Bab 12:💠

125 20 0
                                    

"Aku juga tidak mengerti, Soo. Aku memang menemukan kemiripan dari Jasmine pada Seungkwan, tapi aku menemukan sesuatu yang lebih menarik pada Seungkwan. Gadis itu lebih ceria dari Jasmine," Vernon menjelaskan ketika ia dan Jisoo sedang bersantai. Vernon tampak pulang menggandeng Seungkwan, tidak lama kemudian Soonyoung menjemput gadis itu. Vernon tidak keberatan.

"Kau membandingkan mereka?" Tanya Jisoo tajam. "Jika serius dengan Seungkwan, lupakan saja Jasmine. Bukannya aku benci kepada Jasmine, dia masih temanku, aku masih berhubungan baik dengannya melalui sosmed, tapi kau harus memikirnya baik-baik," Jelas Jisoo panjang lebar.

"Tidak, Soo. Aku yang menyatakan perasaanku pada gadis itu, kau tahu aku seperti apa kan?" Jisoo mengunyah permen karetnya. "Sampai aku dengar kau membandingkan mereka," ancam Jisoo. "Serius pada satu perempuan,"

"Oh! Ver, kau tahu di mana aku menyimpan permata bergambar Seokmin? Hilang," Jisoo kemudan terisak. "Aku tidak tahu itu berada di mana. Seingatku sejak sampai di Korea aku tidak pernah membuka kotak anting-anting eomma setelah itu,"

"Kau yakin tidak mencecernya di suatu tempat?" Jisoo menggeleng. "Benda itu selalu ada di kamar, sedangkan yang pernah masuk di sana hanya aku dan Jeonghan," Ucap Jisoo. "Jeonghan saja tidak tahu kalau aku menyimpan itu sampai sekarang, karena benda itu masih di dalam koperku. Karena kau ingatkan makanya aku cari," Jelas Jisoo.

"Kau perlu aku bicara dengan Seokmin? Aku salah satu saksi kau menemukannya lho," ucap Vernon. "Aku memang tidak melihatnya berubah, tapi aku melihat hasilnya," Vernon sebenarnya tidak percaya, namun setelah penjelasan dari ayah Jisoo, Jinho, maka Vernon mengiyakan saja.

Vernon semakin percaya ketika Mark juga menemukannya. Kenapa orang-orang ini beruntung? Bisa menemukan kekasih yang ditakdirkan kepada mereka melalui tetesan air saja. Siapa duga benda itu ada di air? Benda paling dianggap sepele untuk tersentuh kulit.

🔷🔷🔷

"Boo Seungkwan!" Seokmin berteriak nyaring ketika gadis itu masuk tanpa permisi ke dalam unit apartemennya. Gadis itu tergelincir karena Seokmin sedang mengepel lantai. "Makanya ucap salam itu penting!!" Bentak Seokmin. Lelaki itu berhenti, menyimpan tongkat pelnya lalu menghampiri Seungkwan yang sedang mengusap bokongnya.

"Kau tidak cerita sih kalau mau pulang," Keluh Seungkwan. "Kau juga tidak mengatakan apapun tentang Hansol yah," Tuntut Seokmin balik. Seokmin tidak melihat keduanya berjalan bersama, mereka sangat jarang bertemu, tapi hari ini mereka jadian, tentu mengejutkan baginya.

Seungkwan terdengar tidak peduli, ia tetap mengomel tentang kepindahan Seokmin. Ia tidak mau terpisah dari sahabatnya itu. Seokmin sudah tahu reaksi dari Seungkwan, karena reaksi yang sama sudah diberikan oleh Chan dan Soonyoung tadi.

"Mau bagaimana lagi, Kwan? Kau tahu aboeji seperti apa," Jelas Seokmin, merujuk pada ayahnya yang otoriter. Seokmin tidak punya pilihan lain, dia sendiri tidak mau pindah karena sudah merasa nyaman. Dia tidak ingin kehilangan teman-temannya.

"Maafkan aku, aku sudah berusaha memberi pendapat agar bisa tinggal," Ucap Seokmin penuh sesal. "Ini juga bukan keinginanku," Keluh Seokmin.

"Kwan, aku sudah bilang untuk mandi dulu!" Soonyoung datang untuk mengeluarkan gadis bernama Boo Seungkwan dari unit Seokmin. Pasalnya gadis itu merengek. Soonyoung tahu bahwa mereka bertiga memang tidak ingin terpisah, sejak kecil BSS tidak pernah tinggal di tempat yang berbeda.

"Kwanie gak mau pulang! Mau telpon!" Ucap Seungkwan seperti anak kecil. Seokmin pasrah menyerahkan ponselnya pada Seungkwan. Biar gadis itu yang bicara pada ayahnya, ada secerca harapan karena ia ingat permintaanya pernah dikabulkan karena Seungkwan yang bicara pada ayahnya. Seokmin pasrah.

Soonyoung ikut menunggu, meyerah karena gadis itu menyikut perutnya tadi. Chan yang sudah hadir untuk menolong penyeretan Seungkwan sudah ikut duduk di lantai. Toh Seokmin baru membersihkannya, jadi ini masih aman dan bersih.

"Samchon! Aku tidak mau! Seokmin harus di sini, pindah itu gak gampang buat Seokmin," Seungkwan mengomel panjang lebar, hal yang tidak berani Seokmin lakukan pada ayahnya sendiri. Mungkin inilah mengapa ia tidak bisa berbantah dengan ayahnya itu.

"Seokmin bilang juga tidak mau pergi!" Dan semua protes itu hanya disaksikan oleh tiga orang pria lain di sana. Soonyoung cukup takjub, kemampuan mengomel Seungkwan ternyata ada gunanya juga.

🔷🔷🔷

Rasanya semua dari semua hubungan, Jeonghan dan Seungcheollah yang paling rumit. Meski tidak ada bumbu mistik seperti Jisoo, tidak ada perbedaan kultur seperti Vernon, tidak ada taruhan seperti Soonyoung, namun mereka sangat rumit.

Putus nyambung selama Jisoo hidup di dunia. Awalnya dia hanya dengar dari telepon Jeonghan, kini ia melihatnya berkali-kali. Memang jarang diceritakan. Se-playboy apa Soonyoung diceritakan di sini, maka Seungcheol lebih dari itu.

Dia memutuskan kekasih-kekasihnya jika sudah ketahuan Jeonghan. Janji-janji manis lelaki itu juga selalu diterima kembali oleh Jeonghan. Jisoo sendiri heran.

Sekarang Jeonghan sedang bertukar pesan, tersenyum. Jisoo sudah tahu siapa yang dikirimi pesan oleh Jeonghan.

"Lagi chat siapa?" Tanya Jisoo iseng. Jeonghan terkesiap, seperti baru berbuat salah. "Oppa," jawab Jeonghan. Jisoo menggeleng. Dia tahu persis Jeonghan dan Dowoon tidak pernah berlaku manis satu sama lain. Mungkin love language mereka adalah marah.

"Kenapa? Ada masalah?" Tanya Jeonghan saat sadar reaksi Jisoo yang tidak percaya. "Tidak," Jisoo menggeleng lagi. "Emang ada masalah?" Tanya Jisoo balik. Jeonghan menggeleng, tapi suasananya menjadi suram dengan tatapan Jisoo.

Jeonghan tampak tidak nyaman. "Baiklah, ini Seungcheol,"

Jisoo menghela napas. "Aku sudah bilang, Han. Aku gak mau bicara banyak lagi. Hanya satu permintaanku. Berhenti mengeluh padaku soal lelaki itu," Lalu Jisoo pergi. Setiap kali bertemu di kampus, Jisoo selalu punya hasrat membunuh Choi Seungcheol.

"Jisoo!!" Jeonghan berteriak panik. Ia datang kepada Jisoo, memperlihatkan ponselnya. "Dia tidak membalas pesanku, padahal sedang aktif, dia tidak mengetik...Jisoo aku punya perasaan tidak enak, ayo cari dia, bantu aku!" Baru Jisoo memperingatkan, tapi Jisoo juga sadar bahwa Jeonghan tidak punya tempat lain untuk curhat.

Jisoo memutuskan untuk ikut dengan Jeonghan, mencari buaya bermulut manis itu.

🔷🔷🔷

Karma itu nyata, bukannya merasa kasihan, Jisoo malah menyumpahi tubuh tak sadarkan diri yang terbaring di bangsal rumah sakit. Seungcheol bodoh yang sebenarnya sangat mencintai Jeonghan, tapi juga cepat merasa bosan. Lelaki itu membalas chat Jeonghan saat sedang berkendara, mobilnya hancur, untunglah tubuh Seungcheol masih utuh.

Jeonghan kini menangis sejadinya, namun ia masih bersuykur karena lelaki itu masih hidup. Ada yang pernah dengar lagu Baek A yeon yang berjudul Sorry To My Self? Sepertinya sangat cocok untuk Jeonghan. Gadis itu terus menangis, sedangkan lelaki itu kadang masih bisa tertawa dengan para selingkuhannya. Sekarang Seungcheol tidak bisa lagi tertawa, ia tertidur karena bius dokter.

Melihat beberapa jahitan di kaki, tangan bahkan kepala lelaki itu memang membuat Jisoo ikut ngilu, tapi mengingat perbuatan manusia itu membuatnya merasa Seungcheol pantas mendapat semua itu. Semoga ketkia siuman nanti dia sadar bahwa selingkuhannya yang satu gudang beras tidak ada gunanya. Jeonghan yang paling tulus di antara mereka itu.

Coba, jika ada satu saja dari selingkuhannya yang datang dan melihat keadaan Seungcheol jika mereka tahu. Jisoo ingin bertepuk tangan sekeras-kerasnya jika ada satu saja selain Jeonghan di sini.

sudah sekitar 10 menit Seungcheol belum siuman, Jisoo bahkan sudah menghibur Jeonghan dengan membelikan gadis itu cokelat dan buah. Tapi dia tidak mau makan, malah dia bilang untuk Seungcheol jika sudah bangun. Jisoo pasrah saja dengan kelakuan sahabatnya satu ini.

Sekarang Jisoo sedang mengingat permatanya. Jika itu tak ditemukan, maka Jisoo tidak bisa membuktikan apapun pada Seokmin.

Karena sudah ditangani sebelumnya, Seungcheol tidak perlu penangan lagi jika siuman nanti, Jeonghan sudah tertidur di ranjang Seungcheol. Jisoo masih mengobrak-abrik percakapannya dengan sang ayah, mungkin benda itu tertinggal bersama ayahnya.

🔷🔷🔷

CRYSTAL [Seoksoo GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang