P 8

20K 2.2K 6
                                    

Voment





Happy Reading!

Waktu sudah menunjukkan tengah malam yang dimana semua murid tidak diizinkan untuk keluar dari kamar asrama.

Kini Lio sedang berusaha untuk memejamkan matanya, namun sayang matanya tidak mau tertutup sama sekali.

Lio mengacak rambutnya frustasi. Tubuhnya sudah terlalu lelah, matanya juga sudah mulai berat. Lio tidak mengerti apa yang terjadi padanya sehingga sulit untuk tertidur.

Dengan langkah gontai, Lio mencoba keluar dari kamarnya untuk sedikit berjalan-jalan agar rasa kantuknya semakin menguar.

Lio membawa kakinya untuk melangkah menyelusuri lorong yang begitu gelap sekaligus sepi.

Tak ayal banyak penjaga yang sedang berjaga, terlihat dari cahaya senter yang bergerak asal.

Mata Lio menyipit kala melihat sosok pria yang berada di balcony, tempat yang biasa nya dijadikan tempat bersantai oleh murid Academy Winterst, setelah kelas berakhir.

'Apa para penjaga tidak melihatnya?' batin Lio terheran, pasalnya sedari tadi para penjaga berjalan melewati tempat itu

Lio membawa kakinya mendekat kearah sosok itu.

"Berhenti"

Seketika nafas Lio tercekat. Ia mengedarkan pandangannya mencari penjaga yang menangkap basah dirinya. Dahi Lio menyerengit kala tidak melihat penjaga sama sekali.

Namun, saat Lio ingin melanjutkan langkahnya jantungnya tiba-tiba berdebar kencang melihat sosok di depannya sedang menatap ke arah nya.

"Siapa kamu" tekan sosok itu

Lio meneguk ludahnya kasar, nafas nya tercekat kala merasakan aura mencekam yang terpancarkan disekitarnya.

"A-anu" Lio menggigit bibir bawahnya sedikit keras menahan rasa gugupnya

Saat Lio ingin kembali berbicara salah satu penjaga mengarahkan senternya ke arahnya sehingga mengenai wajahnya dan sosok di depannya

“Ngapain kalian disana”

Tubuh Lio menegang kala mendengar suara penjaga berada tepat di sampingnya

“Tuan Louise, Tuan Adelio kembali ke kamar sekarang. Sebelum saya laporkan ke pihak academy”

“Paman aku tidak bisa tertidur izinkan aku disini sebentar ya” ucap Lio dengan tatapan sendu

“Tidak bisa Tuan Adelio. Ini sudah aturan dari pihak academy”

Lio menghentakkan kaki nya kesal. Ia beranjak dari tempatnya menuju ke kamar miliknya

“Tu–

Belum sempet penjaga itu menyelesaikan ucapannya, Louise sudah lebih dulu melewatinya membuat penjaga itu menggelengkan kepalanya lelah.

“Kau mengenal mereka?”

“Hanya putra sulung Granduke dan Marquess”

“Kau tau darimana?” penjaga itu menghendikkan bahunya membuat rekannya berdecak


Ceklekk

“Kau darimana saja” Lio terhentak menatap sosok itu datar

Lio melangkahkan kakinya menuju ranjang miliknya, mengabaikan sosok yang sedang berbicara dengannya

“Kau sungguh mengabaikan ku?” ucap sosok itu dingin

“Dari mana nya diriku itu bukan urusan mu, Tuan Aleister terhormat. Dan sebaiknya kau tidak perlu mengurusi ku” Lio merebahkan dirinya di ranjang membelakangi Aleister

Aleister beranjak dari ranjang menuju ranjang Lio. Membungkuk kan sedikit tubuh

“Semakin kau membangkang, semakin aku ingin memiliki mu dalam genggaman ku Adelio Marquess Elston” ujar Aleister tepat di telinga Lio. Membuat Lio bergidik ngeri

Setelah mengucapkan itu, Aleister melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Mengabaikan geraman kesal dari Lio

“Putra Earl Sialan” geram Lio tertahan

Pagi hari tiba cahaya matahari mulai menyinari sinarnya membuat siapapun akan terusik

Lio berlari sekuat tenaga. Bisa-bisanya ia terlambat bangun dan teman sekamarnya tidak ada yang membangunkannya.

Dugghh

Tubuh Lio tersungkur kala menabrak sosok di depannya

“Sshhh”

“Gausah ngalangin bisa ga sih!”

Sosok itu mengernyit bingung. Seharusnya dirinya yang marah, tapi kenapa pria kecil di bawahnya yang marah

Lio mendongakkan kepalanya, seketika matanya membulat sempurna. Ahh– Dia tau sosok di depannya itu siapa!

“J-jayden” Lio mengutuk dirinya sendiri karena seketika gugup

Jayden mengangkat sebelah alisnya, ia pun mengulurkan tangannya mengisyaratkan agar Lio memegang tangannya

Lio dengan ragu menerima uluran tangan Jayden

“Jay” Jayden maupun Lio langsung menatap ke arah sumber suara

“Rhianna”

'Sial sial kenapa dia ada di sini'

'Mana waktunya ga tepat banget lagi'

'Kalau begini gue harus cepat-cepat pergi'

“A-nu saya terlambat memasuki kelas” Lio langsung berlari seraya bernafas lega

Brakk

Seluruh orang yang berada di dalam kelas terjengit, menatap datar sang pelaku yang sedang mengatur nafasnya

Saat Lio sadar semua pasang mata menatap nya ia hanya menyerngir, lalu melangkahkan kakinya ke kursi miliknya. Untung yang membimbing di kelas nya belum datang, jadi dia aman.









Tbc.


Maaf baru up!

Kalo ada typo tolong koreksi ya! Nanti aku segera perbaiki

Terimakasih dan maaf masih banyak kurangnya!

I Become A Character Who Can Change The StorylineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang