P 12

16.5K 1.8K 35
                                    

Ketiduran plisss

Voment!





Happy Reading!

Saat ini Lio berada di underground, tempat pembelajaran murid yang memasuki Potion Class.

Potion Class, sebenarnya tidak beda jauh dengan namanya. Membuat ramuan, meracik, mengenali segala bentuk bahan untuk membuat ramuan sesuai prosedur yang ada.

Lio melangkahkan kakinya menyelusuri sorcery garden secara perlahan. Ia juga mengedarkan pandangannya untuk mencari tanaman yang sesuai dengan buku prosedur

Sorcery Garden, sebuah taman yang berisi dengan berbagai tanaman untuk kegiatan praktek murid P'c. Bisa dibilang Sorcery Garden, dibuat khusus untuk mereka dan tidak sembarang murid dari kelas lain bisa memasuki taman tsb.

"Cichorium Intybus"

"Plumeria"

"Fuchsia"

"Saraca Asoca" gumam Lio yang secara bergantian melihat kearah buku dan berbagai tanaman didepannya

'Mana sih'

Lio mengsejajar dirinya dengan tanaman.

Puk

Bahu Lio tersentak kala sebuah tangan menepuk bahunya.

"Merasa kesulitan?" Lio mendongakkan kepalanya. Mengangguk dengan kaku

"Ikut aku" sosok itu mengulurkan tangannya yang langsung disambut cepat oleh Lio

Sosok itu membawa langkahnya dengan Lio yang berada dibelakangnya

"Plumeria" ucap sosok itu tiba-tiba seraya memberhentikan langkahnya

"Maaf?" Lio mengerjapkan matanya tidak mengerti maksud sosok dihadapannya

"Ini tanaman Plumeria" sosok itu tersenyum tipis ke arah Lio

'Mirip bunga kamboja'

'Tapi versi gaming'

Lio tersenyum lebar sehingga tercipta bulan sabit pada area matanya membuat sosok itu tertegun

"Terima kasih" ujar Lio

"Namamu?" cicit Lio yang masih terdengar

"Ester"

"Salam kenal! Aku Adelio" Ester mengangguk seraya tersenyum tipis

"Omong-omong tanaman lain yang kau cari tepat berada didepan sana"

"Sekali lagi terimakasih!" Lio langsung melangkahkan kakinya kearah tempat yang dimaksud oleh Ester

"Percepat dirimu Lio. Waktu sebentar lagi habis" ucap Ester meninggikan sedikit suaranya agar terdengar

"Oke!" seru Lio dari kejauhan

Ting!

"Waktu habis. Kalian bisa kembali ke dalam kelas!" ujar seorang perempuan dari kejauhan

Setelah semua murid kembali. Para pembimbing mengecek satu persatu tanaman mereka.

"Mise-en-Place!"

Mendengar seruan dari arah depan. Mereka semua langsung menyiapkan bahan & alat yang akan digunakan

"Kalian akan di ajari oleh kakak tingkat kalian. Sedangkan, kami mengawasi dari depan. Mengerti!"

"Mengerti Sir!"

Semua kakak tingkat yang ditugas untuk mengajari, sudah mulai beranjak memberi intruksi satu persatu

"Mirepoix- Fuchsia"

"Lakukan secara perlahan atau hasil kalian akan sangat berair"

"Brûler"

"Gunakan api kecil"

"Lakukan secara perlahan Adelio" ucap Ester berada tepat dihadapan Lio

"A-aku gugup" Ester terkekeh

"Tidak usah gugup. Anggap saja hanya ada aku disini"

Mendengar ucapan Ester, Lio menarik nafas perlahan.

"Terima kasih"

"Sama-sama" Ester mengusak surai Lio, lalu melangkahkan kakinya menjauh

"Fermenter"

"Tuangkan ke dalam wadah yang sudah disediakan"

"Gunakan sisa waktu kalian untuk mengecek hasil kalian masing-masing"

"Jika merasa kurang, kalian boleh bertanya sama kita selaku intruksi kalian"

Waktu terus berjalan dengan cepat, tidak memperdulikan para murid yang sedang kesusahan dan resah secara bersamaan

"Waktu habis!"

Dengan cepat semua murid memberhentikan aktivitas mereka

"Liquid of Stabilize l, berguna untuk menstabilkan mana yang kalian miliki"

"dan Liquid of Stabilize terbagi menjadi tiga tingkatan"

"Liquid of Stabilize l "

"Liquid of Stabilize ll"

"Liquid of Stabilize lll

"Semakin tinggi tingkatan yang kalian bikin, semakin tinggi juga efeknya"

Ting!

"Terima kasih atas kerja sama kalian. Kalian boleh kembali"

-

"Bagaimana kelas pertama mu?" ujar Xavier membuat Lio memberhentikan langkahnya

"Luar biasa! Terutama Sorcery Garden, bagus banget sir"

"Ah.. Dulu juga pas saya pertama kali masuk Sorcery Garden begitu takjub"

"Tapi jangan sekali-kalinya kamu menyelusuri daerah yang sudah diberi tanda, kecuali disuruh" lanjut Xavier

'Larangan adalah perintahkan?'

"Jangan coba-coba Lio.. atau kamu akan kehilangan nyawamu detik itu juga" ujar Xavier membuat membulatkan matanya

"Sir bisa baca pikiran ya!"

"Tidak. Aku hanya menebak dari raut wajahmu" Lio memutar bola matanya malas

'Semakin lu ngelarang, semakin gue penasaran sat'

"Bye sir!" Lio membawa kakinya beranjak menjauh

Xavier yang melihat tingkah Lio menggelengkan kepalanya lelah

Dasar remaja– pikirnya












Tbc.

Nenek apa yang jalannya loncat?

I Become A Character Who Can Change The StorylineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang