Annyeong haseyo..
Ini adalah ff pertamaku..
jadi mian kalau masih jelek dan salah-salah..mohon kritik dan sarannya supaya ceritaku bisa lebih bagus lagi..
kamsahamnida... :)
*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*
pict : Henry Lau
*Author POV*
"Mian....," kata terakhir yang dia ucapkan. Henry menutup teleponnya dengan perasaan tak menentu. Ada sekilas perasaan kecewa, marah, sekaligus luka terekam jelas di wajahnya.
"Gwenchanayo?," tanya Siwon.
"Aku merasa bersalah padanya," Henry menjawab dengan suara sangat lirih. Dia memang tak begitu bersemangat sejak tadi pagi.
"Apa yang kau lakukan hingga membuatmu seperti ini?," Heechul
"Siapa sih yang kau bicarakan?," tanya Kyuhyun dengan masih asyik bermain game.
"Aku telah membuatnya menangis...," Henry terdiam sejenak , sorotan matanya terlihat terluka , wajahnya mendongak , nafasnya sedikit memburu.
"...seharusnya aku tak melakukan ini padanya!," Henry tiba - tiba berteriak menyalahkan dirinya sendiri. Dia berdiri. Tangannya mengepal geram. Siwon ikut berdiri menggenggam bahu Henry, tapi segera ditepisnya. Henry beranjak pergi dari tempatnya berdiri. Kepalanya dibenturkannya ke tembok. Donghae bergegas menariknya menjauh dari tembok. Tetapi Henry masih tak bisa tenang, dia terus saja memukuli dirinya sendiri. Badannya bergetar hebat. Donghae masih mencoba menariknya, walau tubuh Henry benar - benar menolaknya. Donghae makin mempererat genggaman tangannya di tubuh Henry yang terus mencoba melukai dirinya sendiri.
"HENTIKAN ITU!!," Donghae berteriak , Henry terdiam dan masih terluka. Tak seperti biasanya seorang Henry yang dikenal sangat baik, sopan, dan polos bisa semarah dan semenyesal itu pada dirinya sendiri. Apa yang telah dilakukannya..?
******
*Hankyung POV*
Aku melihatnya duduk sendiri di bangku pojok café ini. Gadis itu sangat manis. Belum pernah aku melihat gadis semanis itu. Matanya lebar, rambutnya panjang bergelombang, terlihat sangat anggun dan sepertinya dia bukan orang asli Korea. Benar - benar gadis yang manis. Aku ingin menghampirinya, tapi.... dia terlihat sangat berantakan . Sepertinya dia sedang bersedih, wajahnya sangat murung.
"Kau butuh sapu tangan, Nona?," aku mencoba menyapanya.
"No, thanks," jawabnya.
Ya...sekarang aku benar - benar yakin dia bukan orang asli Korea. Dia menjawab dengan mengucapkan kalimat berbahasa Inggris. Ya, aku cukup tahu apa artinya. Dia masih tetap menunduk dengan menatap layar ponselnya.
"Are you alright?," aku berusaha bertanya dengan menggunakan bahasa asing itu sebisaku.
Dia tak menjawab. Apa aku salah bicara? Tiba - tiba otakku dipenuhi rasa takut , malu , dan tentunya salah tingkah. Kutepis semua perasaan itu dan memandangnya lagi.
"Yes, I'm fine.. ," ucapnya. Dia menyeka air mata yang jatuh di pipi putihnya itu. Wajahnya sangat manis meskipun kesedihan terekam jelas di wajahnya. Dia sekarang menoleh ke arahku. Mata kami bertemu.
"Gomaweoyo...," ucapnya tiba - tiba sambil tersenyum. Akh...manis sekali gadis ini.
"Kau bisa bahasa Korea?"
"Sedikit....," jawabnya dengan senyum manis yang hampir membuatku membeku.
"Siapa namamu?," tanyaku.
"Moon Rae Young. Panggil saja aku Ara."
"Kau orang asli Korea?"
"Ne, orang tuaku berasal dari Korea, tetapi aku tinggal dan dibesarkan di Thailand, jadi aku tak terlalu fasih berbahasa Korea, maaf....," ucapnya dengan senyum pembekunya itu.
"You?," dia bertanya
Aku berpikir cukup keras untuk mengingat - ingat arti kata itu. KAMU!
"Aku Hankyung.. Mannaseo bangapseumnida," ucapku dengan mengeluarkan senyum termanisku.
Dia tidak menoleh ke arahku. Gagal! Usahaku untuk mengambil perhatiannya tak dianggapnya sedikitpun.
"Ya, aku cukup tahu tentangmu...," ucapnya tiba - tiba yang membuatku sangat kaget.
"Mwo??," hanya kata itu yang keluar dari mulutku.
"Iya, aku salah satu elf kalian," ucapnya ke arahku dengan mata berbinar-binar , sepertinya dia sudah tak begitu sedih.
"Kuraeyo?"
"Ne," dia tersenyum sambil berdiri.
"Aku harus pergi sekarang."
"Kenapa buru - buru ?," tanyaku. "Bukankah kau kemari hanya karena ingin bertemu dengan kami?"
Dia diam. Pertanyaan terbodoh yang pernah aku katakan. Kenapa aku harus bertanya seperti itu. Sepertinya aku terlalu bersemangat untuk mengenalnya dan aku rasa itu sangat memalukan. Dia tersenyum lagi ke arahku.
"Aku sudah cukup senang hari ini. Aku sudah bertemu denganmu, kau salah satu dari mereka,kan?," ucapnya sangat lembut. Sungguh gadis ini adalah elf yang benar-benar sopan.
"Kau tidak ingin mampir ke dorm kami dan bertemu member-member Suju yang lain?"
"Tidak, mungkin lain kali. Aku sudah cukup senang bertemu kau, oppa. Terima kasih telah banyak membuatku tersenyum hari ini," ucapnya dengan membungkukkan badan. Dia lalu memberikan senyum pembekunya sebagai salam perpisahan. Aku terus memandangnya hingga dia menghilang di ujung jalan itu. Seharusnya aku tak membiarkan dia berjalan sendiri seperti itu. Bodohnya diriku!
-----
KAMU SEDANG MEMBACA
Rak Na Dek Ngo (aku mencintaimu, gadis manis)
FanfictionLove at the first sight. Itu yang kurasakan ketika aku bertemu dengannya di cafe Pansweet. Seorang ELF yang cantik, manis dan memiliki senyum pembeku itu telah menarik perhatianku. Setiap hari aku menyempatkan diri untuk menemuinya di cafe, dan dia...