13 | rencananya

48 43 6
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Mereka gak capek apa, buat onar setiap hari tanpa ada rasa mau berhenti."

Duduk diambang pintu kelas menatap lurus ke arah alam dan teman-temannya yang sedang memalak adek kelas. Uang mereka lebih banyak daripada orang tersebut, tapi kenapa masih memalak seperti tidak memiliki uang sama sekali? Geng itu benar-benar membuat Raya muak melihatnya.

Rara yang diajak bicara hanya diam, tidak menjawab sama sekali. Gadis itu lebih sering melihat perlakuan yang lebih buruk daripada hanya memalak.

Masalah dirinya dengan sang kekasih sudah terselesaikan, tinggal masalah dirinya dengan Gerald yang belum. Mungkin jika Rara bertemu dengannya lagi, ia akan meminta maaf secara langsung, alih-alih meminta maaf lewat ponselnya.

"Nanti kamu ke rumah sakit lagi, Ray?" tanyanya menoleh ke arah temannya yang duduk di sebelahnya.

"Pengennya sih begitu, Ra. Tapi nanti pulang sekolah, aku ada kerja kelompok sama Raja." ungkap Raya dengan menampakkan wajah datarnya.

"Emangnya kenapa?" tanyanya balik.

"Pengen ikut, sekalian liat ayang." Alibi Rara membuat temannya itu ber-oh paham.

Kemudian Raya tersenyum simpul setelahnya. "Kamu beruntung banget, punya pacar sebaik Kevin." gumam gadis itu seadanya.

"Siapa yang beruntung?" Itu suara Raja yang baru saja ikut duduk di samping Raya.

Tentu saja kedua gadis itu sontak menoleh ke arah laki-laki tersebut. Raya terkejut sebab Raja duduk tepat disampingnya, sedangkan Rara memutar bola matanya malas.

"Aku pen ke kantin aja lah, malas ada Raja jadi-jadian." Kata Rara, gadis itu langsung bangkit dari duduknya yang menyisakan kedua remaja berbeda jenis tersebut diambang pintu kelas berduaan.

"Kamu tau Gerald kenapa ga masuk sekolah?"

Pertanyaan yang dilontarkan Raja berhasil membuat gadis itu menatap tajam sang lawan. Beberapa saat kemudian dia membuang nafas beratnya.

Raja masih menatapnya intens dan juga penasaran dengan jawaban dari Raya. Laki-laki itu merasa akhir-akhir ini, Raya tidak terlalu mengejar-ngejarnya lagi, seperti sudah tidak menyukainya. Hal itu benar-benar membuat Raja tidak tenang, padahal biasanya dialah yang malas berurusan dengan gadis itu.

"Dia masuk rumah sakit." Hanya itu yang bisa Raya beberkan kepada Raja.

Raya juga sudah memberitahukan kebenarannya pada wali kelas, dan meminta untuk tidak memberitahu kepada siapapun tentang hal ini. Jadi siapapun guru yang masuk ke dalam kelas, tidak akan ada yang bertanya tentang alasan Gerald tidak masuk sekolah.

Gerald vernando | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang