8

211 34 0
                                    

Jiho duduk sambil menahan napas melihat pemandangan di luar kereta gantung yang akan membawanya dan seorang pria yang duduk di hadapannya ke Taman Songdo Sky yang berada di dalam kawasan Taman Ekologi Amnam yang sangat luas. Ditengah kesibukannya yang harus menulis beberapa artikel selama satu hari, ia tetap memberikan waktu untuk pria di hadapannya yang baru ia kenal beberapa hari lalu untuk berjalan-jalan di Busan. Sekalian menghibur diri yang belum juga keluar dari lingkup burnout padahal kemarin ia sudah berhasil menulis artikel yang bagus.

Mungkin Naeun benar pikir Jiho. Ia memang butuh waktu libur, healing tanpa dibayang-bayangi pekerjaan yang semakin banyak tuntutannya. Sayangnya ia tidak bisa libur karena pekerjaannya menumpuk. Hanya bisa mencuri sedikit waktu seperti saat ini.

"Kau takut ketinggian?" Tanya pria di hadapannya yang juga kelihatan was-was melihat pemandangan di luar kereta gantung yang terbuat dari kaca tebal--yang membuat mereka seperti tengah melayang di langit Busan.

"Tidak, sih. Tapi, ini cukup mengerikan." Jawab Jiho dengan napas tersenggal saat kereta mereka sedikit bergoyang karena tertiup angin.

"Kau sendiri, Woozi?" Jiho melempar tanya kepada pria di hadapannya. Woozi. Ya, si Woozi anggota boyband yang ternyata satu alumni SDnya.

"Sedikit?"

Woozi memang kelihatan pias, duduk di tengah kursi kereta gantung, berhadapan dengan Jiho yang juga memilih duduk di tengah agar bisa menyeimbangkan kereta. Keduanya saling melemparkan senyum kecut lalu mencoba memandang keluar jendela untuk melihat pemandangan yang sangat indah. Pemandangannya memang indah, tapi rasanya ekstrem sekali sampai Jiho tidak mampu mengambil ponsel dalam kantong jaket untuk memotret atau merekam pemandangan itu. Pupus sudah keinginannya untuk membuat video liburan.

"Ini pertama kalinya buatmu juga, kan?" Tanya Woozi mencoba mengalihkan pandangan dari kaca yang ia pijaki, memandang Jiho yang mengangguk kikuk.

"Aku mencoba memberanikan diri karenamu."

"Tahu begitu, kita lebih baik jalan-jalan di Songdo Skywalk saja." Rutuk Woozi membuat Jiho terkekeh kecil. "Tidak apa-apa. Kapan lagi, kan?"

"Ku pikir tidak akan semenakutkan ini."

"Aku juga." Timpal Jiho, akhirnya sedikit mengembangkan senyum Woozi yang sempat menutup mata saat kereta mereka bergoyang karena angin.

"Tapi aku sepertinya tidak akan membuat video di sini. Mengerikan." Kata Jiho lagi, yang kedua tangannya memegang bagian bawah kursinya dengan erat sampai buku-buku jarinya memutih. Woozi mengangguk mahfum, ia melakukan hal yang sama dengan Jiho, paham karena memang kondisinya tidak begitu nyaman untuk melepas pegangan mereka dari kursi.

"Sebaiknya aku tutup mata saja." Woozi menahan tawa, merasa miris karena memperlihatkan kelemahannya pada seorang wanita yang baru ia kenal itu.

"Sebenarnya pemandangannya sayang untuk dilewatkan. Tapi kalau kau takut sekali, ya sudah."

"Sedikit takut." Koreksi Woozi hingga Jiho menggulum bibir untuk menahan tawa.

Tidak ingin melukai pride Woozi, Jiho pun diam. Ia memandang Woozi yang menutup kedua matanya dengan rapat selama sesaat, tersenyum lebar memandang pria itu lalu melemparkan pandangan ke sekeliling. Melihat pemandangan Pantai Songdo yang berkilau karena sinar matahari. Indah sekali sampai ia lupa dengan rasa takut yang sempat menghampirinya.

Setelah bertahun-tahun tinggal di Busan, Jiho belum pernah sama sekali menaiki kereta gantung Songdo. Selain tidak berani, ia juga tidak pernah menyisihkan waktunya untuk ke Songdo. Menurut Jiho, masih ada pantai-pantai lain di Busan, yang dekat dengan rumahnya yang bisa ia datangi jika ingin. Lagipula ia memang cukup sibuk dan tidak ada yang mengajaknya pula ke sana sampai Woozi menghubunginya semalam.

Jiho mendengus, memandang Woozi yang sedang menyipitkan mata untuk melihat pemandangan di sekitar mereka. Pria itu badannya saja yang kekar, tidak seperti keberaniannya yang menciut sejak mereka masuk ke dalam kereta gantung. Tampak menggemaskan di mata Jiho yang akhirnya tidak bisa menahan tawa melihat prilaku pria itu.

~~~

Faktor yang membuat Woozi malas ke Busan adalah ocehan kedua orangtua, terutama Ibunya yang membuat kedua telinganya memerah. Maka dari itu, saat S.Coups menyuruhnya pulang, ia sempat menolak mentah-mentah dan berniat untuk beristirahat di apartemen saja--meski itu tidak mungkin. Tapi S.Coups tidak bisa dilawan kalau sudah memutuskan sesuatu hingga ia manut kembali ke Busan. Menikmati liburan dengan ocehan Ibunya sampai ia terpaksa keluar rumah untuk menenangkan kepala.

Padahal Woozi terkenal sangat introvert, tapi sekarang ia malah mengajak Jiho keluar, ke Songdo karena ingin mencoba menaiki kereta gantung yang cukup terkenal di kalangan turis. Kereta gantung yang sangat menyeramkan sampai ia menyesal mengajak Jiho menaikinya. Kelemahannya tampak jelas di mata perempuan itu. Bahkan Jiho sempat tertawa melihatnya ketakutan--yang membuatnya malu setengah mati.

"Aku ingin menjadi Doctor Strange." Kata Woozi tiba-tiba sambil berjalan di sisi Jiho yang tengah merekam beberapa patung yang terdapat pada Taman Songdo Sky.

"Kenapa?" Tanya Jiho dengan dahi berkerut. Ia sudah mematikan rekaman videonya agar bisa fokus dengan Woozi yang tengah menggeleng-gelengkan kepala.

"Aku ingin memutar waktu agar tidak menaiki kereta gantung itu lagi. Tidak akan." Jawab Woozi membuat Jiho tertawa.

"Pengalaman."

"Memalukan." Woozi mendesis, meningkatkan tawa Jiho yang bahkan harus menghentikan langkah karena perutnya yang tergelitik.

"Untung saja aku bukan fansmu, ya." Bisik Jiho setelah puas tertawa.

"Tapi kau baru mengenalku."

"Ya, anggap saja kita sudah berteman sejak SD."

"Tetap saja." Kata Woozi sambil menggelengkan kepala sekali lagi sebelum melanjutkan langkah karena Jiho sudah bisa berjalan dengan normal.

"Kau tahu? Dulu, aku juga ingin sekali menjadi Doctor Strange. Aku ingin sekali mengatur waktu, bisa berpindah tempat dengan mudah... menjadi superhero."

"Siapa yang tidak mau?"

"Aku." Jawab Jiho cepat, menunjuk dirinya sendiri hingga Woozi mengerutkan dahi.

"Dulu aku mau. Sekarang tidak." Kata Jiho lagi dan Woozi memandangnya penasaran.

Keduanya masih berjalan bersisian, menuju pintu keluar Taman Songdo Sky untuk mencari Taxi yang bisa membawa mereka kembali ke stasiun Kereta Gantung Songdo karena keduanya sepakat tidak mau menaiki kereta gantung itu lagi untuk kembali ke stasiun tempat mobil Jiho terparkir.

"Butterfly effect."

Woozi langsung ber-ah-ria. Paham maksud ucapan Jiho karena efek itu juga sempat dikatakan oleh Benedict Cumberbacth saat memerankan Dr. Stephen Strange dalam film laga superhero kesukaannya tersebut.

"Dan setelah dipikir-pikir... aku pun menyukai hidupku yang seperti ini." Tambah Jiho dengam bijaknya hingga Woozi menyunggingkan senyum tipis.

"Ya, aku pun. Tapi kekuatan Doctor Strange bisa berguna untuk beberapa keadaan. Seperti tadi."

"Hahahaha... tidak apa-apa. Aku tidak akan memberitahukan kepada siapa-siapa." Kata Jiho sambil memperagakan mulut yang diresleting hingga Woozi tak mampu menahan tawanya.

" Kata Jiho sambil memperagakan mulut yang diresleting hingga Woozi tak mampu menahan tawanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Thank you for reading! If you like it don't forget to like and comment ^^

Ocean (바다) [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang