𝒂 𝒈𝒂𝒎𝒆 ||ᴏᴛᴏʏᴀ ᴇɪᴛᴀ

1.6K 96 6
                                    

mungkin book ini bakal jarang up, ya.. karna.. aku ada ujian dan harus fokus belajar deh. tapi, aku bakal up salah satu book aku yg ada didraf buat kalian selama 2-3 minggu kedepan. Ada banyak sih draf nya, yg mau aku up itu Itoshi Sae atau Itoshi Rin. Temanya ceritanya sama tapi ya beda alur gitu, oke segini aja dah pemberitahuan nya.

Happy reading

••°••

Sekarang Otoya dan (name) berada diruang tamu dengan sebuah panci diantara keduanya.

"Permainannya adalah kita ganti-gantian memberi pertanyaan, kau boleh tanya apa saja asal masuk akal, waktu menjawab hanya 5 detik. Lebih dari itu artinya salah menjawab, kau akan dapat pukulan panci. Berlaku juga untukku." Jelas (name)

"Oke! Aku paham" jawab Otoya.

"Dimulai darimu" ucap (name)

"Nama planet terbesar?" Tanya Otoya lebih dulu

"Jupiter! Buah yg memiliki 1 biji didalamnya?"

"Alpukat! Anime terlaris sepanjang masa?"

"One piece! Nama wakil presiden G-8?"

"Condoriano"

PLANG!

Panci mendarat diatas kepala Otoya

"Kenapa itu bisa salah?" Tanya Otoya sembari mengusap-usap kepalanya.

"Namanya Shepherd, bukan Condoriano." (name) melipat tangannya didepan dada.

"Tapi orangnya sama kan?"

"Tapi tetap saja itu salah. Baiklah, giliranmu."

"Tipe laki-laki favoritmu?" Lanjut Otoya

PLANG!

Lagi-lagi panci mendarat di kepalanya.

"Kenapa lagi?" Protes Otoya

"Harus masuk akal Eita bodoh!" Omel (name)

"Memangnya itu tidak masuk akal?"

"Tidak bodoh!"

"Jawab saja!" Paksa Otoya

"Yang tampan dan baik, mungkin.." jawab (name) ragu

"Sepertiku?" Otoya menunjuk dirinya sendiri sambil tersenyum.

PLANG!

"Kau playboy!" komentar (name)

Otoya memegangi kepalanya yg baru saja dipukul itu. Tidak terlalu sakit sih, hanya saja suaranya menggema di telinganya.

"Baiklah pertanyaan masuk akal kali ini.." Otoya serius lagi, "Nama asli Anri-sensei?"

Astaga, (name) lupa. "Anri Taria!" jawabnya asal, karna dia lupa nama asli senseinya satu itu.

"Salah! Yang benar Anri Teieri." Otoya tersenyum kemenangan dan mengambil alih panci dari tangan (name).

(name) menutup matanya rapat-rapat saat melihat panci itu hendak mendarat di kepalanya.

Lah, kok jadi ga tega ya? Dipukul, kasian dia. batin Otoya.

(name) menunggu, namun panci itu tak kunjung datang ke kepalanya. Gadis itu membuka mata kembali, dan tiba-tiba dikejutkan oleh kecupan kecil dari Otoya di pipi kirinya.

(name) mematung, dengan wajahnya langsung merona secepat kilat.

Duk! Duk! Duk!

"Mesum! Dasar Eita Buaya! AAAAAA" teriak (name) sembari memukuli dada bidang Otoya.

Otoya hanya tertawa melihat reaksi (name) seperti itu, langsung memeluknya "Maaf, maaf! Salahmu sendiri kenapa menutup mata, aku jadi berpikir kalau kau itu minta dicium."

(name) mengeratkan pelukannya pada Otoya, menutupi wajahnya yg begitu malu.
"Eita bodoh!"

Otoya mengelus-elus rambut (name) yg berada dipelukannya. "Mau lanjut main lagi?" Godanya.

"Tidak mau!" jawab (name) setengah berteriak.

Otoya tertawa lagi. "Cium rambut sudah. Cium kening sudah. Pipi kanan sudah. Pipi kiri juga sudah. Berarti hari ini tinggal dibibir yg belum." bisiknya ditelinga (name) sedikit menggoda.

(name) langsung melepas pelukannya dan menjauh. "Jauh-jauh dariku huss..." usirnya

Otoya merangkak mendekatinya, (name) semakin mundur semakin menjauh. mundur terus hingga mencapai dinding, dia tidak punya tempat untuk kabur lagi.

Otoya mendekatkan wajahnya dan..

𝑪𝒖𝒑𝒑

(name) kaget Otoya benar-benar melakukannya.

Bibir Otoya bergerak pelan diatas bibir (name) menyesapnya lembut dengan satu tangannya mengelus pelan pipi (name).

(name) masih mengatup bibirnya, enggan membuka bibirnya karna takut terjerumus dalam permainan Otoya.

Otoya yg mengetahui (name) enggan membuka mulutnya menggigit bibir bawahnya dan (name) membuka mulutnya karna kesakitan, kesempatan ini Otoya gunakan mencium bibir (name) lebih dalam. Bibir atas dan bawahnya bergerak secara bersamaan menyesap bibir bawah (name).

(name) sudah dikuasai sepenuhnya oleh Otoya, lihat saja Otoya menikmati ciuman ini, matanya tertutup rapat dan tangannya memegang tengkuk (name) memperdalam ciuman mereka.

(name) pun ikut memejamkan matanya, mulai terbuai dan mengikuti permainan yg dimulai Otoya.

Ciuman itu berlangsung cukup lama, Otoya tidak ada niatan melepaskannya. (name) menepuk pundak Otoya pelan menandakan dia kehabisan nafas.

Otoya yg mengerti dan juga mulai kehabisan nafas menghentikan ciuman itu. (name) merasa lega karna Otoya mengerti dia kehabisan nafas, (name) menjatukan diri ke dada bidang Otoya sembari mengatur nafasnya yg tidak beraturan.

Otoya memeluknya, dia juga meraup nafas dengan kasar. Otoya langsung menggendong (name) ala koala membawanya ke kamarnya. (name) hanya pasrah menyembunyikan kepalanya dileher Otoya.

_____

Bay bay>,<
Sampai ketemu Minggu depannya lagi.

𝑶𝒏𝒆𝒔𝒉𝒐𝒐𝒕 𝒃𝒍𝒖𝒆 𝒍𝒐𝒄𝒌Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang