part 4

2K 86 0
                                    


🌸🌸🌸

🌸🌸🌸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌸🌸🌸



Setelah berbincang-bincang cukup lama, akhirnya Arisha dan kakeknya pamit untuk pulang karena hari semakin sore.

Selama diperjalanan Arisha memikirkan perjodohan itu dan ada juga satu masalah lagi yang dipikirkan Arisha, ternyata bunda yang ia kenal bukan ibu kandung melainkan ibu tiri .

Flashback

"Ternyata kamu lebih mirip almarhumah bunda kamu nak" ucap pak Rahman ayah dari Gus Zayn

Semua orang bungkam dengan kalimat yang dilontarkan oleh pak Rahman ini. Ya karena semua orang sudah tahu bahwa ibu kandungnya Arisha meninggal dunia ketika ia berjuang melahirkan Arisha. Kecuali dengan Arisha, Arisha hanya melongo, jadi selama 20 tahun keluarganya menyembunyikan rahasia darinya.

"Eh eh maaf keceplosan" ucapnya lirih

Arisha hanya tersenyum "Tidak apa-apa om, terimakasih. Setidaknya Arisha tahu yang sebenarnya walaupun dari orang lain"

***
Arisha melajukan mobilnya dengan kecepatan 160 KM/jam. Suara klakson truk dari arah berlawanan membuyarkan lamunan Arisha, Arisha langsung membanting stirnya ke arah kiri hingga akhirnya Arisha menabrak pohon cukup besar.

Arghhhh
Brukkkkk

Kepala Arisha terbentur stir cukup kuat hingga membuat Arisha tak sadarkan diri.

1 jam lamanya masih belum ada tanda-tanda orang yang menolong dia, kebetulan jalan tersebut selalu sepi jauh dari pemukiman warga. Hingga akhirnya sebuah mobil berhenti dan pria itu langsung berlari menuju mobil Arisha.

Pria itu langsung memecahkan kaca mobil untuk segera menolong Arisha. Pria itu langsung membopong tubuh Arisha menuju mobilnya

"Ya Rabb maafkan hamba, hamba sudah menyentuh wanita yang bukan mahram hamba. Hamba hanya menolong wanita itu" gumam Gus Zayn

Ya Gus Zayn lah yang menolong Arisha. Sebelumnya Gus Zayn akan menjemput sang ustadz yang akan mengisi pengajian bulanan di pesantren Ar-Rasyid. Ia tak sengaja melihat kecelakaan.

***

Di ruangan bernuansa putih tepatnya di rumah sakit, Arisha kini tengah terbaring lemah. Setelah dinyatakan bisa melewati masa kritisnya, Arisha dipindahkan ke ruang VVIP. Kini keluarga Nasution tengah menunggu Arisha sadar.

Setelah sekian lama tidak sadarkan diri, Arisha perlahan membuka matanya. Arisha melihat disekelilingnya ternyata sudah ada keluarga.

"Ayah" lirih Arisha
"Maafin ayah nak. Ayah gak bermaksud membohongi kamu"
"Ayah jahat, aku kecewa sama ayah"

Arisha menangis histeris didekapan sang ayah. Dia berontak sambil memukul dada sang ayah hingga tak sadarkan diri lagi.

*
Malam pun tiba, Arisha tak kunjung bangun dari pingsannya. Pasalnya saat ini keluarga Zayn sudah berada di ruangan tersebut, padahal dari tadi Arisha sudah sadar cuma dia masih pura-pura pingsan karena males mendengar perihal perjodohan.

Keluarga Zayn pun pamit untuk pulang, Arisha mendengar itu langsung melancarkan aksinya. Perlahan jari jemari Arisha bergerak sedikit demi sedikit, disusul dengan mata yang mulai membuka.

"Sshhh" desah Arisha sambil memegang kepalanya
"Alhamdulillah" ucap mereka serempak

Arisha hanya diam menunduk, ntahlah dia sekarang akan tinggal di mana untuk sementara, dia masih kecewa dengan keluarganya yang tega merahasiakan kematian ibu kandungnya.

"Nak" sang bunda menghampiri Arisha
"Aku mau sendiri dulu, aku ngantuk mau tidur" ucap Arisha sambil merebahkan tubuhnya tak lupa selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.

Semua orang menghela nafas panjang, Arisha masih marah. Ya siapa yang gak marah mereka menutup-nutupi rahasianya. Semua orang sudah pulang kecuali ayah dan bunda, ya mereka akan menjaga disini. Malam semakin larut Arisha masih bergulat dengan pikirannya. Arisha melirik ke pintu yang sedikit membuka, perlaha Arisha turun dari ranjang rumah sakit tak lupa dia membawa infusan tanpa tiang. Dia berjalan menuju kamar, ya di ruang Arisha tempat ada 1 kamar untuk orang yang menjaga, maklum ruang VVIP serba ada hehe.
Arisha berkaca-kaca melihat ayah bundanya tertidur lelap, Arisha semakin terisak di samping ranjang yang mampu membangunkan orang tuanya.

"Ayah, maaf hiks... hiks...." Arisha langsung memeluk sang ayah.

Sang ayah pun tersenyum sambil mengusap lembut punggung anaknya. Bunda pun ikut memeluk mereka

"Maafin bunda nak" Arisha hanya mengangguk

Mereka pun merubah posisi menjadi berbaring diatas ranjang, ya akhirnya mereka tidur bersama. Masalah yang terjadi sudah selesai tanpa ada dendam dan amarah.

Mas Arkana (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang