part 2

2.6K 106 1
                                    


Hargailah cerita author.
Jangan lupa vote & komen ya....

Ini real hasil pemikiran sendiri tidak plagiat sama sekali

Jangan lupa tinggalkan jejak







🌸🌸🌸

 🌸🌸🌸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🌸🌸🌸



Keesokan harinya, mereka sedang sarapan pagi, hanya denting sendok dan piring yang mengisi ruang meja makan. Setelah selesai sarapan, kini sang kakek mulai membuka percakapan.

Sang kakek tersenyum kepada Arisha "Nak ikut kakek ke pesantren ya" ajak sang kakek

Arisha menggelengkan kepalanya pertanda dia tidak bisa "Arisha mau ke rektorat dulu, mau cap basah surat izin penelitian." Sang kakek hanya mengangguk

"Yaudah, sekalian ayah antar kamu ke kampus." usul ayah

"Gak usah ayah, nanti Arisha naik mobil aja. Kan nanti langsung ke pesantren nyusul kakek" tolak Arisha

"Eummmm boleh lah, terserah kamu. Ingat jangan ngebut-ngebut" Arisha hanya mengangguk

Arisha langsung naik ke kamarnya untuk bersiap berangkat ke kampus. Setelah selesai Arisha langsung menuju garasi.
Mobil yang dikendarai Arisha membelah jalanan ibu kota.

Arisha tak sengaja melihat mobil yang berkendara  di depannya dengan tulisan 'SILAHKAN DULUAN ISTRI SAYA SEDANG MENGANDUNG' kurang lebih seperti itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arisha tak sengaja melihat mobil yang berkendara di depannya dengan tulisan 'SILAHKAN DULUAN ISTRI SAYA SEDANG MENGANDUNG' kurang lebih seperti itu.

"Masya Allah, beruntung sekali istirnya" gumam Arisha

Tidak terasa Arisha sudah sampai di area kampus. Arisha langsung menuju rektorat untuk mengurus surat menyurat. Arisha di kampus tidak punya sahabat dekat ataupun teman dekat, karena sahabat-sahabat Arisha sibuk bekerja untuk menghidupi keluarganya.

Selesai semuanya Arisha langsung menyusul sang kakek ke pesantren. Dipertengahan jalan, mobil yang bertulisan tadi bagian depannya mengeluarkan asap. Pasang suami istri itu duduk di trotoar jalan, kebetulan jalan ini sangat sepi. Arisha pun segera menepikan mobilnya.
Arisha keluar dari mobilnya tak lupa ia membawa air mineral untuk pasutri tersebut, kebetulan tadi sebelum berangkat ia mampir ke kantin kampus.

"Permisi. Ada yang bisa saya bantu mbak?" Ucap Arisha sambil duduk bersebelahan dengan mbak itu

"Ini dek, mobil saya tiba-tiba mogok dan langsung mengeluarkan asap " Arisha hanya mengangguk lalu ia menyodorkan air meneral itu.

"Mbak ini mau ke mana?" Arisha hanya mengobrol dengan mbaknya tidak dengan masnya soalnya pria itu sedari tadi sibuk menelfon seseorang.

Tiba-tiba air mineral itu jatuh dari tangannya dan dia langsung memegang perutnya tak lupa ia mencengkram tangan Arisha

"Awshh... Sakit. Mas... Sakit tolong...." Pria itu langsung menghampiri sang istri

"Astaghfirullah, kamu mau lahiran? Jangan sekarang pliss sayang" Arisha hanya melongo mendengar ucapan pria itu. Dia itu be*o, o*on, atau apa.

"Maaf om ya, sekarang kita bawa ke rumah sakit. Itu ketubannya sudah pecah" dia hanya mengangguk

Arisha dengan sigap membukakan pintu belakang "Biar saya yang menyetir" lagi-lagi dia mengangguk

Dengan kecepatan tinggi Arisha mengendarai mobilnya. Pasutri tersebut hanya bisa berdoa untuk keselamatan mereka.

"Hey jangan ngebut. Mau kita celaka hah?!" Protes pria itu

"Om ini darurat. Gimana kalau istri Om itu lahiran disini? Saya bukan bidan om. Tuntun aba-aba istrinya, tarik nafas buang sampe seterusnya." Ia langsung mengerti da langsung mempraktekkan apa yang Arisha katakan

20 menit akhirnya mereka sampai di rumah sakit. Arisha berteriak memanggil suster sambil membukakan pintu belakang.
Akhirnya suster itu datang membawa kursi roda. Mbak itu langsung duduk di kursi roda.

"Lancar-lancar ya mbak" ucapku sambil mengusap perutnya

"Aamiin, makasih ya dek" Arisha hanya mengangguk

Ayo kira-kira pasutri itu siapa

Mas Arkana (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang