06-Bidadari

9.8K 369 1
                                        

Lihat, di sana ada bidadari

~Alif Syauqi khalik~

~Alif Syauqi khalik~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


••••

Setibanya di pesantren, Alif dan Arumi berjalan beriringan menuju ndalem yang disambut oleh banyaknya santri yang berjejer menyambut mereka. Namun tak urung banyak pula yang berbisik tentang siapakah gadis yang berjalan beriringan disamping gus mereka tersebut.

Keduanya hanya acuh tak memperdulikan mereka, berjalan menghampiri ummah Zahra dan Abah Ahmad yang sudah menunggu di halaman ndalem.

"Assalamualaikum bah, ummah"

Keduanya tersenyum menyambut kedatangan menantu juga anaknya yang baru tiba, ummah Zahra menarik tangan Arumi untuk masuk diikuti oleh Abah Ahmad meninggalkan Alif yang menggerutu menatap mereka "Anak mereka siapa, yang disambut siapa. Heran!"

"Alif masuk!"

"Iya!" teriakan ummahnya dari dalam membuatnya ikut berteriak. Alif berjalan dengan langkah malasnya masuk ke dalam, kemudian mendudukkan dirinya di sofa sambil menatap Arumi yang menunduk. Sepertinya gadis itu canggung 'Tumben diem biasanya gak bisa' Pikirnya tanpa mengalihkan tatapannya dari Arumi.

Gadis itu mendongak saat merasa ada seseorang yang memperhatikannya, sepersekian detik tatapannya bertemu dengan Alif, ia sempat terpanah dengan pahatan yang nyaris sempurna pada pemilik wajah didepannya. Dengan cepat Arumi menggeleng. Tidak, ia tidak boleh terpesona dengan ketampanan makhluk darat satu ini.

"Eumm, Alif keatas dulu ya bah, ummah mau istirahat" Alif pun berjalan ke belakang kursi yang diduduki kedua orangtuanya. Sungkan saja jika berjalan dihadapan mereka. Namun tiba-tiba suara ummahnya menyahut kemudian.

"Ajak Arumi juga dong. Masa Rumi-nya ditinggalin disini, gimana to le"

Seakan tersadar, Alif memutar badannya sambil cengengesan dengan tangan yang menggaruk tengkuknya yang tiba-tiba saja terasa gatal "Hehe maaf Alif lupa, soalnya nggak keliatan um"

Arumi melototkan matanya, memang ia dikira mahkluk tak kasat mata apa, sampai tidak terlihat?

Dengan langkah kesalnya ia berjalan menuju Alif yang mengodenya seakan menyuruhnya untuk ikut dengannya. Arumi berjalan mendahului Alif dengan kesal, membuat Alif geleng-geleng kepala dibuatnya.

"Kamar saya yang ini!" tegurnya saat Arumi membuka pintu kamar tepat di sebelah kamarnya.

"Makanya tungguin, ndak tau jalan juga malah pergi duluan"

Arumi hanya berdecak pelan sambil memutar bola matanya jengah "Galak banget!"

Alif berusaha bersabar, ia mendorong pintu berwarna putih yang baru saja ia buka sambil berucap "Silahkan tuan putri ini kamar kita" Alif tersenyum, namun lebih tepatnya senyum yang dibuat-buat.

Mendadak Ning (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang