#7#OMAA

73 42 225
                                    

Welcome for my story.
Please your vote and comment
Thanks Everyone and Enjoyy.

Baca pakai hati dan imajinasi kalian yaa..
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.....

"OMA! BANGUN OMA!" Naya menghampiri Oma nya yang terkapar.  ia pun hendak menyadarkan Omanya namun tak kunjung sadar. Ia membawa omanya ke rumah sakit terdekat, ia berharap semoga Omanya baik-baik saja.

"Dokter, tolong oma saya!" ucapnya dengan penuh rasa khawatir setelah berada di IGD rumah sakit itu, dokter dan suster pun datang untuk membantu Naya. Omapun dibawa ke ruang rawat untuk diperiksa oleh dokter.

Dikala frustasinya, Naya mengambil ponsel yang berada di kantung celananya.

Biiiiiiip.....biiiipp...biiiiipp...

Suara telepon memanggil itu berasal dari Naya yang menelpon Ayahnya.

Yah...oma...(ucap Naya dengan isak tangisnya)

~kenapa sih Nay! Ayah lagi sibuk.

-Bipp- (telepon yang dimatikan)

Deg..

Hati nya teriris saat Ayahnya berubah sekarang, dia bukan Ayah yang Naya kenal lagi, Ayah mana yang lebih mementingkan pekerjaan dibandingkan putrinya? Ayah mana yang tidak peduli dengan kondisi rumah? Ayah yang jahat bukan?

Biiip...biiipp...biiiip....

Naya menelpon Bundanya, dia masih yakin bahwa kedua orang tuanya peduli terhadapnya.

~nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangka-

-bipp-

"Ayah, Bunda, apa ini alasan kalian tak pernah pulang? Terus kenapa Naya dilahirkan?! Cuman Oma yang mengurus Naya, bahkan menurut Naya, orang tua Naya adalah Oma, bukan Ayah dan bunda!" emosi Naya keluar tanpa pertahanan, ia sudah muak atas semuanya, kesabaran Naya yang selama ini menunggu mereka pulang ternyata hanya sebatas mimpi, tangisannya pecah, rasanya dia ingin menghilang dari dunia ini, namun dia sadar ia masih memiliki Oma.

'Tuhan, jangan biarkan oma pergi lebih cepat, Naya membutuhkan dia lebih dari siapapun bahkan orang tua Naya sendiri,' batin Naya dia kembali menangis terisak.

Beberapa waktu Naya menunggu, Dokter akhirnya keluar setelah mengecek keadaan Oma.

"Nak, kuatkan dirimu yah, Oma mu memiliki penyakit jantung yang di deritanya cukup lama, dan sekarang penyakit itu kambuh hingga membuatnya kritis," bagaikan petir yang menyambar tubuh Naya,  ucapan  dokter itu tentunya membuat Naya terkejut. Ia jatuh ke jurang yang sangat amat dalam sekarang. Entah bagaimana caranya keluar.

Tubuh Naya mendadak lemas dirinya jatuh dan terdiam mencerna apa yang dokter bicarakan.

"Dokter sangat berharap, Omamu bisa sembuh, berdoa selalu untuk Oma mu. Dokter sudah memasang oksigen dan alat pendeteksi jantung, dokter yakin Oma mu pasti bisa melawan penyakitnya," ucap sang dokter menenangkan Naya, dokter itu pun pergi karena dia pun harus merawat pasien yang lain.

"OMAAAAA!!" teriak Naya histeris, tangisan Naya pecah. Hatinya merasa seperti di tusuk berkali-kali, masalah yang tadi baru saja ia alami sudah ditimpa dengan fakta bahwa Oma memiliki penyakit yang berbahaya, entah kenapa hari ini dirinya sangat tidak beruntung.

"OMAA, MAAFIN NAYAA, MAAF NAYA SELAMA INI GA MERHATIIN OMA, MAAF NAYA EGOIS, MAAFIN NAYA OMAAA, OMA BANGUN.. NAYA BUTUH OMAAA," Naya pergi ke ruangan Oma nya, ia memeluk Oma Watni dengan tangisan yang sangat menyakitkan.

The NayarenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang