Part 4

2.4K 18 39
                                    

Gomawoyo buat yang udah setia baca ceritakuuu :) kritik , saran, dan vote.nya dibutuhkan..hehe ;D

Semoga kalian menikmati kelanjutan ff.ku ini.. Selamat membacaa :)))

*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.**.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*.*

pict : Hankyung

*Author POV*

Hankyung mengemudikan mobilnya dengan cepat. Donghae duduk di sampingnya sambil bersiul-siul. Dia sangat gembira sepertinya.

“Aku takut kalau dia tak ke café itu lahi,” Hankyung tiba-tiba membuyarkan suasana diam sedari keluar dorm tadi.

“Optimis, hyung! Kalau jodoh pasti bertemu lagi,” Donghae menjawabnya dengan enteng.

“Semoga saja...”

Beberapa menit kemudian, mobil Hankyung telah terparkir rapi di depan café itu. Café ini adalah salah satu café favorit yang sering dikunjungi oleh Hankyung. Hankyung dan Donghae bergegas masuk ke dalam café, sambutan hangat para pelayan café tak dianggap sedikitpun oleh Hankyung. Hankyung tiba-tiba berhenti dan melihat ke seluruh penjuru ruangan tersebut. Dia mencari-cari seseorang dengan senyum pembeku itu.

“Hyung, lihat gadis yang sedang membaca buku di sudut café itu!,” Donghae menunjuk ke suatu arah. Hankyung melihat ke arah yang ditunjuk oleh Donghae.

“Benar dia?,” tanya Donghae.

“Ara!!,” teriak Hankyung penuh semangat dengan melambai-lambaikan tangannya pada gadis itu.

Serempak saja semua tamu di café itu memandang Hankyung dan Donghae.

“Hey, turunkan tanganmu, hyung! Aku malu, mereka memandangi kita,” bisik Donghae pada Hankyung.

Tapi sepertinya Hankyung tak mendengar apapun, dia hanya focus melihat gadis yang kini juga membalas lambaian tangannya dan tersenyum kepadanya. Hankyung bergegas menghampiri gadis itu, tanpa mengajak Donghae.

“Hey, tunggu, hyung!,” Donghae berusaha mengejar Hankyung.

*Hankyung POV*

Akhirnya aku menemukannya. Dia tetap saja manis, tambah manis malah. Dia membuatku terpesona.

“Ara!!,” aku melambaikan tanganku padanya.

Aku tak peduli berpuluh-puluh orang melihatku mempermalukan diriku sendiri. Bahkan aku hampir tidak mendengar apapun yang diucapkan Donghae. Ya, aku seperti terhipnotis. Aku harus menghampiri Ara sebelum dia pergi terlalu jauh.

“Hey...,” aku menyapa Ara dengan penuh semangat.

“Hy, oppa... Boleh aku memanggilmu begitu?,” tanyanya lembut.

“Tentu!,” ucapku gembira. Tiba-tiba aku merasa seolah berada di suatu pulau yang di dalamnya terdapat hujan bunga. Aku sangat berbunga-bunga saat ini. Bahkan lengkungan bibirku terpaku sempurna di wajahku.

“Apa kau melupakan seseorang, hyung?,” Donghae tiba-tiba datang dengan terengah-engah.

Ya ampun. Aku banar-benar lupa kalau aku tadi bersama Donghae!

“Mianhaeyo...,” ucapku cengar-cengir.

“Kasihan temanmu, oppa... masak kau meninggalkannya sih?,” Ara melihat Donghae yang sepertinya benar-benar kelelahan.

“Aku ingin segera melihatmu...”, aku mencoba mengambil perhatian Ara lagi. Aku tak ingin dia melihat Donghae terlalu lama. Aku tak mau Donghae merebut perhatiannya.

“Aku baik-baik saja, oppa. Kau tak perlu terlalu megkhawatirkanku,” ucapnya dengan tersenyum.

Yes! Kini perhatiannya hanya tertuju padaku. Senyuman manisnya hanya untukku. Untukku!

“Kau tak mau mengenalkanku pada temanmu ini, oppa?,” tanya Ara.

Tidak. Sungguh, aku tidak mau mengenalkanmu pada mereka. Aku hanya ingin kau mengenalku, Ara.

“Aku Lee Donghae...”, tiba-tiba Donghae memperkenalkan dirinya sendiri.

Akh, anak ini selalu bisa merebut perhatian wanita. Ara menyambut tangan Donghae dan tersenyum padanya.

“Aku Moon Rae Young. Panggil saja Ara... Aku sudah cukup tahu tentangmu Donghae-sshi,” ucapnya dengan tersenyum.

Ara...sudah! Jangan berikan senyummu itu padanya! Aku takut kau menyukainya.

“Oppa, ada apa kalian kemari? Kalian mencariku?,” tanyanya padaku.

“Iya, aku kemarin lupa menanyakan alamat ataupun nomor teleponmu. Aku takut tidak bisa bertemu kau lagi,” aku terus melihatnya yang sedang menutup buku yang sedang dibacanya tadi.

“Aku sangat merasa tersanjung, oppa. Kalian para member Suju menyempatkan diri mencari seorang elf sepertiku,” ucap Ara dengan wajah tersipu. Sepertinya dia merasa aneh sekaligus senang dengan kedatangan kami.

“Kau elf yang special, Ara-yang,” ucapku dengan tak sedikitpun berpaling dari wajahnya. Mungkin dia tersipu karena aku memandanginya terus sejak kami tiba di sini. Donghae! Aku sedikit melirik ke arahnya. Matanya sama sepertiku, tak sedikitpun terlepas dari Ara. Donghae melihat Ara dengan wajah berseri-seri. Apa kau menyukainya, Donghae? Awas saja!

“Iya, kau sangat manis, Ara-yang!,” tiba-tiba Donghae mengucapkan kalimat yang membuatku sangat kesal padanya, bahkan aku sendiri belum pernah memuji dia di depannya seperti itu. Ara semakin tersipu. Senyumnya semakin manis saja. Saranghae, Ara!

“Haha...kalian ini sedari tadi menatapku dengan pandangan yang membuatku takut,” Ara tertawa kecil melihat tingkah kami yang mulai aneh, dan tentunya salah tingkah.

“Mianhaeyo...,” ucapku sambil cengar-cengir, tanganku menggaruk-garuk kepala yang sebenarnya aku ingin mencubit Donghae yang sudah terlalu mencuri perhatian Ara.

“Aku rasa masih banyak elf yang lebih manis daripada aku. Kalian tak perlu terlalu memujiku begitu,” ucapnya lembut. Senyuman pembekunya membuatku dan Donghae tak bereaksi sedikitpun. Ara saranghae!

*************************************************************************************************************

Rak Na Dek Ngo (aku mencintaimu, gadis manis)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang