part 20

1.2K 58 15
                                    

🌺🌺🌺🌺🌺🌺

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌺
🌺
🌺
🌺
🌺
🌺

Di sisi lain, tepatnya di ruang VVIP. Kini keluarga dari Lidya sedang bercanda gurau bersama cucu-cucunya. Sedangkan Arkan masih sangat bahagia dengan kabar bahwa anaknya sudah bisa berbicara walau kadang masih sedikit gagap.

"Ba-b-a" panggil Alsha

"Iya kenapa sayang hmm?"

"O-pa?"

"Opa kan lagi kerja. Nanti katanya bakalan bawa mainan yang banyak buat Ama dan Asa"

"B-u-bu"

"Siapa bubu?"

"Umi balu kita lah" celetuk Alma

Arkan langsung melirik mamanya untuk meminta penjelasan. Lidya hanya menggeleng. Sedangkan istri dari Arkan hanya menyimak obrolan mereka sambil memejamkan matanya.

"Permisi"

"Bubu" teriak kedua bocil itu

Mereka langsung memeluk kaki Arisha. Yap yang datang ialah Arisha, untuk melihat perkembangan pasiennya. Arisha langsung berjongkok menyamakan posisinya dengan 2 anak kecil itu.

"Nanti ya. Sekarang kak dokter mau meriksa dulu umi kalian" si kembar itu hanya mengangguk.

Arisha langsung berjalan menuju brankar diikuti oleh asistennya.

"Tolong ditulis ya buat laporan sus"
"Baik dok"

Arisha mulai memeriksa istri Arkan itu. Semua yang ada di ruangan itu fokus menatap Arisha. Setelah Arisha memeriksa istri Arkan, Arisha hanya menghela nafas. Asisten pun membacakan hasil perkembangan kesehatan pasien.

"Dari hasil pemeriksaan nyonya Humairah sampai saat ini belum ada perkembangan sama sekali"

"Kenapa?"

"Karena jalan satu-satunya untuk sembuh dengan cara mengangkat rahimnya. Bila mana ini dibiarkan, kanker tersebut akan menyebar ke sel-sel yang lainnya"

Hanya itu jalan satu-satunya. Karna pasien belakangan ini sedang kemoterapi, tapi hasilnya tidak ada sama sekali. Karna apa? Karna pasien sengaja tidak meminum obatnya. Dia ingin segera pergi dari dunia.

"Nyonya Humairah, lain kali obatnya jangan lupa diminum ya. Kebanyakan pasien belakangan ini obatnya tidak diminum"

"Baik dok terimakasih"

"Bila mana nyonya Humairah siap operasi, langsung saja hubungi dokter yang bersangkutan"

"Baik"

Arisha pun akan keluar dari ruangan itu, tiba-tiba bocil menghalangi pintu dengan cara merentangkan tangannya. Arisha hanya tersenyum sambil geleng-geleng. Arisha langsung memeluk bocil itu.

"Bubu tenapa pelgi?"

"Kak dokter kan lagi kerja"

"No kak doktel, tapi bubu"

Mas Arkana (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang