•••
Mentari pagi hari menyilaukan mata indah milik seorang laki-laki yang tidur begitu pulas dengan mata tertutup sungguh rapat.
Angin pagi berhembus kecil memasuki celah jendela, membuat tirai berwarna putih itu bergerak mengikuti alur angin membawanya.
Aroma masakan seseorang tercium begitu sedapnya dalam Indra penciuman Gerald. Membuat dirinya sedikit terusik, namun juga menikmati rasanya.
Perlahan namun pasti, kedua matanya terbuka setelah menggeliat sesukanya. Membenarkan posisi menjadi duduk sembari menatap sekeliling ruangan bernuansa biru malam yang di taburi beberapa bintang kecil terbuat dari kertas origami, yang menempel pada langit-langit kamar.
"Aku dimana ini?" gumam Gerald.
Mengingat kembali kejadian semalam yang membuat dirinya kehilangan kesadaran dan berakhir di ruangan yang begitu indah dan nyaman, lagi wangi yang menyegarkan indra penciuman.
Ingin beranjak dari kasur empuk itu, Gerald tersentak kaget melihat dirinya yang tanpa pakaian seragamnya.
Menoleh ke kiri dan kanan, mencari keberadaan seragam sekolahnya. Melirik arah jarum jam yang sudah hampir berdetak lagi menuju angka sembilan pagi.
"Ya, tuhan. Aku harus pergi ke sekolah," ucapnya dengan panik.
Refleks saja laki-laki itu bangkit dari duduknya dan tersingkir lah selimut tebal.
Dirinya langsung berhadapan dengan cermin bundar berukuran sedang yang menggantung di depannya, menampakkan seorang laki-laki yang hanya memakai pakaian dalam berwarna hitam pekat.
Mata Gerald membulat sempurna, bersamaan dengan seorang gadis cantik yang masih memakai baju piyama berwarna biru muda bertekstur lembut, halus, dan licin.
"Geral-," panggilannya terhenti ketika melihat laki-laki itu menatapnya dengan horor seraya menyelimuti bagian bawah perutnya yang begitu sixpack, lalu menariknya sampai lehernya.
Raya meneguk saliva kasar. "Sial, kenapa aku masuk tadi!" Gerutunya dalam hati.
"Ma-masuk aja, Ray. " ucap Gerald gugup.
Mendengar itu Raya berbalik badan sembari tersenyum canggung menatap Gerald.
Raya membawa nampan nasi goreng dan juga air hangat untuk laki-laki yang bisa di sebut teman satu kelasnya. Meletakkannya di atas nakas samping kasur.
Gadis itu menarik kursi kecil menghadap Gerald yang sudah duduk kembali ke tepi kasurnya.
"Kenapa aku ada di sini? Harusnya kita masuk sekolah, juga, kan?" Tanya Gerald.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gerald vernando | END
Short Story[Cerita kedua mommy!] "Senyuman palsu itu, ternyata unik." ─────────────────────────── Start: 28/April/2023 End: 18/Mei/2023