02

552 46 3
                                    

Happy reading...


Jika takdir itu memang ada, maka mau tidak mau Taeyong harus mempercayainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika takdir itu memang ada, maka mau tidak mau Taeyong harus mempercayainya. Untuk kali ini saja setidaknya. Taeyong sempat kehilangan jejak pria itu pada awalnya, tapi dengan indra penciumannya yang tajam, Taeyong bisa dengan mudah mengikuti pria tersebut dari sisa aroma tubuhnya yang tertinggal di udara.

Ya, mungkin terdengar aneh dan tidak masuk akal. Tapi Taeyong memang memiliki kelebihan pada indra penciumannya yang super sensitif. Memang lebih banyak sisi negatifnya, tapi kemampuan tersebut juga sangat berguna pada saat-saat seperti sekarang.

Setelah dengan susah payah menerobos kerumunan orang-orang, Taeyong akhirnya bisa menemukan tempat pemberhentian pria tersebut. Di mana pria itu masuk ke dalam sebuah kedai kopi yang kebetulan juga sedang Taeyong cari-cari yaitu Storybook Cafe.

Seperti yang dikatakan kakaknya, kafe itu terletak di pojok jalan. Tidak besar, tapi juga tidak bisa dibilang kecil. Ada sekitar sepuluh meja di dalam, masing-masing dengan kursi yang bisa menampung empat orang. Semua furniture terbuat dari kayu. Dan seperti kedai kopi lainya, tempat itu juga identik dengan sebuah jendela kaca yang ada di beberapa sudut bangunan. Sungguh khas sekali dengan sebuah coffe shop bukan?

Masuk ke dalam, ada sebuah dinding dengan sekat-sekat yang membatasi setiap meja. Dinding-dinding itu ditutupi oleh rak-rak buku dengan sepuluh tema berbeda. Sesuai dengan jumlah meja yang terdapat di sana. Entah itu komedi, thriller, fantasi, horor, romance, politik, hukum, detektif, filsafat, maupun sejarah. Semua dari pengarang-pengarang terkenal.

Khusus di sudut ruangan, terdapat satu meja yang hanya memiliki dua kursi yang tampak sedikit sempit, tapi dengan jendela mungil di bagian dindingnya yang kosong. Taeyong merasa yakin tempat itu bukanlah spot favorit. Karena pemandangan yang bisa dilihat dari sana pun bukanlah sesuatu yang menyejukkan mata. Hanya lautan manusia yang berlalu-lalang tanpa henti dengan tujuan yang berbeda setiap harinya.

Di sisi lain ruangan, terdapat satu meja kayu panjang untuk pemesanan take away, dengan dinding yang ditutupi oleh papan tulis hitam dan di penuhi coretan daftar menu yang di tulis dengan kapur, baik untuk makanan atau pun minuman. Cukup menakjubkan untuk sebuah kedai kopi yang baru di buka dan dengan kapasitas tempat yang sedang-sedang saja.

Ada satu orang pelayan pria yang berdiri untuk menyambut para calon pembeli di pintu masuk, satu orang kasir, dan dua orang lainya yang sepertinya ditugaskan untuk melayani pembeli yang makan di sana. Nama Storybook Cafe di pajang meliuk-liuk secara besar-besaran di atas papan menu.

Puluhan kantong kertas berisi biji kopi dalam berbagai jenis disusun secara menarik di depan meja kayu panjang tersebut, dan di beri label SALE yang hanya Taeyong lewati tanpa melirik sedikit pun. Mengingat dirinya bukanlah seorang penggemar kopi seperti kebanyakan orang.

COFFEE PRINCE (Jaeyong) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang