Chapter 9

1.7K 122 2
                                    

Penulisan nya banyak typo, mohon maaf!! Jika ada waktu akan direvisi❗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Penulisan nya banyak typo, mohon maaf!! Jika ada waktu akan direvisi❗

Terjadi keheningan diantara kedua

Anna diam tidak bergerak
sedikit pun hingga Alice mengeluarkan suara.

Alice menampakkan
senyum manis,"Jika kamu ingin melihat nya mungkin kamu bisa melihatnya saat dia menjemput ku. Tapi jika ia mau menjemput ku"

"Ada sedikit rasa bersalah timbul di hati Anna melihat raut murung terpancar di wajah Alice.

Anna tersenyum hingga memperlihatkan gigi nya. "Sudahlah kita ganti saja topik pembahasan nya".

Anna menarik tangan Alice ia mengarahkan tangan itu ke hati nya.

"Jika kau ada masalah cerita lah kepadaku jika itu membuat mu senang. Kita bisa menjadi sahabat bukan?, Kalau kau mau."

" Kau sedang tidak bercanda kan?.
Aku belum pernah merasakan mempunyai sahabat."

Ha apakah ada manusia yang tidak pernah mempunyai sahabat sejak dia lahir?. Aneh banget, jika begitu aku Anna akan menjadi sahabat pertamanya.

____

"Ayolah ajari aku" ucap Anna dengan wajah memelas

Alice berusaha melepaskan tangan Anna dari rok nya " Anna ini berbahaya, aku tidak mau mengambil resiko jika kau kenapa-napa, apalagi kau tidak ijin kepada yang mulia Duke Bartels"

Anna dan Alice sedari tadi meributkan tentang ajakan Anna agar Alice mengajari Anna  memainkan pedang yang ia temukan di bawah kasur kamarnya.

"Kalau kau tidak mau, aku tak akan mau berbicara dengan mu lagi" ancam Anna

Alice kelabakan harus
melakukan apa ia tidak mau kehilangan sahabat barunya.

"Baiklah-baiklah aku mau mengajari mu" Alice menjawab Dengan wajah tertunduk lesu.

"Begitu dong dari tadi" Anna senang bukan main tidak sia-sia ia merengek kepada Alice agar ia mau mengajari nya cara menggunakan pedang.

Rasa penasaran dengan pedang itu yang membuat ku ingin sekali menggunakan nya.Seperti ada hal menarik yang ada di pedang itu.

*Flashback

"Ayo kedalam Alice cuaca di luar bisa membuat kulit Ku hitam"

Anna pun menarik tangan Alice ke dalam kamar Anna pergi menjauh dari balkon.

Saat aku ingin membawanya ke sofa tak tau kenapa aku merasa ada benda yang aku injak di bawah kaki ku.

Alice bingung dengan Anna yang tiba-tiba saja diam tak bergerak seperti batu. "Anna kau kenapa?, Apa ada masalah?"

Saat Anna menurunkan pandangan nya ke bawah Alice pun ikut melihat ke arah kaki Anna dan mereka terkejut menemukan pedang yang tergeletak di sana.

Anna membungkuk mengambil pedang itu ia meringis saat melihat pedang itu terkena darah nya. Pedang itu menggores kaki mulus Anna hingga terluka.

"Anna kaki mu" teriak Alice dengan panik.

Alice bergegas memanggil maid meminta obat untuk mengobati
kaki Anna yang terluka.

"Biar aku saja" Anna ingin mengambil alih obat itu tetapi dihalang oleh Alice . "Biar aku saja kau tinggal duduk dengan tenang".

Anna hanya mengangguk dan ia langsung memperhatikan pedang yang sedari tadi ia pegang. "Pedang ini cukup bagus bukan Alice?"

Alice memperhatikan pedang itu dengan serius

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alice memperhatikan pedang itu dengan serius. "Ku rasa pedang itu bukan pedang biasa."

Entah ide darimana Anna ingin memainkan pedang yang ia pegang ini.

"Alice kau bisa menggunakan pedang?"

"Bisa!, aku diajari oleh ayah ku menggunakan pedang untuk berjaga-jaga jika ada yang ingin menyakiti ku." 

Anna tersenyum manis "Bisakah kau mengajariku juga?, Aku ingin belajar menggunakan pedang."

*Flashback off

____


"Katakan ada apa" ucap Duke Bartels meminta jawaban

Maid itu kini berdiri di depan
Duke Bartels dengan kaki bergetar lemas.

"Ta-tadi saya dipanggil putri Alice, ia meminta saya membawakan obat untuk menyembuhkan luka yang mulia, saya melihat bahwa yang terluka adalah nona Anna". Jawab maid tersebut dengan menundukkan kepalanya sedalam-dalamnya.

Duke Bartels menghela nafas berat lalu mengisyaratkan maid tersebut keluar dengan gerakan tangannya.

"Apa aku tidak salah dengar? Sejak kapan kau peduli terhadap putri mu?" Tanya Axton dengan penuh selidikan.

Axton Lardoveiro yaitu ayah Alice, yang mana merupakan Duke dari kerajaan timur.

Bartels memandang sinis pria yang berada di sebelah nya itu. "Ingin tau saja".

"Kau sedang tak lagi bercanda kan?" Tanya Axton

Bartels hanya mengangguk sebagai jawaban. 

"Bagaimana keadaan anak itu sekarang?, Apakah ia baik-baik saja?"
lirih Duke Bartels.








••••••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


PUTRI DUKE BARTELS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang