"Saat stres kenapa tidak ke pantai saja?" Woozi menyahut, memandang Jiho yang berjalan menyusuri pantai Gwangalli yang tidak jauh dari kawasan rumah mereka. Perempuan itu berjalan di depannya, memegang sepatu kets yang sudah ia buka agar air laut bisa mengenai kakinya.
"Apakah kau tidak bosan melihat pantai terus?" Balas Jiho sambil berbalik, mendelik pada Woozi yang tersadar jika perempuan itu hidup cukup lama di Busan. Tidak sepertinya yang sudah menetap di Kota Seoul.
Pantai pasti menjadi tempat yang membosankan bagi Jiho. Bukannya melepaskan stres, pantai malah bisa membuat perempuan itu tambah stres. Woozi bisa membayangkan hal itu karena dulu ia pun sudah bosan melihat pantai. Tapi yang menjadi poin Woozi adalah hobi Jiho yang baru diketahuinya semalam. Membuat video. Jika perempuan itu merasa lelah dengan pekerjannya, bukankah perempuan itu bisa mengambil video random di sekitarnya?
"Maksudku membuat video."
"Tidak." Jiho mengelak, berbalik dan berjalan mundur agar bisa berbicara sambil memandang Woozi dengan mudah. "Membuat video bukan coping mechanism-ku meski aku juga merasa senang saat membuatnya. Kau paham, kan? Hobi yang hanya bisa dilakukan jika ada waktu dan niat yang besar."
"Tapi videomu bagus-bagus." Puji Woozi gemas.
"Karena niatnya besar."
"Ahh..." Woozi kelihatan kikuk, mengangguk-angguk setuju kepada Jiho yang nyengir kepadanya sebelum berbalik untuk berjalan dengan benar.
Keduanya pun terdiam, membiarkan suara ombak memenuhi telinga, menyusuri Pantai Gwangalli yang terlihat cantik karena langit yang mulai menampakkan warna oranye tanda matahari akan terbenam. Kondisi pantai yang tidak terlalu ramai juga membuat keduanya bisa leluasa bercengkrama sampai Woozi berani membuka maskernya. Hal yang berbahaya sebenarnya, tapi Woozi tidak peduli karena ingin menghirup udara pantai yang akan jarang dilakukannya jika sudah kembali ke Seoul.
Entah apa yang terjadi pada otaknya. Woozi tidak paham mengapa ia mengajak Jiho untuk menemaninya ke Gwangalli setelah membuat musik yang terinspirasi dari klip yang dibuat Jiho di Instagramnya semalam. Yang jelas Woozi merasa dirinya ingin ke pantai, berharap bisa mendapatkan inspirasi lebih. Inspirasi yang akhir-akhir ini sulit ia dapatkan karena tekanan pekerjaannya.
Tapi, mengapa harus bersama Jiho!?
Woozi bertanya-tanya kepada diri sendiri, menemukan beberapa sisi dirinya yang mengajukan jawaban yang beranekaragam.
"Tapi, terima kasih banget. Aku jadi bisa membuat demo baru." Kata Woozi pada akhirnya.
"Aku juga terima kasih. Karena omonganmu aku bisa membuat artikel yang baru." Balas Jiho dengan tulus, berbalik ke arah Woozi setelah menghentikan langkah di satu sisi Pantai Gwangalli yang berhadapan dengan Jembatan Gwangan yang cantik.
"Tadi siang, traffic artikelku cukup naik. Kata temanku, artikel yang ku buat seperti chicken soup. Banyak yang merasa relate, makanya ramai." Jiho melanjutkan, tersenyum lebar kepada Woozi yang turut tersenyum tanpa disadarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ocean (바다) [Complete]
Teen FictionTekanan kerja yang besar membuat Woozi, produser sekaligus anggota boyband Seventeen, stress hingga ia dipaksa kembali ke rumahnya yang berada di Busan selama seminggu oleh S.Coups, sang Leader. Di sana ia tidak sengaja bertemu dengan Jeon Jiho, seo...