Bab 7: ☁️

150 22 0
                                    

Hari ini tampak mendung, Jisoo sudah siap menuju kampus hari ini, namun ia malas.

Dengan informasi dari Seungkwan, Jisoo tahu tempat tinggal Seokmin. Lebih tepatnya tiga sahabat yang biasa disebut sebagai BSS, Boo Seungkwan, Lee Seokmin dan Kwon Soonyoung, atau mereka singkat BooSeokSoon.

Jisoo dengar ketiganya tinggal di apartemen yang sama, tapi di unit yang berbeda. Mereka bertiga memiliki jadwal  di jam yang hampir sama di pagi hari, sehingga mereka selalu pergi bersama. Tapi itu tidak penting untuk Jisoo tahu.

Ia hanya perlu informasi tentang Seokmin. Ia berbohong soal tempat tinggalnya pada Seungkwan kemarin. Ia takut jika Seokmin tahu. Jisoo bisa melihat kepolosan Seungkwan, gadis itu memang ramah, tapi tidak dengan mulutnya yang ceplas-ceplos. Memang baru mengenal beberapa hari, tapi Jisoo bisa menyimpulkan itu karena memang ia tipe yang bisa membaca orang lain.

Soal mimpi, Jisoo tidak pernah lagi bertemu dengan Seokmin dalam mimpinya sejak mereka menyapa di hari itu.

Hari ini ia tidak punya kelas pagi, tapi ia perlu mengunjungi perpustakaan. Jadi ia akan tetap pergi bersama Jeonghan pagi ini. Ah, sungguh, semangatnya yang semula penuh karena melihat lingkungan sekolah yang indah menjadi hancur. Selama empat tahun hidupnya, ia harus berusaha menghindari lelaki itu.

Seungkwan sepertinya tidak menyadari ketakutannya terhadap Seokmin. Gadis itu mengajaknya makan siang bersama dengan kedua sahabatnya yang lain. Jisoo tidak begitu cocok dengan sifat kelewat ceria Soonyoung.

"Soo, ayo berangkat. Kau masih khawatir bertemu Seokmin? Aku tidak merasa dia bahaya, Soo. Dia anak yang baik," Jeonghan memang sudah sempat berteman dengan Seokmin.

Menurut Jeonghan, Seokmin adalah sosok yang lucu dan polos. Bukannya ia tidak percaya pada Jeonghan, tapi selama ia hidup, feeling-nya belum pernah salah. Jisoo tetap waspada.

"Dia bisa pura-pura seperti itu, Han,"

"Bukannya harusnya kau yang lebih mengenalnya? Kau bertemu dengannya sejak kelas 9," Ungkap Jeonghan. Ia sebenarnya sudah penasaran sejak lama.

"Aku tahu, tapi ada yang membedakan. Sorotan mata itu berbeda. Jujur cintaku besar padanya sebelum bertemu dengannya di dunia nyata,"

"Kau tahu, Soo? Kita hampir terlambat," Jeonghan menarik lengan Jisoo, sesegera mungkin menuju halte, mereka berlari.

🔷🔷🔷

"Dia cerita padaku kemarin. Ia kecewa dengan reaksimu yang menjauhinya, Soo. Dia masih menyukaimu, sama seperti saat kalian bertemu dalam mimpi," Jeonghan membawakan semangkuk ramyeon pedas untuk Jisoo.

Mereka sedang berada di kantin, menikmati makan siang. Sebenarnya ada cafeteria, tapi menu hari ini tidak cocok dengan Jisoo, jadilah mereka makan di kantin.

"Fakta itu membuatnya terlihat lebih menakutkan, Han. Coba kau di posisiku. Bertemu seseorang di mimpi, ketika bertemu di dunia nyata, dia mengatakan masih mencintaimu sebesar yang ia rasakan di mimpi," Jisoo bergidik. Kenapa hal ini terjadi padanya?

"Kalian membicarakan seseorang?" Choi Seungcheol langsung mengambil kursi di sebelah Jeonghan. Ah, ya, lelaki itu juga berkuliah di sini dan mengambil jurusan Bisnis Administrasi. Namun jadwalnya berada di kelas siang, maka dari itu lelaki itu baru terlihat.

Jeonghan dan Jisoo belum pernah menceritakan soal mimpi itu kepada Seungcheol. Jeonghan memberi kode kepada Jisoo, meminta izin. Jisoo tidak keberatan, mungkin Seungcheol sebagai laki-laki bisa memberikan pandangan.

CRYSTAL [Seoksoo GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang