part 16

1.1K 63 2
                                    

"Saya terima nikah dan kawinnya Melati Nurcahya binti Rudi Hartono dengan maskawin tersebut dibayar tunai"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya terima nikah dan kawinnya Melati Nurcahya binti Rudi Hartono dengan maskawin tersebut dibayar tunai"

Deg

Seketika air mata Arisha luruh, melihat Ahkam bersanding dengan sahabatnya. Arisha buru-buru pergi takutnya ada yang melihatnya.

Di sisi lain, tepatnya di kediaman Arkan. Sang istri sedang mengungkit-ungkit masalah Arkan yang waktu itu di London. Yap, ada seseorang yang melaporkan kejadian itu. Maklumlah namanya juga wanita kejadian masa lalu yang bertahun-tahun pasti teringat terus wkwkw.

"Kamu kenapa sih?"
"Sana kamu pergi, aku masih kecewa sama kamu mas"
"Astagfirullah sayang. Kejadian itu sudah bertahun-tahun, kenapa diungkit terus hmm?"
"Sana pergi!"
"Oke mas akan pergi. Jangan tunggu mas pulang. Jangan salahkan mas kalau membawa wanita lain, itu kan yang kamu mau?"

Yap sejak terkena kanker rahim, istri Arkan yang tak lain Humairah, dia selalu mengungkit suaminya bersama Arisha. Karna apa? Karna Humairah ingin suaminya menikah lagi dengan Arisha, takut sewaktu-waktu Humairah pergi meninggalkan dunia.

"Gak wanita lain juga mas. Wanita yang waktu itu nolongin aku pas mau lahiran dan mahasiswa kamu juga"
"CUKUP!!!"
"Mas bentak aku? Mas udah gak sayang lagi sama aku?"

Arkan langsung pergi dari hadapan istrinya. Arkan takut emosinya kebablasan, dengan cara menenangkan diri di ruang kerjanya Arkan bisa meredakan emosinya. Setelah emosinya menghilang, Arkan langsung menghampiri istrinya yang sedang meringkuk di atas ranjang.

Cup

Arkan mencium kening istrinya lalu ikut merebahkan tubuhnya sambil memeluk sang istri

"Maaf, mas kebablasan"
"Hmm"
"Hey liat mata mas" sang istri pun hanya menurut
"Hanya kamu istri mas satu-satunya, mas gak akan menikah lagi'
"Kalau seandainya aku pergi?"
"Mas tetap tidak akan menikah. Biarkan mas menjadi Abi dan umi buat anak-anak. Tolong jangan bahas tentang ini sayang, kita fokus aja untuk kesembuhan kamu ya"
"Iya mas, maafin aku ya"
"Yaudah, istirahat lagi ya. Mas mau ke ruang kerja dulu" sang istri hanya mengangguk

____

Kini Arisha berada di kawasan mall terbesar di kota Y, dia lebih memilih shoping-shoping untuk mendinginkan hatinya. Untung masih ada sisa tabungan, Arisha belanja untuk bahan dapur saja. Dia juga tak lupa membeli emas untuk bi Asih, Karna emas yang dia pakai dulu diambil oleh paman, yang ngiranya itu pemberian dari majikannya padahal itu tabungan dari gajinya.

Setelah semuanya selesai, kini Arisha menuju parkiran. Ternyata Arisha melihat ibu-ibu yang terjatuh. Arisha menghampiri ibu itu

"Ibu tidak apa-apa?" Ibu itu hanya menggeleng

Arisha langsung mengajak ibu itu ke mobilnya untuk diobati karena lutut ibu itu sedikit tergores dan berdarah

"Tahan sebentar ya Bu, ini akan sedikit sakit" ibu itu hanya mengangguk
"Oh iya, saya Arisha Bu hehe"
"Saya Lidya"

Lidya Natalia namanya, dia istri dari CEO terkaya no 2 se-Asia namanya Fathur Rasyid Amrullah. Yap siapa lagi kalau bukan orang tuanya dari Arkana Fathurahman, kiww ah.

"Ibu mau saya antar pulang?"
"Gak usah nak, saya kesini sama anak saya. Dia lagi ke toilet" Arisha hanya mengangguk

Tak lama seorang wanita cantik dan elegan namanya Raina, tengah mengandeng sang anak yang berumur 4 tahunan menghampiri mobil Arisha yang kebetulan pintu kacanya terbuka. Kalau di lihat-lihat aura dokter kandungannya terpancar hehe. Dengan sigap Arisha langsung memapah lalu membukakan pintu mobil anaknya untuk Bu Lidya. Kebetulan mobilnya bersebelahan.

"Kak" Arisha menyalimi Raina
"Terimakasih ya" ucap Raina
"Sama-sama kak"
"Bu boleh salim?" tanya Arisha pada Bu Nadya
"Boleh"Arisha dengan semangat langsung menyalami Bu Lidya

Bu Lidya reflek mengusap kepala Arisha yang terbalut hijab. Mobil itu sudah pergi. Arisha pun ikut pergi juga dari parkiran.
Sesampainya di apartemen, Arisha langsung menghampiri bibi yang sedang memasak.

"Bi ini aku barusan belanja hehe"
"Non punya uang?"
"Ada dari tabungan aku bi hehe" bibi pun langsung mengambil alim belanjaan dari tangan Arisha

"Bi, aku tunggu di kamar ya"
"Mau apa non?"
"Ada deh" Arisha terkekeh

Arisha langsung pergi ke kamar untuk mandi, lebih tepatnya dia pengen nangis lagi.

"Gini ya terlalu berharap lebih kepada manusia, ujungnya sakit" Arisha pun langsung menyelesaikan mandinya

"Aduh maaf Bi nunggu lama ya?"
"Kenapa non? Nangis?"
"Lagi inget aja sama almarhum bi"

Arisha kembali murung. Ia bergegas mengambil hadia tersebut untuk mengalihkan tatapan dari bibinya itu.

"Suprise"
"Apa ini non?"
"Hadiah dari aku. Selaku keluarga dari paman, aku minta maaf Bi. Bibi jadi ke bawa-bawa."
"Gak papa non, ini bukan salah non kok"
"Yaudah ini hadiah buat bibi aja deh"
"Tapi non"

Arisha langsung menarik bibi untuk menemui mang Supri. Yap dia ingin mang Supri yang memasangkan perhiasan itu hehe

"Mang sini deh"
"Apa non?"
"Katanya bibi mau dipasangin perhiasa sama mamang hee"
"Tapi kan saya gak punya perhiasan non"
"Ini dia, tara..."

Akhirnya mamang memasangkan perhiasan itu pada istrinya, hanya cincin saja sisanya ia simpan di lemari takutnya jatoh kalau di pake mah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya mamang memasangkan perhiasan itu pada istrinya, hanya cincin saja sisanya ia simpan di lemari takutnya jatoh kalau di pake mah

Mas Arkana (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang