Karena terlalu asyiknya aku mempelajari hal-hal baru di dunia ini. Aku malah lupa tugas utamaku sebelumnya. Yaitu mencari penyebab kenapa aku bisa berada di dunia ini. Apa pemicu yang menyebabkan aku bertukar tubuh?.
Apakah tubuhku sudah mati, atau apakah jiwa tubuh ini sudah mati?. Pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab sampai sekarang. Aku hanya butuh satu fakta, yaitu pemicu bertukarnya jiwa.
Hari ini pertama kalinya aku keluar dari asrama pelatihan militer. Aku sudah pindah asrama, dari pelatihan militer 3 menjadi pelatihan militer 2. Tempatnya pun lebih luas karena ditambahi berbagai arena. fasilitasnya pun sama saja seperti asrama pelatihan militer 3.
Di pelatihan militer 2, kami mempunyai seragam resmi prajurit yang bagus. total 5 setel yang kami dapatkan. 2 setel untuk musim semi, dan 2 setel untuk musim dingin dan 1 setel mantel tebal musim dingin. Jika ingin mendapatkan seragam lagi, harus membelinya memaka uang pribadi.
Saat pindah ke asrama baru, baru kusdari kalau aku tidak punya gaun cantik yang layak dipakai sebagai anak dari keluarga duke Alarie. Benar-benar menyedihkan. Jadi aku memakai gaun sederhanaku dan pergi ke perpustakaan yang ada di tengah kota untuk mencari petunjuk tentang tukar menukar jiwa, nasib atau tubuh.
Tidak ada petunjuk apapun di sini. Aku sudah mengelilingi perpustakaan selama 3 hari, dari perpustakaan buka sampai tutup, tapi tidak ada buku yang berisi petunjuk sihir atau hal ajaib lainnya.
Oh satu hal yang membuatku takjub, ternyata dunia ini punya naga. Kerangka naga besar yang beratus-ratus kali lipat dariku dipajang di lobi perpustakaan. Tapi sayang sekali, naga itu sudah punah beberapa ratus tahun yang lalu. Dan ini adalah kerangka naga terakhir yang hidup dan dirawat di istana Rarente.
Tidak diketahui apa penyebab musnahnya naga secara misterius. Yah walaupun agak sedikit kecewa, setidaknya aku sudah pernah melihat kerangka naga asli.
Malam hari ketiga aku harus pulang dengan tangan kosong. Aku kembali ke asramaku yang masih sepi, hanya ada beberapa prajurit di sini. Karena ini masih masuk hari libur dan kembali ke keluarga. Sedangkan aku tidak punya ingatan tempatku tinggal, di mana aku pulang setiap hari libur.
Yang kudengar dari Limo, bahwa sepertinya setiap hari libur aku memang tak pernah kembali ke rumah.
Kudengar, perpustakaan yang ada di istana lebih besar dua kali lipat dari perpustakaan yang ada di kota. Juga, koleksi buku-bukunya berkali-kali lipat lebih banyak dari yang ada di kota. Semua buku langka, ada di sana. Jadi kemungkinan aku harus ke istana dan mencari sumber dari sana.
Di istana juga terdapat para cendekiawan-cendekiawan yang juga mempelajari dan meneliti ilmu-ilmu yang ada di dunia ini. Ah kuingat-ingat istana timur tempat para cendekiawan jenius itu tinggal. Sedangkan keluarga kerajaan, tinggal di istana utama.
Aku tidak bisa membayangkan seberapa luas istana Rarente. Karena aku tidak biasa tinggal dan melihat hal-hal yang besar dan mewah. Yah mengingat naga terakhir tinggal di sana berarti, istana itu benar-benar sangat besar.
Tapi, bagaimana caraku ke istana dan menyusup ke perpustakaannya. Aku datang dengan damai dan tidak ingin mencari masalah, hanya ingin mengintip perpustakaan istana. Kalau datang secara menyusup, sama saja cari mati dan terkesan ingin mencuri sesuatu.
Untuk mencari buku, aku butuh keadaan yang tenang, tidak dicurigai dan tidak terburu-buru seperti saat aku datang ke perpustakaan kota.
Asrama tampak gelap, hanya diterangi oleh obor dan juga lampu minyak. Aku masih belum terbiasa dengan keadaan yang tertinggal jauh dari kata modern. Kudengar, hanya istana yang saat ini mempunyai pasokan listrik. Karena listrik baru ditemukan beberapa tahun yang lalu. Jadi, lampu masih hal yang sangat tabu di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
When The Moon Goes Down
FantasyNamanya sendiri tak ia ingat, ia hanya tahu bahwa ia adalah seorang mantan pembunuh bayaran yang lahir dari rahim seorang mantan pelacur yang sekarang menjadi seorang penjudi dan pemabuk. Berhenti dari pekerjaannya yang menjijikkan dan hina, bermaks...