23

1.7K 99 5
                                    

"woahh..." Sean menatap sekeliling rumah dengan ekspresi bahagia, matanya cerah tak bisa dibaca. Tawa lelaki kecil begitu jernih sangat gembira, "rumahnya besar sekali"

"Ini rumah kita" Joong mendudukkan diri di atas sofa, senyum tak lepas kala melihat putranya antusias.

"Terima kasih, bibi..."

Wanita disana mengangguk sembari meletakkan beberapa kotak di atas meja ruang tengah, dia melakukan perkejaan berat sepanjang tahun. Bolak-balik dari Hua Hin ke Bangkok hanya karena permintaan Joong, jadi mau tak mau dia sebagai asisten rumah tangga kepercayaan keluarga itu tetap menemani sampai sekarang.

"Senang bisa melayani nyonya Dunk kembali"

"Sudah lama sekali yah, bibi terlihat semakin muda"

Wanita itu tertawa pelan mendengar pujian. "Terima kasih nyonya"

"Mommy... Diluar ada kolam renang" suara antusias begitu nyaman, Dunk mendudukkan dirinya mengusap kepala sang anak.

"Apa Sean ingin berenang?"

Wajah merekah bersinar-sinar mengangguk. "Mau..."

"Joong... Temani Sean mandi di kolam"

"Daddy, capek nak" Joong melenguh membalikkan posisi badannya di sofa "satu jam lagi, biarkan Daddy istirahat"

Seperti jemari ajaib membelai sayang rambut ayahnya, Sean terkekeh "Daddy istirahat saja, aku akan menunggu sampai Daddy bangun"

"Jagoan... Pakai pelampung saja yah, nanti pelampungnya di Pasang di lengan"

"Heh... Jangan" sahut Dunk kencang, dia sibuk menata kotak sereal dari arah dapur "nanti Sean tenggelam bagaimana?"

"Sayang... Itu tak akan tenggelam, lengannya mengapung"

"Tidak boleh"

Lelaki kecil menyimak pembicaraan hanya tersenyum begitu bahagia, untuk pertama kali dia bisa mengerti cerita Nuea bahwa si ibu selalu memarahi ayahnya. "Sean benar-benar merasakan keluarga" cicitnya pelan, mendatangkan simpati dari Joong.

"Nak.. apa yang kau katakan? Kita memang keluarga"

"Tapi senang sekali, bisa merasakannya secara nyata"

Untuk sesaat Joong mengangguk paham, menarik lengan anaknya masuk dalam pelukan hangat. "Ayolah jagoan... Ini bukan waktunya bersedih, anjing laut masih menunggu kita"

"Daddy akan membawaku kesana?"

"Humm... Kebetulan pertunjukannya sedang diadakan di Hua Hin, Kita harus datang"

"Huwaa... Daddy yang terbaik" kepuasaan tersirat jelas dari mata kecilnya, seperti memiliki sayap untuk terbang, dia telah mengepak jauh. "Membahagiakan.."

"Ayo tidur dengan Daddy di sofa ini, setelah itu kita berenang"

Keduanya saling berpelukan, menempelkan kepala si kecil di dadanya. Dengkuran halus terdengar setelah lebih dua puluh menit, Joong masih tersenyum enggan menutup mata. 

Dia akan berlari sekencang mungkin mencari tempat berlindung membawa keluarga kecilnya dalam kedamaian, menembus derita dengan kabut panas akan dilakukannya demi menjadi tameng dua lelaki kesayangannya.

Dia menangis, ekspresi berbeda dari tangisan sebelumnya. Kini dia bisa memandang wajah mungil anaknya dalam lautan kasih bertaut hubungan yang lebih jelas, takdir telah berhenti membawa kesedihan diantara mereka.

Jika kisah memiliki akhir, maka ini adalah akhirnya. Dia menautkan jemari dengan tangan kecil penuh kasih menuntunnya untuk terus bertahan, jika takdir bahagia haruslah kelengkapan maka dia telah menemukannya.

Cruel Temptation 2 [Joongdunk]18+[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang