Pikir Jisoo, musim semi tidak akan ada hujan, karena hari ini disambut dengan pagi yang cerah dan nyanyian burung yang merdu. Namun pada jam dua siang ini, hujan sudah menyapa. Awalnya masih gerimis, kini sudah begitu deras, mengundang Jisoo untuk bermain hujan. Tapi ia tahu Vernon akan memarahinya jika bermain hujan di area sekolah. Sebab menjadi contoh yang tidak baik bagi anak-anak lain. Jisoo hanya menghela napas berat berkali-kali. Hatinya begitu ingin berada di tengah hujan yang deras itu. Wajahnya masam karena tidak sabar.
Hari ini Jisoo menikmati hari pertamanya di sekolah, memiliki teman baru dan lingkungan baru yang begitu indah dan hijau. Rasanya sulit menemukan pohon di daerah California, tapi setelah mendapati sekolah ini, Jisoo sadar bahwa masih ada kehidupan untuk tumbuh-tumbuhan yang menyegarkan mata. Guru-guru mereka ramah, sekolah ini sesuai dengan kesukaan Jisoo. Dengan cepat ia beradaptasi dan merasa nyaman.
Awalnya Jisoo akan menunggu jemputan pulang sekolahnya di gerbang sekolah, namun sayangnya, Jisoo lupa membawa payung. Gadis kecil itu hanya duduk di salah satu kursi yang tersedia di Lobby sekolah, menunggu paman Seunggi menjemputnya.
"Bagaimana makan siangmu? Aku mencarimu seharian, kau tahu," Vernon datang dengan protes karena ditinggalkan. Sejak sampai di sekolah, Jisoo tidak tinggal diam. Dia berkeliling dan langsung memiliki banyak teman. Pada jam makan siang, Jisoo duduk dengan teman-teman barunya, melupakan Vernon yang pasti mencari. Meski berada di kelas yang sama, Vernon dibuat kewalahan dengan sikap Jisoo
Jisoo mendapat tiga teman baru hari ini. Jasmine, Hayley dan Veronica. Jisoolah yang menyapa ketiganya tadi. Jisoo lupa untuk mengajak Vernon. Lebih tepatnya Jisoo tidak peduli, yang penting ia harus menikmati mac & cheese-nya, menu makan siang yang mereka dapatkan di cafeteria sekolah. Bagaimana ia dapat memikirkan yang lain saat keju yang begitu lembut meleleh di lidahnya? Jisoo adalah pecinta keju, tidak akan ada sisah apapun jika makanan itu mengandung keju. Ini juga salah satu alasan Jisoo bisa cepat nyaman.
Cafeteria mereka memiliki kualitas terbaik, menurut Jisoo. Nuansanya mirip dengan restoran, hanya saja semua orang yang makan di sana mendapat menu yang sama. Jisoo baru tahu bahwa sekolah mereka ini tersedia dari TK hingga perguruan tinggi. Maka dari itu ruang makan ini begitu luas.
"Mereka yang memaksaku, Ver. Tapi aku tidak keberatan," ucap enteng Jisoo. Gadis kecil itu tidak mengalihkan sedikitpun pandangannya dari rintik hujan yang masih mengguyur dengan deras. Jisoo melirik pada Vernon. Dia sudah jenuh. Vernon membalas tatapannya, bertanya tanpa kata kepada Jisoo.
"Vernon, aku mau main hujan," Pintanya pada Vernon dengan puppy eyes andalannya. Vernon anak yang keras kepala, sekali perkataan itu keluar, tidak akan ditariknya kembali sampai kapan pun. Namun untuk Jisoo, terkadang ada sedikit kelonggaran.
"Boleh dengan payungku," Vernon mengulurkan payung merahya kepada Jisoo. Payung itu khusus hujan karena transparan. Indah memang, namun Jisoo menolak. Ia ingin merasakan hujan itu di tubuhnya, menyentuh airnya. Tapi setelah dipikir-pikir, ia menerima tawaran Vernon, setidaknya ia masih bisa menikmati pemandangan hujan lebih dekat. Namun urung lagi karena sadar bahwa ia tidak mengenakan sepatu bot. Sepatunya sekarang adalah sepatu kulit yang akan rusak jika banyak terkena air. Ia tidak mau pulang dan berakhir dimarahi sang ayah karena merusak sepatunya.
Secara usil gadis itu mengulurkan tangan kirinya, merasakan air hujan itu membasahi telapak tangannya saja. Tatapannya sedih, tapi Jisoo memilih cara ini.
Melihat sahabat kecilnya itu bosan, Vernon berdiri, berinisiatif untuk mencari sesuatu "Tunggu di sini, aku ingin membeli susu," Vernon meninggalkan tasnya di sebelah Jisoo.
Jisoo mendapat pesan melalui jam tangannya yang berada di pergelangan tangan kanan. Pesan itu dari sang ayah. Katanya sang ayah akan sampai sebentar lagi. Oh, mungkin paman Seunggi mempercayakan ayahnya menjemput untuk hari pertama.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRYSTAL [Seoksoo GS]
FanfictionSebutir kristal yang terbuat dari air mengubah kehidupan Hong Jisoo. Di mulai dari memimpikan sesosok lelaki, hingga bertemu secara langsung dan semuanya berubah mengerikan. Jisoo memiliki ketakutan yang besar terhadap Lee Seokmin, lelaki misterius...