalangi wajah pria dihadapannya

“Aku menyukaimu, sangat. Tapi kenapa kau selalu menghindariku? Menganggapku seolah-olah sebuah ancaman” Aleister mendengus geli, mengingat perilaku Lio saat bertemu dirinya

“Karena sikap mu yang seenaknya, sekarang banyak pria dari bangsawan lain yang menginginkanmu karena penasaran”

Setelah mengucapkan itu, Aleister melangkahkan kakinya menuju ranjang miliknya dan menyusul yang lain ke alam mimpi

Saat semua nya tertidur, sebuah kalung berbandul hijau emerald yang Lio temukan tadi bersinar. Kalung itu berada dalam saku celana Lio tanpa sepengetahuan sang empu.

Kalung itu terus bersinar seakan-akan menandakan bahwa kalung tsb memilihnya untuk menjadi miliknya.

Tidak lama kalung itupun meredupkan sinarnya. Membiarkan cahaya temaram memenuhi ruangan












Tbc.

Buah apa yang memiliki satu huruf dan satu angka?

I Become A Character Who Can Change The StorylineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang