•••
Seorang laki-laki kurus nan tinggi, dengan pakaian seorang pasien rumah sakit kini duduk sendirian di taman rumah sakit.
Kakinya sedikit terkena sinar matahari yang kian terik panasnya, beserta hawa panas yang menerpa.
Menghirup udara lebih banyak dari biasanya, lalu membuangnya dari mulutnya. Bibir tebal itu masih saja terlihat pucat.
Matanya terus saja menatap ke arah langit yang begitu nyaman di pandang. Awan biru dengan putih bergumpal itu, begitu menusuk indra penglihatan Gerald.
Laki-laki itu tidak mendengarkan kata seorang pria tua, yang mana beliau mengatakan, 'kita melihat awan dari bawah begitu indah, namun jika dilihat dari atas, tidak seindah itu.' di sambung dengan kata lain yang pria tua berkisaran usia lima puluh tahun itu ucapkan, 'langit itu memang nyaman di pandang, tapi jika kamu melihatnya sekarang dan terlalu lama, kamu akan bisa kehilangan penglihatan untuk selama-lamanya.' Gerald mengerti maksud sang pria tua itu, tetapi ia mengabaikannya.
Sejak dulu, Gerald selalu berandai-andai untuk menjadi seorang burung yang bisa terbang bebas dengan nyaman. Bukan berada dalam sangkar setiap hari. Ingin mengepakkan sayapnya untuk merasakan terbang sesuka hati tanpa ada yang mengenali.
Jika sekarang ia akan buta hanya karena melihat langit, tidak ada yang akan peduli. Tapi jika di pikir-pikir, itu terlalu lucu.
Senyuman kecil dari Gerald mengembang, membayangkan bagaimana jadinya jika dia benar-benar buta, hanya karena melihat langit? Sungguh tidak masuk akal.
Hal itu tidak bertahan lama, sesaat mengalihkan pandangan ke pahanya. Yang mana disana sudah ada satu kertas HVS dengan pulpen bertinta biru melekat di tangan kanannya.
Beberapa kata yang hanya bisa laki-laki itu tulis. Menatap dalam, satu persatu kalimat yang tersusun dengan rapi.
Memikirkan bagaimana kelanjutannya untuk menuliskan perasaannya sekarang.
Sejujurnya, hari ini adalah hari yang paling membahagiakan bagi seorang Gerald Vernando. Bagaimana tidak? Hatinya begitu senang, seperti ada kupu-kupu yang berterbangan didalam perutnya.
Jantung berdetak kian meningkat dengan sendirinya, ikut serta menyelimuti seluruh tubuhnya. Pikirannya terus saja mengingat seorang gadis mungil berbadan pendek dengan wajah yang begitu cantik. Rambut yang terurai, alis yang tebal, hidung nan pesek, pupil mata lebar, dengan bibir tebal mempesona berwarna merah muda, itu mampu membuatnya sedikit gila.
Ya, laki-laki itu sedang jatuh cinta untuk yang pertama kalinya. Entah sejak kapan ia jatuh cinta pada gadis imut nan lucu itu? Rasanya begitu aneh, senang, bahagia, terharu, dan juga khawatir menjadi satu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gerald vernando | END
Short Story[Cerita kedua mommy!] "Senyuman palsu itu, ternyata unik." ─────────────────────────── Start: 28/April/2023 End: 18/Mei/2023