part 44

996 43 1
                                    

🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌺
🌺
🌺
🌺
🌺
🌺
🌺


3 bulan kemudian, tepat hari ini di mana Arkan dan Arisha pulang dari umrah, hanya berdua. Baru sekarang-sekarang mereka melakukan bulan madu, Karna belakangan ini Arkan sibuk mengurus 2 perusahaan yang keduanya sama-sama ada masalah. Arisha lah yang meminta untuk bulan madu ke Mekkah, lebih tepatnya dia ingin beribadah bareng suaminya. Selama umrah, Arisha meminta kepada Allah supaya tidak haid dulu, Karna gak mau ibadahnya terhalang.

Kini Arkan dan Arisha sudah sampai di mansion, merek berdua disambut dengan baik oleh keluarga, maid dan beberapa pengawal. Arisha sedari tadi hanya melamun, dia memikirkan dirinya sudah telat datang bulan selama 2 Minggu. Apa dia hamil? Mudah-mudahan saja

'Apa aku hamil? Ah gak mungkin, ini hormon kali. Kata dokter aku bakal susah untuk mengandung lagi'

"Sayang"

"Ah iya, mas"

"Kamu kenapa? Cape? Yaudah kita istirahat saja" Arisha mengangguk

"Semuannya, kita ke atas dulu ya. Kasian Arisha butuh istirahat, tadi diperjalanan dia mabuk"

"Kok tumben gak biasanya" heran Lidya

"Masuk angin mungkin ma"

Kini Arisha dan Arkan sudah rebahan di ranjang, dia ingin minta pendapat suaminya, tapi takut ujungnya mengecewakan

"Kamu kenapa? Sini cerita sama mas"

"Mas kan aku sebelum umrah, aku berdoa. Selama menjalankan ibadah umrah, aku gak mau Hed dulu. Tapi mas kalau di hitung-hitung, aku udah telat haid 3 Minggu"

"Apa!?" Arkan langsung duduk, dan dia langsung tersenyum

Arkan mendekat ke arah perut Arisha, dia membisikan sesuatu sambil tersenyum, dia berharap ada janin yang sudah Allah titipkan di rahim istrinya itu

"Kamu kenapa mas?"

"Ah enggak kok, mas cuma cek perut kamu aja. Siapa tau kamu lapar"

"Iya sih aku lapar, tapi aku lagi pengen brownies coklat buatan Raina dan Dika"

"Fiks kamu ngidam. Yaudah mas suruh mereka dulu ya, sekalian memperdekat mereka "

"Iya mas"

Arkan langsung keluar, sedangkan Arisha langsung menunduk sambil mengusap perutnya

"Semoga kamu segera hadir di perut bubu ya sayang. Bubu udah gak sabar loh"

Arisha malah menangis, dia langsung berjalan ke lemari. Dia mencari tespek siapa tau ada di sana. Dia sudah mencari di semua lemari tapi hasilnya nihil, dia pergi ke kamar mandi siapa tau yang di cari Arisha ada

"Akhirnya ada juga. Aku coba tes deh, siapa tau garis 2"

Arisha menampung urinnya, dia langsung mencelupkan alat itu. Dia tak henti-hentinya berdoa dalam hati. Beberapa detik mencelupkan, Arisha langsung mengangkat alat itu, alat itu harus di diamkan beberapa menit. Arisha hanya mampu menutup matanya, perlahan Arisha membuka matanya dia langsung melihat alat itu dan

Mas Arkana (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang