Welcome for my story.
Please your vote and comment
Thanks Everyone and Enjoyy.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
.......Kelas dimulai tidak langsung dengan materi, tetapi dengan permainan agar mereka saling mengenal dan tak canggung.
"Oke, sekarang karena masi awalan saya suka jika dimulai dengan permainan, disini kita akan bermain telepati dimana kita akan bermain tentang pemikiran yang sama diantara seluruh mahasiswa di sini," Pak Adi menjelaskan.
"Dalam hitungan ketiga kalian harus menjawab kompak ya, hal yang pertama kalian pikirkan tentang yang saya sebutkan. Contoh nya, apa yang kalian pikirkan tentang Kayu? Satu... Dua... Tiga..." tanya Pak Adi
"KERAS!" sorak mahasiswa
"Dosen ini seru juga ya," Naya berbisik pada Vina.
"Iya, jarang banget dosen kayak guru SD, mana ganteng lagi," Vina dan Naya pun tertawa kecil.
"Nah,, bagaimana kalian bisa sepemikiran itu? Karena Pengetahuan dalam otak yang muncul bisa terjadi karena refleksi dan juga bisa jadi karena telepati antar otak satu dengan yang lain," jelas Pak Adi
"Lanjut, Apa yang kalian pikirkan tentang Pena? Satu..Dua..Tiga..." ucap Pak Adi
"TINTA!"
"MENULIS!"
Sebagian Mahasiswa menjawab berbeda."Okee, kalian kurang konsentrasi untuk saling berbagi pikiran," ucap Pak Adi tertawa kecil
"Fokus ya,, apa yang kalian pikirkan tentang Saya? Satu..Dua..Tiga..,"
"GANTENG!" sorak Mahasiswi
"DOSEN!" sorak MahasiswaPara mahasiswa pun meledek mahasiswi namun diakhiri dengan tawa.
"Kalian ini ada-ada saja," salah tingkah Pak Adi.
Tak terasa kelas selesai dan mereka pun berhamburan entah itu makan di kantin yang tersedia, nongkrong di parkiran, atau main basket di lapangan.
"Kantin?," tanya Vina, saat ini perutnya tengah keroncongan.
"Ayok," jawab Naya, mereka pun langsung bergegas pergi ke kantin
Disana Naya melihat sosok hitam yg berdiam di stend Mie ayam yang sangat ramai, dan tentunya kalian tahu sendiri bahwa dia memakai jin penglaris.
"Katanya Mie ayam itu enak kamu mau coba?," tanya Vina.
Naya ingin rasanya memberitahu bahwa disitu memakai jin penglaris, namun Naya tidak ingin traumanya akan masa kecilnya kembali, dijauhi karena dirinya indigo, bahkan mendapat cacian dan makian.
"Eumm, gue kurang suka mie ayam, beli nasgor aja yuk, gue lupa sarapan tadi pagi," bohong Naya, tanpa rasa curiga Vina pun menyetujuinya.
Mereka sudah ada di tempat duduk dengan membawa sepiring nasgor dan satu gelas jus alpukat dan lemon tea, jus alpukat itu milik Vina dan lemon tea milik Naya.
Mereka makan sambil melepas canda tawa, entah membincangkan gosip lainnya ataupun lelucon yang mereka ketahui.
"INI BANGKU MILIK KITA!" teriak menggema seorang laki-laki bersama ketiga antek-anteknya yg menatap tajam ke arah laki-laki yang tengah menunduk ketakutan, terlihat laki-laki itupun pergi dengan cepat dengan rasa ketakutannya.
"Siapa mereka? laki-laki yang merasa berkuasa, terlihat dari ciri fisiknya dan laki-laki yang disudutkan itu memiliki rasa takut yang amat dan rasa malu karena dilihat oleh banyak orang, terlihat dari tangannya yang gemetar, dan wajahnya yg menghadap ke bawah dengan keringat yang menetes, laki-laki itu juga sedih dan marah terlihat dari genggaman tangannya yang hampir putih tanpa darah," batin Naya, bakat lainnya selain dia indigo, dia juga bisa membaca gerak gerik seseorang lewat sikapnya, tak heran ia masuk jurusan psikologi.
"Siapa mereka?"tanya Naya kepada Vina, ia yakin Vina pasti tahu.
"Yang gue tau mereka adalah The Firerox, geng berisikan lima orang laki-laki yang tampan tapi menakutkan seperti namanya Fire," tepat sekali ia memiliki teman seperti Vina, yang mengetahui banyak Informasi yang tidak ia ketahui.
"Kenapa cuman empat? dimana satu lagi?," heran Naya mengerutkan alisnya.
"Yeee, masa lu gatau? Yang tadi gue ceritain, senior yang kecelakaan itu anggota mereka, katanya sih ketuanya, awalnya mereka itu geng yang emang menakutkan tapi gak pernah ngebully orang, tapi karena ketua mereka kecelakaan, mereka terpuruk tak tau arah karena kematiannya itu mencurigakan, akhirnya mereka ngebully orang buat melampiaskan amarah mereka ke orang yang menyebabkan ketuanya meninggal," jelas Vina, info begini cukup mudah Vina dapatkan karena ia memiliki banyak kenalan di kampus ini.
"Wiiih.. bagus juga lu nyari info panjang banget," ucap Naya, Vina yang merasa bangga pun menghempaskan rambutnya.
"Siapa dulu dong... Vina," ucap Vina mereka pun tertawa.
"Siapa ya laki-laki yang kecelakaan itu? Kenapa harus mereka menjadi pembully?" batin Naya dengan menatap penuh rasa penasaran pada geng the Firerox itu.
Naya pun menghabiskan makanannya, di susul dengan Vina, setelah mereka membayarnya, mereka pun bergegas pulang.
Naya dan Vina beda arah untuk pulang, akhirnya mereka berpisah ketika sudah sampai di lapangan kecil di depan yang menuju ke gerbang. Naya masih melihat sosok hitam besar itu, dia juga melihat Naren lelaki yang membantunya itu masih diam di tempat duduk itu dengan posisi yang sama dan dengan tatapan kosong.
"Hai Naren," Sapa Naya pada Narendra.
××××××××××××××××××××××××××××××××
'ketika seseorang semakin
Dewasa seseorang itu akan
Mengetahui beban berat
Yang Sesungguhnya, jadi
Jangan menyerah yakinkan
Dirimu kalo kamu bisa'
-CiciMakasih yang udah baca ceritaku ini. I love you, semoga ceritaku bisa menginspirasi atau memotivasi kalian.
See you.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Nayaren
Teen Fiction"Tunggu gua jadi manusia nyata Nay, biar lo ga ngehalu lagi," Ucap Naren "Tunggu gue mati Ren, siapa tau kita bisa bersama,"Sendu Naya Nayanika Zaqueena Pelita, dia adalah gadis indigo yang ditakdirkan bertemu dengan Narendra Cakra Rahayu, ketua dar...