.....

6.2K 582 27
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jeff berjalan santai ke arah lapangan basket.

Apakah ia akan menyaksikan kejadian tersebut dari awal? Ataukah ia akan terlambat? Melewati kejadian yang menurut dirinya sangat penting?

Ahh.. sepertinya tidak. | Jeff

Orang orang yang merasakan kehadiran Jeff di sekitarnya pun langsung sedikit menjauh. Mereka tidak ingin berurusan dengan seorang Jeff Grendrafa.

"Lo kalau main basket yang bener donk! Kalau Lo nggak bisa main basket, gak usah so soan maju buat jadi perwakilan kelas!" Geram seseorang menatap Lino yang sedang menundukan kepalanya.

Tidak. Sebenarnya Lino tidak bisa bermain basket. Entah siapa yang mendorong tubuh nya saat guru pelajaran Olahraga berkata bahwa yang menjadi perwakilan dari kelas nya, di persilahkan untuk maju.

Dan sialnya, pada saat Lino ingin kembali kedalam barisan, guru Olahraga tersebut pun langsung menarik lengan nya agar segera bergabung dengan yang lain, karna permainan basket yang sebentar lagi akan dimulai.

Sebenarnya sudah sedari tadi guru Olahraga mengatakan sudah waktunya untuk beristirahat, hanya saja kedua kelompok tersebut menolak di karnakan skor yang masih seri. Jadilah sampai saat ini mereka belum selesai, sampai pada akhirnya kelas Lino kalah dikarnakan Lino sendiri yang membuat kacau permainan

"M-maaf"

"Maaf? Lo sadar nggak sih? Sedari awal pertandingan, Lo udah ngehancurin formasi yang udah kita susun! Kenapa nggak dari awal permainan awal aja Lo ngundurin diri dan ngebiarin anggota lain yang ngisi tempat Lo? Hah?!"

"Maaf.." Bukan. Lino bukan tidak ingin mengundurkan diri, tapi ia terlalu takut untuk menolak. Untuk berbicara pada guru Olahraga tersebut.

Saat lelaki tersebut hendak melempar bola basket pada Lino yang sedang menundukan kepalanya, tiba-tiba datang seorang lelaki yang merangkul pundak nya dengan senyuman yang cerah.

"Cape bro? Kuy lah ke kantin, sekalian ngumpul.. kita kek nya udah lama nggak ngumpul bareng." Ucap lelaki tersebut yang tak lain adalah Hans. Bisik-bisikan kagum terdengar hingga telinga mereka. Menatap dan memuji Hans dengan kagum.

"Ck!"

Lelaki tersebut-Tio tetap melempar bola basket ke arah Lino.

Dugh.

Hans berdecak pelan, ia terlambat membawa Tio pergi.

Hans kembali tersenyum dikala Tio menatap ramah kearah nya. Senyuman yang membuat banyak kaum hawa yang langsung jatuh hati pada dirinya.

Ouh, siapa siswa/siswi yang bisa menolak ajakan dikala Hans lah seseorang yang menjadi pengajaknya? Seseorang yang sangat diidamkan untuk dijadikan seorang teman sekaligus seorang sahabat.

Dugh!!

"Sialan!" Desis Tio yang tidak menyangka ternyata dirinya mendapatkan serangan balik dari seorang pengecut?

Tio langsung berbalik badan, melepaskan rangkulan Hans yang juga ikut membalikan badannya.

"Berani-beraninya Lo!-" Ucapan Tio terhenti dikala ternyata bukan Lino lah yang melempar bola basket ke arahnya.

"Abang.." Gumam Hans yang tidak menyangka bahwa seorang Jeff, abang sulung nya lah yang melempar bola basket tersebut pada Tio.

"Dek.. nggak apa-apa?" Tanya Jeff, tangan kanan nya mengusap kepala Lino yang tadi terkena lemparan bola basket.

TRANSMIGRASI BOY | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang