6 | senyuman semanis coklat

53 54 5
                                    

Indah di pandang, sakit di rasakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Indah di pandang, sakit di rasakan.

-Raya Dewantara.

•••


"Gosah banyak nanya, pake tuh sepatu." Titah Raya tak ingin di bantah. Tentu saja Gerald langsung menurut dan bergegas memakainya.

"Kenapa? Belum di jemput?" Suara serak Gerald terdengar.

"Bukan. Lebih tepatnya ban kempes di dekat warung mbak Ijah," jelasnya pada laki-laki tersebut, yang langsung di beri anggukan oleh Gerald.

"Sekalian aja, ayo." Ajaknya berjalan pulang.

Warung tersebut hanya berbeda satu rumah dari rumah Gerald. Maka dari itu ia mengajak Raya berjalan bersama. Toh, perempuan itu juga tidak menolak.

Di tengah perjalanan mereka banyak berbincang-bincang. Ternyata dugaan Raya salah. Ia pikir Gerald begitu dingin dan kaku, tetapi setelah berbicara lebih banyak, laki-laki itu penuh dengan kesederhanaan dan banyak cerita seru yang di ceritakan Gerald padanya. Raya benar-benar menyukai hal tersebut.

Mereka tertawa dengan hangat seraya tersenyum lebar penuh kebahagiaan. Seperti dunia hanya milik mereka berdua tanpa memikirkan masalah yang akan datang menjemputnya.

Senyuman manis itu membuat hati Raya menjadi hangat. Ia suka melihat Gerald tersenyum seperti itu, namun senyuman Gerald penuh dengan luka dan lara terlihat jelas di Indra penglihatan Raya.

Satu hal yang Raya dewantara sadari. Bahwa tidak ada salahnya menjadi tempat cerita bagi seseorang, sebab semua itu akan terbayar lunas saat melihat senyuman manis yang orang itu berikan untukmu.

Senyuman tulus itu berharga.

Tidak bisa di beli ataupun di tukar dengan sesuatu hal. Buatlah seseorang tersenyum, maka kamu akan ikut bahagia ketika melihatnya.

"Hati-hati di jalan, Ray." Ujarnya tersenyum kecil.

Raya melambaikan tangannya kepada Gerald, "ga bakal ke sandung batu kok. Babay," pamitnya di seliri kekehan kecil.

Laki-laki itupun ikut tertawa kecil mendengarnya. Raya sungguh membuat harinya yang begitu suram menjadi lebih berwarna. Tetapi hanya bisa menikmatinya separuh waktu dalam tiga puluh menit, walaupun begitu Gerald senang bisa berbicara dengan gadis itu seluas tanpa ada orang sekitar yang peduli.

Keduanya pun berpisah. Gerald masuk ke dalam rumahnya dan Raya melanjutkan perjalanan tak jauh dari sana. Bahkan mobilnya pun sudah nampak terlihat di hujung jalan sana.

ʕ⁠´⁠•⁠ᴥ⁠•⁠'⁠ʔ

Plak!

Satu tamparan mendarat mulus di pipi kanan Gerald. Sepulang sekolah laki-laki itu terpaksa harus bekerja paruh waktu sebab ayahnya memaksa dirinya untuk mencari uang.

Semula karung berat yang begitu berat di atas punggung belakang, kini tergeletak di lantai ruangan tengah sang pemilik. Wanita paruh baya itu menatap tajam Gerald penuh amarah karena beras miliknya terhambur begitu saja, bukan di tempat yang seharusnya.

"Saya tidak mau tahu, pokoknya kamu harus ganti rugi!" Wanita itu menunjuk karung beras dan Gerald secara bergantian.

"Maaf, buk. Saya tidak sengaja menjatuhkannya karena tersandung anak tangga kecil," jelas Gerald dengan nada memohon.

Wanita itu tidak menghiraukan perkataan Gerald. Terus saja menyalahkan Gerald sebab berasnya terhambur. Wanita tersebut juga menelpon bos Gerald karena tidak bisa ganti rugi dan hanya bisa memohon sambil minta maaf. Alhasil hari ini ia tidak mendapatkan gaji.

Jika bukan karena kaki kanannya masih sakit. Ia tidak akan melakukan kesalahan seperti barusan.

Devan sungguh kejam!

Meminta anaknya hanya untuk mendapatkan uang, lalu menghabiskannya dengan berjudi. Padahal seragam sekolah anaknya saja belum sempat terganti.

Setiba di rumah langsung di minta bekerja dan di usir begitu saja tanpa mau mendengarkan penjelasan Gerald.

Laki-laki itu berteriak di depan ambang pintu yang tertutup seraya mengatakan bahwa tidak bisa bekerja karena kakinya sakit. Namun Devan adalah Devan, pria itu tidak peduli dengan keluhan yang anaknya berikan kecuali uang.

Pria gila harta itu benar-benar tidak peduli dengan anaknya. Sekarang Gerald takut pulang ke rumah sebelum mendapatkan uang.

Tidak apa jika hanya ada sepuluh atau dua puluh ribu. Kalau sampai kosong, sudah di pastikan dirinya akan mendapatkan hadiah dari ayah tercinta.

•••

Segini dulu ygy, nanti mommy lanjut😇

Yasudahlah!

NEXT!

Gerald vernando | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang