.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
⁴Kini Jeff menatap kearah Lino yang kepalanya masih tertunduk.
Jeff tidak tuli, untuk mendengarkan kata kata menyakitkan yang di lontarkan kepada adik bungsu nya.
Gibran tetaplah Gibran, sekali pun ia berada di dalam tubuh seorang Jeff. Tapi itu tidak membuat nya merubah sifat nya menjadi seperti Jeff.
Yah.. dia harus memperbaiki ikatan keluarga nya. Untuk kedua orang tua Jeff, terserah lah mereka mau berbuat apa. Lagi pula semua ini pun terjadi di karna kan kesalahan mereka. Jadi biarlah mereka bersenang senang dengan dunia mereka. Asal tidak mengaitkan dengan diri nya beserta ketiga adik nya, maka Jeff tidak perlu merasa khawatir.
Setelah menekan remote mobil. Jeef berjalan mengahampiri adik bungsu nya yang masih menunduk.
Sebenarnya Lino juga ingin pergi. Tapi ia enggan untuk pamit, lebih memilih agar Jeff pergi terlebih dahulu, meninggalkan diri nya.
"Angkat kepala Lo." Sontak Lino langsung mengangkat kepalanya. Tubuh Lino memang selalu respek, melakukan hal apapun yang diperintahkan ketiga abang nya.
"Jangan sering nunduk, gak baik." Ucap Jeff, tangan kanan nya terulur merangkul pundak Lino, seolah-olah dirinya dan Lino adalah sahabat.
"Belajar yang bener. Kalau ada yang bully Lo, lapor." Setelah dirinya mengantarkan adik nya di depan kelas, Tangannya Jeff terangkat mengusap pucuk kepala Lino, sambil mengucapkan kata-kata tersebut.
Tentang mengapa Jeff bisa mengetahui arah jalan menuju sekolah. Sebenarnya, semalam ia bermimpi, bahwa dirinya sedang berkunjung kesetiap tempat yang sepertinya pernah di kunjungi oleh jiwa Jeff yang sebenarnya.
Termasuk sekolah yang ia bersama ketiga adiknya tempati, jadi jangan heran jika Jeff tidak seperti orang yang sedang kelinglungan mencari arah.
Dan satu hal lagi, mimpinya semalam membuat dirinya mendapatkan banyak informasi.
——
Jeff menyandarkan punggung nya dikursi. Ternyata begini rasanya tidak punya teman..
"Tentram.."-Jeff
Tidak. Jeff harus mencari teman yang bisa dijadikan nya babu.
Jeff beranjak dari tempat duduk nya, kaki nya melangkah menuju kantin. Ia harus mencari salah seorang yang berada di dalam mimpi nya semalam.
Rambang Aldiandro. Seorang lelaki yang memiliki banyak informasi. Di dalam cerita novel, Rambang adalah seseorang lelaki yang petakilan dan humoris. Di balik sifatnya yang friendly siapa sangka dirinya adalah orang yang banyak menyimpan rahasia.
Dan Jeff a.k.a Gibran.. mengetahui rahasia kecil nya, yang bisa ia gunakan sebagai senjata.
Bruk!
Sepertinya semesta sedang mendukung keinginan nya.
"Anjir! Lo kalau jalan yang bener— donk." Seketika suara seseorang tersebut mengecil saat mata nya bertabrakan dengan Jeff.
"S-sorry.. Gue nggak sengaja." Ucapnya sambil menampilkan senyuman khas yang sering ia tunjukan. Ia tidak ingin jika dirinya berurusan dengan seseorang yang tidak sengaja ia tabrak.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI BOY | ✔
Teen FictionGibran terus mengumpat dalam hati. Bagaimana bisa? Bagaimana bisa diri nya yang baru selesai membersih kan diri tiba tiba berada di raga orang yang sama sekali tak ia kenal. Tidak ada kecelakaan, Tidak ada kata Tertidur, Tidak ada kata pingsan, Tid...