our first love 5 : AIDAN

118 6 0
                                    

KEJUTAN

"Gimana, Bro kliennya?" ledek Reno dengan menaik turunkan alisnya. "Seneng nggak lo dapat klien tadi?"

Aku tersenyum tipis. "Btw, thanks kejutannya."

"Lo siap-siap deh, bentar lagi kita mau main ke pantai. Gue tunggu di sini."

Hatiku berbunga-bunga. Dengan semangat 45 aku berjalan menuju kamarku. Mengganti bajuku dengan pakaian santai. Pantas saja sebelumnya Reno cerewet sekali mengenai pakaian-pakaian yang harus ku bawa. Katanya buat jaga-jaga jika klien mengajakku melihat lokasi usahanya yang dekat pantai. Ada-ada saja rencananya itu tapi aku memang patut berterima kasih pada Reno. Jika bukan karenanya, mungkin aku tidak bisa liburan bersama Naura.

Sampai kembali di lobby, Reno menertawakan tingkah gelisahku. Aku deg-degan menanti kedatangan kekasihku. Mataku hampir tak berkedip melihat Naura dan Dila yang keluar dari lift. Tentu saja fokusku bukan Dila.

Siang ini Naura sangat cantik. Dia memakai celana pendek jeans selutut dipadu kaos tanpa lengan warna kuning. Warnanya membuat mataku silau. Sebuah topi lebar menutup kepalanya hingga menutupi setengah wajahnya. Aku lupa jika dia sekarang menjadi publik figur. Pasti dia tidak ingin privasinya terganggu oleh para netizen.

"Awas netes tuh air liur lo!"

Reno menyikut rusukku saat aku tidak melepas tatapanku pada Naura. Dia terkekeh saat aku berdecak kesal. Malu ketahuan terpesona.

Jarak pantai dengan hotel cukup dekat jadi tidak memakan waktu lama. Tanganku tidak melepas tangan Naura. Wajahnya tampak ceria. Kami bermain banana boat, jetski, parasailing dan menikmati sunset. Naura memeluk sebelah lenganku dengan kepalanya menyandar di bahuku saat kami menunggu sunset tiba.

Besok sore kami harus pulang. Itu artinya kami kembali sibuk dan susah berkomunikasi. Ada rasa tidak rela harus kembali berpisah dengannya tapi kami memang harus melanjutkan rutinitas kami.

Malamnya kami dinner di private room berdua. Aku tidak tahu Reno dan Dila pergi kemana. Mereka memutuskan membuat acara sendiri setelah kembali dari pantai.

Malah lebih bagus. Aku bisa berduaan saja dengan Naura.

Naura tampak senang saat menceritakan aktivitas kesehariannya, bagaimana dia menjalani syuting film, marahnya sutradara karena dia tidak bisa luwes saat melakukan adegan romantis. Membuatku mengepalkan tangan, membayangkan Naura bermesraan dengan cowok lain walaupun itu tuntutan peran.

Aku ingat lawan main Naura di filmnya. Di film itu Naura mempunyai pacar psyco yang hampir membunuhnya karena cemburu berat. Biarpun cuma akting, aku cemburu. Belum lagi saat ada cowok yang menunjukkan kedekatan mereka dengan intim hanya untuk membangun chemistry di film. Kadang kepalaku mendadak pening melihat adegan-adegan itu.

Selain itu, di hadapan publik Naura harus menjaga sikap. Termasuk tidak mengakui hubungan kami secara terang-terangan. Seperti di pantai tadi, ada beberapa fans Naura yang minta foto bersama. Saat mereka menanyakanku, dengan entengnya Naura mengatakan bahwa kami hanya berteman. Aku menahan diri untuk tidak menunjukkan kemarahanku.

Sabar, sabar.

Biarpun sekarang di hadapan publik statusku hanya teman tapi aku akan mengusahakan di buku nikah Naura ada namaku sebagai suaminya.

.
.
.

Yang mau baca lengkap silakan mampir di akun KK saya ya

Di sana story Aidan-Naura udah tamat😊

Sweet StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang