SMA Negeri 1 Lotus.
Namaku Agnus castus, aku adalah seseorang dengan kepribadian introvet. Walaupun begitu, aku bukanlah orang yang tidak bisa bersosialisasi.
Aku selalu berangkat ke sekolah pagi-pagi, dan duduk di depan meja tempat dudukku. Biasanya aku akan sibuk dengan hp-ku (Smartphone). Tentunya aku membaca manga, karena itu adalah hobiku.
Oh iya, jangan menganggap remeh orang yang suka membaca, terlepas dari apa yang dibacanya. Karena walaupun itu hanya sebuah cerita, fiksi ataupun nonfiksi, itu tetaplah menggambarkan sebuah kehidupan. Di sana ada sesuatu yang tersurat, ataupun tersirat. Begitulah pendapatku.
"Hei Agnus, boleh aku nyontek PR punyamu? Aku lupa ngerjain punyaku". Kata seorang laki-laki yang terlihat sangat bersemangat sambil menepuk punggungku. Ya, namanya adalah Thyme.
"Ogah, bodo amat sama elu". Kataku dengan ekspresi agak sebel.
"Heeh~, padahal ini PR dari guru BK loh".
"Salahmu sendiri, padahal kan sudah dikasih waktu seminggu".
"Yah, lebih baik aku mencari orang lain saja. Siapa tahu aku bisa bertemu dengan gadis cantik". Kata thyme dengan wajah tersenyum.Sebenarnya aku tahu, kalau dia memang orang yang seperti itu, orang yang mudah bergaul dengan siapapun. Jadi aku yakin, kalau dia hanya bercanda denganku. Walaupun bagiku, kebohongan seperti itu bukanlah hal yang baik, karena yang namanya kebohongan tetaplah kebohongan. Sekalipun itu agar orang lain tertawa.
Ting...Ting...~
Suara lonceng tanda pelajaran akan dimulai."Yah, sepertinya tidak sempat lagi, sebaiknya aku menyiapkan mental untuk menerima hukuman dari guru BK". Kata thyme tanpa ada perasaan cemas sedikitpun.
Cukup aneh jika dia serius mengatakannya, karena ekspresinya yang seakan-akan mengatakan tidak terjadi apa-apa. Seperti seseorang yang selalu menyembunyikan apa yang dideritanya.
"Anak-anak, tolong kumpul PR yang Ibu berikan kemarin". Kata bu guru BK yang baru saja masuk ke kelas. Kemudian satu persatu para murid mulai mengumpulkan buku tugas mereka.
"Hmm... Thyme!, Di mana buku tugasmu? Kata bu guru BK sambil melihat ke arah Thyme.
"Ahaha~ aku lupa mengerjakannya". Kata thyme dengan tawa cengeng.
"Hah~"hela nafas Bu guru.
"Sudahlah, kau akan ikut denganku ke ruang BK setelah istirahat nanti".
"Iya Bu, tapi tolong hukumannya diringankan ya". Balas Thyme.
"Kau tidak berhak meminta". Kata Bu guru dengan cuek sambil membuka buku. Thyme hanya tersenyum, entah apa yang dipikirkannya.Aku tidak menyangka kalau dia serius melupakan pr-nya. Dia benar-benar hebat dalam membuat akting, dan harus kuakui dia itu tidak tahu malu.
***
Akhirnya waktu istirahat tiba. Karena aku tidak suka dengan keramaian, jadi setelah istirahat aku akan pergi ke belakang gedung sekolah. Duduk seorang diri di bawah pohon besar. Sambil melihat keramaian para murid dari kejauhan.
"Dunia ini terlihat begitu indah dan menyenangkan, namun ada kesengsaraan dan kekejaman dibaliknya". Gumamku seorang diri.
"Sepertinya kau tahu tentang kenyataan dunia ini". Suara seorang gadis yang terdengar dari balik pohon besar.
"Siapa kau?!". Suaraku dengan nada dan sikap yang sedikit siaga sambil berbalik ke arah pohon.
Kemudian gadis itu menunjukkan wajahnya.
"Bukankah tidak sopan menanyakan nama seseorang tanpa memperkenalkan dirimu dulu?"."... Maaf, namaku Agnus Castus. Murid dari kelas 2 F".
"Sepertinya kau itu tipe orang yang bisa diajak bicara ya". Sahut gadis itu.
"Namaku white Azalea, murid dari kelas 2 A. Kau bisa memanggilku Azalea". Lanjutnya sambil tersenyum padaku.
"Jadi, bagaimana menurutmu tentang dunia ini?". Tanyanya padaku dengan ekspresi yang berubah menjadi serius.
"Bagiku, dunia itu sendiri adalah sebuah misteri yang tidak pernah terpecahkan. Sebuah negeri kesengsaraan, di mana kita harus berusaha dan bersabar hanya untuk suatu tujuan. Negeri yang penuh tipuan dan permainan, yang akan kita tinggalkan suatu saat nanti. Namun anehnya, setiap orang berusaha mendapatkan kebohongan itu dengan cara apapun. Padahal itu hanya kebohongan yang hanya indah di depan mata". Kataku sambil memandang langit.
"Haah. Sungguh orang-orang bodoh yang hanya bisa membuat masalah". Lanjutku lagi dengan menundukkan kepala.
"Begitu ya, kalau menurutku sih dunia itu simpel. Kau hanya perlu melakukan apa yang kau inginkan. Tanpa peduli apa yang dilakukan orang lain, karena hukum kausalitas tidak pernah berubah kan?". Jawab azalea dengan posisi sedikit maju dari depanku. Dia tersenyum seperti tuan Putri yang bisa membuat siapapun jatuh cinta padanya. Untuk sesaat, aku merasa dia begitu anggun.
Kemudian aku tersenyum dengan menundukkan kepala. "Ya, kau benar. Hukum kausal tidak pernah berubah".
"Dunia akan tetap sama, apapun yang terjadi. Yang berubah hanya orang-orangnya saja. Makanya nikmatilah hidupmu!". Lanjut azalea lagi.
"Aku hargai pendapatmu. Awalnya kupikir kau itu orang seperti mereka, yang punya tujuan hidup". Kataku dengan cukup puas.
"Jadi... Ehehehe. Berapa kau akan menghargai pendapatku? Apa kau akan membelinya dengan 1000 coil (mata uang di dunia ini)? Kata Azalea dengan senyum liciknya.
Aku kaget dan bilang, "apa?!, Apa kau ingin memeras ku? 1000 coil itu cukup untuk makan di kantin selama seminggu!"
"Tenang saja, aku terima kredit kok". Jawabnya dengan senyum polos.
"Bisa-bisanya kau membuat wajah itu sambil mengatakan hal yang bisa membuat orang lain dalam masalah".
"Hahaha~, aku hanya bercanda kok. Bagaimana kalau kau traktir aku makan di kantin?".
"Hadeh, ujung-ujungnya kau tetap ingin aku bayarkan?".
"Tidak kok, kali ini aku serius".
"... Baiklah, karena kau sudah menghiburku". Aku mengatakannya sambil berjalan.
"Ehe, terima kasih ya Agnus". Kata azalea dengan mulai berjalan di belakangku.
Saat aku di tengah jalan menuju kantin, tiba-tiba aku melihat wajah yang tidak asing bagiku. Aku pun berhenti sejenak.
"Ada apa? Tanya Azalea padaku.
"Tidak..., Tidak ada apa-apa kok".
Jawabku.