Chapter 09

4.3K 718 152
                                    



Author pov.

Ceklek

Lisa memutar tubuhnya melihat siapa yang masuk kedalam kamarnya.

"Eoh, elo bang" kata Lisa lalu menyisir rambut panjangnya.

Saat ini Lisa tengah duduk di depan meja rias, dia sudah rapi dengan jaket kulit berwarna hitam di tubuh jakunnya. Lisa akan pergi bermalam minggu bersama Jennie.

"Udah rapi aja. Mau kemana nih" Eunwoo duduk di meja rias Lisa.

"Kepo lo" kata Lisa tanpa menatap Eunwoo.

"Ekhm, ngomong-ngomong tentang Jennie, lo deket sama dia ya? Soalnya seminggu belakangan ini gue sering banget liat lo sama dia" Lisa langsung menghentikan gerakan menyisir rambutnya setelah mendengar perkataan Eunwoo.

"Kita temen" kata Lisa berusaha bersikap tenang.

Eunwoo tersenyum manis, mengulum bibirnya lalu menyentuh pundak Lisa.

"Sa, mmm bantu gue dong buat deketin Jennie lagi. Please" Eunwoo menunjukkan wajah memelas.

Lisa mengerutkan keningnya, tidak senang dengan permintaan Eunwoo barusan.

"Heh, lo itu udah di php in sama dia. Ngapain masih mau deketin Jennie? Sinting lo bang?" Lisa melepaskan tangan Eunwoo dari pundaknya.

"Gue masih suka sama Jennie, gue susah move on sa. Please kali ini bantu gue ya sa, abang mohon" Eunwoo memohon.

Lisa berdecak, menurutnya abangnya itu tidak kenal sakit hati.

"Jennie itu udah jahat sama lo bang, masa lo masih mau sama dia sih? Ga sakit hati lo abis di buang gitu aja sama dia? Udahlah bang, lo gausah macem-macem deh"

"Tapi kali ini gue yakin Jennie bakalan nerima gue sa, lo temenan sama dia, otomatis Jennie bakalan pertimbangin buat nerima gue. Gue mohon sa, please bantuin gue dapatin Jennie. Gue masih cinta banget sama dia sa, please" Eunwoo hendak berlutut tapi Lisa menghentikannya.

"Gila ya lo!" Lisa mencengkram kerah baju Eunwoo.

Nafas Lisa memburuh, matanya sangat tajam menatap mata Eunwoo.

Tidak tau kenapa, hati Lisa merasa panas mendengar Eunwoo ingin mendekati Jennie lagi. Di sisi lain dia marah karena abangnya itu tidak kenal sakit hati setelah di campakkan begitu saja oleh Jennie.

"S-sa" Eunwoo gugup, menurutnya Lisa jauh lebih menyeramkan jika sedang marah.

"Lupain Jennie! Kalo enggak lo bakalan gue bawa ke rumah sakit jiwa buat di obatin. Ngerti lo!" Lisa serius, tatapannya penuh intimidasi terhadap Eunwoo.

"I-iyah ngerti sa, abang bakalan lupain Jennie" Eunwoo mengangguk takut.

"Bagus. Btw, lo kaya puppy. Lucu hahahaha!" Lisa menepuk kepala Eunwoo, dia tertawa kencang lalu mengambil topi hitamnya dan berlalu pergi dari rumah.

"Lisa! Lo anak nget*t!"

"Eunwoo! Ucapan jahanam macam apa itu hah!" Teriak Bunda Fanny.

"Maaf Bunda!"

-

"Hei, kenapa? Kok cuman diam aja. Ada masalah?" Tanya Jennie saat melihat Lisa hanya diam saja dengan raut wajah datarnya.

Jujur Jennie takut melihat wajah datar Lisa.

Lisa menatap Jennie, menghela nafas lalu menggelengkan kepalanya.

"Enggak kok" Lisa senyum, tapi itu sangat tipis.

"Bohong, muka kamu kaya lagi ada masalah gitu. Ayo cerita sama aku, aku bakalan jadi pendengar yang baik buat kamu, hemm" Jennie tersenyum lembut, menyatukan jemari mungilnya dan jemari panjang Lisa lalu mengelus lengan gadis jakung itu.

Lisa menatap dalam mata kucing Jennie, dia menyentuh wajah Jennie dengan pikiran berkecamuk.

"Jennie, kamu masalahnya" Lisa menatap sendu wajah cantik Jennie.

"Ap-"

"Aku cinta kamu, mau yah jadi pacar aku?" Lisa menulusuri wajah mungil Jennie, dari mulai mata hingga bibir tipis gadis gembul itu.

Jennie terkejut dengan pengakuan Lisa, dia mengigit bibirnya dan terdiam untuk beberapa saat.

Setelah itu Jennie mendongak memberanikan diri menatap mata hazel Lisa.

"Ini kan yang aku tunggu-tunggu? Ayo tunggu apa lagi Jennie, tolak dia. Tapi.. kali ini beda, aku ga tega. Tega ga tega aku mesti lakuin ini! Maaf Lisa~" batin Jennie meremas tangannya.

"Sorry, aku nganggap kamu temen aja ga lebih"


•••

Tbc

30/04/23

Duarrr!

Vote komen lanjut. 

tukang php [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang