.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
¹⁰Jeff memicingkan mata nya saat melihat gadis yang tadi membantu kireina.
Sudut bibir Jeff sedikit terangkat.
Sang protagonis.
Siapa sangka? Sang protagonis? Seorang Arini Syaqila membantu sang antagonis?
Yah.. pantas saja jika Syaqila memiliki banyak penggemar. Cara nya membantu tidak memandang bulu. Tapi tetap saja, apa maksud nya membantu kireina? Sedangkan dalam posisi tersebut terdapat Rambang, seorang pacar Kireina.
Tatapan datar seorang Jeff bertemu dengan Syaqila yang sedang berlajan ke arah dirinya.
Syaqila, seolah sadar apa yang baru saja di tatap oleh nya, langsung membalikan badan, berjalan keluar lapangan lewat jalur yang lain.
Tatapan jutek yang ia pasang, secara otomatis langsung menghilang dikarnakan tatapan tak terduga yang ia dapatkan.
Tatapan seorang Jeff. Hhh.. suatu musibah.
Jeff yang melihat gerak gerik Syaqila hanya menatap nya datar.
Syaqila pun termasuk dalam orang-orang yang mensegani seorang Jeff Grendrafa.
---
"Sshh! Lo kalo ngobatin yang bener donk!" Zains berdecak. Malas menanggapi ocehan sahabat nya yang tiada henti terus mengoceh.
"Zains." Panggil salah satu sahabat nya yang sedang berdiri sembari menyandarkan punggung nya pada batang pohon.
"Hmm."
"Sadar gak, sih lo? Pas lo berantem abang lo ada di lapang?" Pertanyaan dari sahabat nya Ghoni. Membuat tangan nya yang sedang mengobati sahabat satu nya lagi pun terhenti.
Kening Zains sedikit mengkerut. Abang nya? Bang Jeff?.
"Gak." Ujar nya singkat. Membuat Ghoni berdecak pelan.
"Lo nggak penasaran kenapa abang lo diem di sisi lapangan?" Pertanyaan Ghoni yang tidak diberikan jawaban sama sekali oleh Zains.
Meskipun pada kenyataan nya Zains merasa penasaran dengan maksud abang nya Jeff yang berdiam di sisi lapangan.
Lagi pula untuk apa abang nya menonton diri nya yang sedang berkelahi? Hanya membuang waktu.
Abang nya tidak mungkin menghabiskan waktu hanya untuk menonton sebuah adegan yang tidak penting.
Menurutnya.
"Tahi! Udahlah! Nggak usah lo lanjut.. lo ngobatin gue tuh serasa malah nyiksa gue.." keluh Marko, sahabat yang tadi sedang di obati oleh Zains.
Zains hanya menatap nya datar. Siapa yang tadi memohon kepada nya untuk diobati?
Dasar temen, Emang nggak tau malu.
"Gue duluan." Zains beranjak dari duduk nya, berjalan cepat, tidak menghiraukan panggilan teman-teman nya.
"Ya kali si Zains belik ama gua?" Tangan Marko terangkat mengusap luka telah diobati oleh Zains.
---
Di atas balkon kamarnya, Jeff memandang langit malam yang indah, terlihat dari bulan yang begitu terang.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI BOY | ✔
Teen FictionGibran terus mengumpat dalam hati. Bagaimana bisa? Bagaimana bisa diri nya yang baru selesai membersih kan diri tiba tiba berada di raga orang yang sama sekali tak ia kenal. Tidak ada kecelakaan, Tidak ada kata Tertidur, Tidak ada kata pingsan, Tid...