#8#Van Liam

79 47 427
                                    

Welcome for my story.
Please your vote and comment
Thanks Everyone and Enjoyy.

Baca pakai hati dan imajinasi kalian yaa..
★★★★★★★★★★★★★★★★★★

"Oma, makasih udah bertahan, Naya cuman punya oma disini, semuanya jahat sama Naya Oma," ucap Naya dengan tangisannya yang tak henti-henti

"Naya sayang, kenapa dengan duniamu? Oma masih ada disini, Ayah dan Bundamu masih sa-" nasihat oma terpotong oleh ungkapan Naya

"Engga Oma, mereka ga sayang Naya, mereka ga sayang kita, mereka sibuk sama dunia mereka tanpa memikirkan kita!" Naya berucap dengan nada penuh kebencian.

"Naya, kamu tidak boleh begitu, bagaimanapun mereka adalah orang tuamu, mereka pernah merawatmu hingga kamu sebesar ini, walaupun mereka bukan orang tua yang baik tapi mereka bisa mempertahankan kamu untuk hidup," nasihat Oma dengan nada yg terdengar sangat lemah lembut dan lirih, Naya sadar kini Omanya semakin berumur, dan Naya juga sadar apa yang Oma nya ucapkan memang benar.

"Oma tau kenapa Ayah dan Bunda kini sibuk dengan dunianya?" Tanya Naya dia sangat yakin bahwa ada rahasia yang di sembunyikan oleh keluarganya.

'mungkin sudah saatnya' batin Oma

"Naya, kedua orang tua mu telah lama berpisah, mereka dulu sering sekali bertengkar, namun Oma selalu membawa mu pergi jauh agar kamu tidak melihat hal itu, namun memang sudah takdirnya mereka berpisah, Bunda mu pergi entah kemana, selama perceraian, dan pula kesendirian itu Ayahmu menjadi gila kerja Naya, dia bahkan mulai obsesi pada pekerjaannya hingga sangat jarang sekali berada di rumah," fakta yang terungkap jelas dari Omanya sebenarnya sangat membuat hati Naya makin teriris dan kecewa, Rasanya ingin sekali berteriak saat ini, entah harus apa dirinya sekarang ini, mencari Bundanya? Menemui Ayahnya? Merawat Omanya? Atau bahkan pasrah dengan semua ujian ini?.

"Naya, maafkan oma ya nak, oma sangat tidak ingin kamu mengetahui hal ini, namun ternyata takdir mengharuskan oma untuk mengungkapkan ini," ucap Oma dengan lirih sambil memegang tangan cucu kesayangannya itu.

"Oma gak perlu minta maaf sama Naya, Naya cuman pengen Oma sembuh, Naya cuman butuh Oma di dunia ini" ucap Naya

"Naya, cucu Oma yang cantik. Oma tak bisa terlalu lama untuk menjagamu disini, Oma sudah lemah, adakalanya kamu bangun untuk berdiri sendiri sayang, Kini tugas Oma telah selesai," ucap Oma dengan senyuman yang selalu menjadi obat penenang bagi Naya

"Oma jangan bilang gitu, Naya yakin Oma sembuh, Naya selalu butuh Oma" ucap Naya

"Sayang, Oma gak bisa bertahan lama lagi, Do'akan oma ya nak, kamu anak yang baik, Oma bangga punya kamu, sudah waktunya Oma berjumpa kakekmu, jaga dirimu baik-baik ya, salam pada Bunda dan Ayah, kalo kamu rindu... Cari sesuatu yg menurutmu penting... Di kamar Oma, Oma...Sayang....kalian....." Ungkapan Oma semakin lama semakin lirih dan terasa berat terucap, hingga akhirnya, Oma Watni menghembuskan Nafas Terakhirnya. Tangan hangat yang tadinya mengusap pipi Naya kini telah jatuh.

Piiiiiiiiiiiiiiiiip...

Suara dari mesin pendeteksi jantung itu berbunyi rata dengan arti bahwa, Oma benar-benar sudah pergi.

"Oma...OMA! OMA BANGUN OMA! OMAA! JANGAN PERGI OMAAA!!!" Ucap Naya dengan teriakan yang teramat pilu hingga dokter pun datang mendengar teriakan itu.

Dokter mulai memeriksa Oma dan mencoba memberi pertolongan, namun dokter bukanlah tuhan, ia tak bisa untuk menghalangi takdir yang sudah seharusnya.

"OMAAAAA!!!" Teriakan amat pilu terdengar, Naya seakan ditusuk pisau tajam berkali-kali. Ia benar-benar kehilangan semua orang yang dia sayangi, kata-kata yang diucapkan Oma nya itu terbayang di benaknya. Kini tak ada lagi yang menyemangati nya ketika pagi hari, dan tidak ada yg menceritakan hal lucu ketika dirinya ingin tertidur di malam hari, semua ketakutannya sudah terjadi.

The NayarenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang