Bagian 04: Tawaran Satu Kelompok

11 4 0
                                    

Kalila berjalan seperti biasa di koridor menuju kelasnya. Tadi Juan mengantarkannya menuju sekolah karena dia butuh tebengan. Sebenarnya Kalila bisa saja pergi sendiri, cuma karena sudah menunggu agak lama dan kebetulan Juan lewat sambil menawarkan tebengan, akhirnya dia terima. Tangan sebelah kanannya memegang kantong kresek berisi roti dan minum pemberian Juan. Tadi mereka sudah sama-sama terburu-buru, makanya hanya sempat membeli roti dan minum saja. Ya walaupun Kalila bisa membeli sendiri di kantin sekolah. Lagipula Kalila jarang sarapan, karena biasanya ibunya pagi-pagi baru pulang dan tidak menyediakan makanan, dirinya pun tidak punya banyak waktu di pagi hari untuk menyiapkan sarapan. Paling saat pulang sekolah atau saat makan malam baru tersedia makanan karena ibunya memasak.

Dia masuk ke kelas sambil menunduk. Pandangan tak enak dilayangkan ke arahnya. Gosip mengenai keluarganya memang sudah lama tersebar sana sini, termasuk kabar dirinya anak haram. Kalila pun tak pernah membantah atau melawan saat dirinya terkadang kena perundungan dari teman-temannya. Dari dulu Kalila hanya diam, dia tak punya alasan apapun untuk melawan, mereka memang benar. Alasan Kalila bertahan adalah beasiswanya di SMA ini. Selain karena Kalila hanya perlu membayar setengah dari SPP yang diminta sekolah itu juga karena jika dia berhasil mempertahankan beasiswanya maka dia bisa masuk universitas bagus dengan predikat yang diraih sekolah bertahun-tahun. Dan setelah itu lulus mendapat kerjaan dengan mudah karena nama sekolahnya. Tidak dapat dibantah bahwa SMA Tunas Bangsa mencetak anak bangsa yang lulus dan punya masa depan gemilang. Maka Kalila harus jadi salah satu dari alumni SMA Tunas Bangsa yang dapat membanggakan.

Tiba-tiba kelas riuh, Kalila tebak pastilah yang menyebabkan hal tersebut adalah Abyan Wicaksana. Anak lelaki itu satu-satunya pewaris yang dimiliki keluarga Wicaksana, anak emas. Keluarga itu juga salah satu donatur besar bagi sekolah. Lelaki itu ramah, bahkan pada Kalila yang tidak punya teman sama sekali.

Abyan duduk di seberang Kalila. Dia menyapa Kalila sambil tersenyum. Kalila hanya balas tersenyum pada Abyan. Lelaki ini terkadang menganggu Kalila. Misalnya suka mengajak Kalila ke kantin bersama, padahal harusnya lelaki itu tahu, bahwa tindakannya membawa malapetaka bagi Kalila, Kalila bisa dilabrak banyak orang di hari yang sama setelah pergi ke kantin bersama Abyan. Atau misalnya menguntit Kalila pergi ke perpustakaan dan beralasan minta diajari beberapa soal kimia, padahal Kalila tahu Abyan sangat cinta kimia lebih dari pelajaran apapun, untuk apa lelaki itu meminta Kalila mengajarinya kimia? Abyan itu pintar, jika Kalila ada di nomor satu rangking kelas maka Abyan nomor duanya. Atau kadang Abyan suka sekali menyuruh Kalila untuk menontonnya main basket atau hadir ke turnamen basketnya. Gangguan-gangguan itu terkadang mengundang kesialan yang amat bagi Kalila. Tapi walau begitu Kalila tetap merespon baik Abyan, karena Abyan adalah teman pertamanya semenjak SMA. Teman pertama yang Kalila simpan nomor ponselnya. Di ponsel Kalila hanya ada nama Ibu dan Abyan, hari ini bertambah satu yaitu Juan.

"Kalila."

Kalila menoleh ke sampingnya. Abyan memanggilnya.

"Nanti ke kantinnya bareng yuk," ajak Juan. Baru saja Abyan mengajak Kalila seperti itu, Kalila sudah menerima tatapan tidak enak dari beberapa orang di sekitarnya.

Kalila menggeleng. "Belum juga bel masuk, Yan, udah rencana ngajak ke kantin aja. Lagian gue gak ke kantin nanti," balasnya. "Lo sendiri aja atau ajak yang lain," sambungnya.

Muka Abyan terlihat kecewa. "Yah, padahal gue mau ajak lo," katanya. "Ya udah deh, lain kali aja," kata Abyan kecewa.

Kalila tidak mengerti mengapa Abyan suka sekali memberikan perhatian-perhatian kecil seperti ini. Atau Kalila tak paham mengapa harus dirinya? Abyan bukan anak sepertinya yang dijauhi oleh banyak murid lain, dia adalah murid populer. Siapa yang tak mau kalau diajak ke kantin bersama Abyan? Jangankan diajak, ada beberapa murid yang bahkan memaksa untuk pergi ke kantin bersama Abyan.

Rumah untuk KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang