6

32 4 0
                                    

Kami sudah tidak tidur selama dua hari demi mempercepat kedatangan kami ke tempat tujuan. Aku tak masalah, karena aku memang bisa tidak tidur selama 7 hari berturut-turut. Kami hanya istirahat dua kali selama dua jam, yaitu saat pagi hari dan saat petang. Disaat istirahat dua jam itulah mereka mencuri-curi waktu untuk tidur, guna mengisi kembali stamina mereka.

Duke Arsen tak masalah, malah menyuruh mereka untuk tidur jika sempat. Kami agak terburu-buru karena pasukan yang ada di medan perang benar-benar kurang dan juga putra mahkota Rarente sudah sampai di sana lebih cepat satu hari. Maka dari itu, Duke Arsen juga terburu-buru.

Aku tidak tahu tinggal berapa jarak lagi yang tersisa sampai di medan perang. Yang jelas, Duke Arsen selalu menyemangati kami dan mengatakan bahwa sedikit lagi akan sampai, dan kita bisa beristirahat dan tidur setidaknya 1 hari penuh di sana.

Kabar buruknya, aku tidak melihat Limo dan juga Javid di antara lima ribu prajurit. Karena untuk apa mencari sampai ke belakang jika posisiku tetap harus di dekat Duke Arsen. Dan juga aku menyerah untuk mencari mereka berdua.

Lima ribu prajurit yang Duke Arsen bawa, sembilan ribu prajurit yang sudah ada di medan perang dan sisa tujuh ribu prajurit dari tim lain yang berbeda-beda. Dan kita akan melawan lebih dari 30 ribu prajurit kekaisaran Monio. Setidaknya satu orang harus membunuh dua orang prajurit musuh.

Informasi yang kudengar dari Duke Arsen sendiri, prajurit bayaran yang disewa kekaisaran Monio itu prajurit bayaran terkejam yang ada di seluruh negri. 1 prajurit bayaran setidaknya bisa membunuh setidaknya 25 orang prajurit, dan bayarannya pun juga tidak main mahalnya. Dan sialnya, mereka menyewa lebih dari 250 prajurit bayaran dan membawa 30 ribu pasukan sendiri.

Jumlah yang sangat gila, kepalaku sampai mengepul saking tidak bisa membayangkannya. Beribu-ribu orang akan terbunuh di medan lerang nanti. Akan kupastikan, aku akan memenuhi hasrat membunuhku juga nanti.

*************

Kami akhirnya sampai pada tempat yang kita tuju setelah menempuh perjalanan satu hari lagi. Istirahat pagi dan petang dipangkas dari yang dua jam menjadi hanya satu setengah jam. Dan aku masih dalam kondisi yang segar bugar seperti saat berangkat.

Medan perang tampak luas dan mengerikan di malam hari, kulihat di seberang nun jauh di sana. Terdapat cahaya-cahaya api obor dari pasukan kekaisaran Monio yang sedang bermalam. Kami sampai pada jam 8 malam di awal musim dingin.

Kami istirahat, makan secukupnya dan tidur secukupnya. Aku agak tenang karena sudah sampai di tempat yang kami tuju. Setidaknya di sini kami bersama dengan 9 ribu prajurit lain, putra mahkota, dan para jenderal-jenderal kepercayaan kerajaan.

Omong-omong tentang putra mahkota, aku tak pernah melihatnya secara langsung dan secara jelas. Aku agak penasaran dengan kemampuannya, dan juga dengan wajahnya yang dielu-elukan sebagai putra mahkota tertampan yang pernah ada di kerajaan Rarente.

Dan secara tiba-tiba saat aku bangun tidur pagi tadi di tenda kecil khusus untukku, aku diberi pesan oleh pengantar pesan dan dipercayai sebagai tangan kanan sementara tuan Duke Arsen. Duke Arsen termasuk dalam 12 jenderal perang pilar kerajaan Rarente.

Dan perang kali ini, terdapat 4 jenderal pilar dari 11 jenderal yang masih aktif ikut berperang sampai saat ini. Dan ayahku yang sudah meninggal termasuk dalam 12 jenderal perang pilar kerjaan Rarente.

Rarente adalah kerajaan besar yang menyatukan 4 kekaisaran sekaligus beratus-ratus tahun yang lalu. Tanahnya subur, di wilayah utara yang sekarang aku pijaki terdapat beberapa pertambangan emas dan perak yang masih aktif. Pantas saja Kekaisaran Monio menyerang utara Rarente dan mengerahkan 30ribu lebih prajurit beserta dengan 250 prajurit bayaran karena ingin mengambil alih tambah emas dan perak yang menggiurkan.

When The Moon Goes DownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang