Orang tua Jayden sudah siap melepas kepergian Jayden dan istrinya untuk pergi ke Korea Selatan, untuk berbulan madu. "Jaga diri kamu baik-baik di sana," ujar Endah.
"Iya, Ma," jawab Glencia.
"Semoga cepat ada isinya," tangan Endah tiba-tiba saja menyentuh perut Glencia yang rata.
Glencia memutar matanya malas di balik kacamata hitamnya. Ia hanya membalas dengan senyuman singkat. "Balik-balik perut istrimu harus buncit, harus ada isi, kasih kita keturunan." Andi menepuk-nepuk punggung putranya.
"Jika dia belum siap aku tidak akan menyentuhnya, Yah," ujar Jayden sembari mengecek barangnya.
"Pelan-pelan aja, tapi pasti," ujar Andi sembari menepuk punggung Jayden. Jayden hanya tersenyum sebagai responnya.
✧✧✧
Perjalanan mereka berdua ke Korea sudah di mulai dan mereka tak kunjung berbicara satu sama lain bahkan saling duduk berjauhan seperti sedang mengadakan perang dunia.
"Apakah anda bosan?" Jayden memecah keheningan.
"Ngantuk," ujar Glencia sembari menggosok-gosok matanya.
"Anda tidur saja."
Glencia menghela nafas."Gua dah bilang, kan, jangan panggil 'saya anda' gak enak dengernya!"
"Lalu apa?"
" Pake 'lo gua' atau 'aku kamu'. Gitu aja susah" Glencia mengacak-acak rambutnya frustasi.
"Hm, ok." Glencia memutar matanya malas dengan respon Jayden yang terlihat acuh.
15 menit Glencia hanya duduk saja tanpa melakukan apapun dan itu membuatnya sangat mengantuk. Tiba-tiba Glencia tertidur di pundak Jayden. Jayden menegangkan tubuhnya saat kepala Glencia bersandar di pundaknya. Ia menatap wajah teduh Glencia, ia mengukir senyuman tipis di wajahnya.
✧✧✧
Setibanya mereka di Korea mereka segera pergi menuju hotel yang sudah di pesan kan oleh Endah karena mereka sangat lelah di perjalanan.
"Apa ada kamar yang kosong?" Ujar Jayden pada resepsionis hotel dengan bahasa Inggris.
"Maaf, semua kamar telah penuh saat ini, Pak," jawab wanita resepsionis itu dengan sopan.
"Tidak ada?" Jayden mencoba memastikannya.
"Iya, tidak ada, Pak," jawab wanita resepsionis itu.
Jayden menghela nafas, ia pergi menghampiri Glencia yang sedang duduk di sofa."Gak ada kamar kosong lagi, kita harus satu kamar," ujar Jayden sembari mengambil alih koper Glencia.
"Kita satu kamar? Yang bener aja dong. Lu gak cari kesempatan, kan?" Glencia sangat kesal.
"Gak percaya? Tanya sendiri." Jayden meninggalkan Glencia yang sibuk berceloteh sendiri.
Mereka terkejut saat memasuki kamar hotel mereka yang di dekorasi sangat indah. Ada banyak kelopak bunga di atas kasur berukuran king size dengan beberapa lilin beraroma di atas meja yang membuat kamar itu terkesan romantis.
"Buat apa bunga di tempat tidur?" Glencia langsung membereskan semua kelopak bunga yang berserakan di atas kasur.
Jayden meletakkan koper mereka di sudut ruangan dan melihat kelakuan Glencia yang membuat dia sedikit kesal."Mandi dulu kamu, jangan naik langsung ke kasur." Jayden merasa kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET LOVE
RomanceGlencia Agnesca tak pernah membayangkan kehidupannya akan seburuk ini saat ia dewasa. Kehidupan seolah menghukumnya atas dosa yang tidak pernah ia buat, ia harus hidup di dunia yang gelap yang membuatnya terus di hina karena takdirnya. Tak ada yang...