Aku sudah mendapatkan kertas yang berupa dokumen yang tentu saja sudah diberi cap kerajaan bahwa aku diizinkan untuk menginap di sini sementara dan diperbolehkan mengunjungi perpustakaan besar Istana. Dokumen ini hanya untuk jaga-jaga saja jika ada sesuatu yang tidak mengenakkan terjadi di lingkungan Istana.
Kamarku berpindah, dari yang tadinya di timur dekat dengan para cendekiawan menjadi di Istana utama. Karena aku merupakan tamu kehormatan Istana.
Bangganya diriku.
Sekarang, karena aku tinggal di Istana aku juga harus membeli beberapa gaun cantik yang cocok untuk tinggal di sini. Karena lihat saja mereka, bahkan para pakaian pelayannya pun lebih cantik dari yang kuduga.
Sebagai anggota keluarga Alarie, aku tidak boleh mencoreng nama baiknya di hadapan keluarga Istana. Apalagi aku adalah bangsawan, kalau pakaianku tidak seperti kebanyakan bangsawan lainnya bisa-bisa aku dicap sebagai bangsawan yang sudah melarat dan tak tahu diri yang tinggal di lingkungan Istana.
Tapi, sisi negatifnya juga ada. Aku jadi akan lebih sering bertemu ibu tiriku dan juga akan lebih sering bertemu dengan Putra Mahkota yang seperti anak anjing husky jika bertemu denganku.
Tahan, tahan saja. Sebisa mungkin untuk menghindar. Jika sudah mendapatkan buku yang aku cari aku akan langsung keluar dari sini.
Tadi, aku sempat berbicara dengan Duke Arsen. Melihat kemampuanku, aku dapat dengan mudah untuk menuju sekolah militer tingkat satu. Ia sudah mengurus segalanya dan kemungkinan saat memasuki musim hangat nanti aku akan dapat langsung melanjutkan di sekolah militer tingkat satu.
Tapi, agar bisa langsung melanjutkannya, aku harus menyelesaikan tugas-tugas kecil di sekolah militer tingkat dua dalam beberapa minggu.
Senjataku telah dikembalikan, termasuk pedang, belati dan juga beberapa kunai. Dari ke-11 kunai yang masih utuh, hanya 3 kunai yang ketemu dan tidak ada kunai dengan ukiran bunga kesukaanku. Entah kemana ia, aku tak tahu. Padahal sangat disayangkan jika yang ukiran bunga yang hilang.
Jadi, sebaiknya aku memesan beberapa kunai dengan ukiran bunga lagi yang cantik.
*********
Nah, aku pulang hampir tengah malam karena sibuk berkeliling kota terutama mengelilingi pasar-pasar yang ada di kota. Aku sudah lama tak menikmati hidup yang sepantasnya setiba di sini, jadi setelah aku memesan senjataku aku pergi ke toko pakaian, memesan beberapa lembar pakaian dan mengukur tubuhku.
Dan selanjutnya entah kenapa menurutku ini hal yang sangat wajib jika mengunjungi Istana dan hal yang wajib bagi para bangsawan, yaitu membeli beberapa perhiasan atau pernak-pernik. Karena sangat banyak perhiasan berbagai bentuk, jenis dan warna yang dijual aku jadi bingung memilihnya. Makanya aku menghabiskan waktu yang sangat lama di toko ini.
Dan yang mengejutkan adalah, 1 perhiasan sangat mahal bisa memberi makan hingga 200 orang, itupun yang paling murah. Dan akhirnya, akupun hanya membeli beberapa buah karena aku setidaknya harus tahu diri, semua uang ini bukan milikku.
Lalu, karena aku berniat untuk menikmati hidup jadilah aku pergi ke toko kue dan mencicipi berbagai macam kue manis yang membuat hatiku senang. Aku tidak menyangka ada kue seenak ini di dunia, yang menciptakannya pasti masuk surga karena membuat banyak orang bahagia karena merasakan manisnya.
Dan sebagian besar waktuku dihabiskan oleh makan. Jajanan kaki lima juga tak kalah enaknya, apalagi di cuaca yang sangat dingin ini banyak pedagang yang menjual berbagai macam makanan hangat yang menggugah selera.
Lalu aku pulang dengan barang belanjaan yang memenuhi lenganku dan juga perut yang kenyang.
Padahal rencana awalku adalah berbelanja secukupnya dan langsung pergi ke perpustakaan. Tapi tak apa, perpustakaan tidak akan pergi kemana-mana dan juga kapan lagi aku menikmati hidup sesukaku seperti ini kan.
KAMU SEDANG MEMBACA
When The Moon Goes Down
FantasyNamanya sendiri tak ia ingat, ia hanya tahu bahwa ia adalah seorang mantan pembunuh bayaran yang lahir dari rahim seorang mantan pelacur yang sekarang menjadi seorang penjudi dan pemabuk. Berhenti dari pekerjaannya yang menjijikkan dan hina, bermaks...