Part 5

749 80 40
                                    

1 bulan berlalu.

Krist membuka matanya dan menyadari jika dia berada di rumah sakit, di tubuhnya terdapat banyak peralatan medis.

"P-phi sudah bangun" ucap singto bahagia.

Krist ingin mengeluarkan suaranya namun itu terasa berat sehingga membuat dia memilih untuk diam, krist menatap jika wajah singto memerah dan matanya benar-benar bengkak, sepertinya singto menangis tadi.

Singto memencet tombol di samping ranjang krist untuk memanggil dokter, beberapa menit kemudian masuk beberapa dokter.

"Apa ada yang sakit, phi?" Tanya singto.

Krist hanya diam, kepalanya benar-benar sakit dan kakinya terasa kebas sekarang namun ia tak bisa mengatakan itu.

"Kenapa phi krist tak berbicara, dok?" Tanya singto pada dokter.

"Dia hanya lemas karna satu bulan koma, jangan di ajak bicara dulu" ucap dokter.

"Apa phi tahu jika phi tidur selama satu bulan, phi koma, aku kesepian, aku takut phi akan meninggalkan ku" ucap singto.

"S-sing..." Lirih krist.

"Ya, phi?" Ucap singto sambil tersenyum manis.

"M-maaf..." Ucap krist.

"Tak usah di bahas" ucap singto.

"K-kaki ku... Kenapa aku tak bisa menggerakkannya?" Tanya krist.

"A-apa itu sakit?"

"T-tidak, tapi aku merasa jika aku tak mempunyai kaki sekarang"

"Jangan berbicara hal aneh, phi. Lihat phi mempunyai kaki, lengkap dua" ucap singto sembari menyingkap selimut memperlihatkan kaki krist yang di perban.

"T-tapi aku tak bisa menggerakkannya" ucap krist.

"Dok?" Ucap singto.

Dokter memeriksa kaki krist.

"Sepertinya kaki tuan krist mengalami kelumpuhan sementara" ucap dokter.

*Deg... Krist dan singto sama-sama terkejut mendengar itu.

"A-apa suami saya masih bisa berjalan dok?" Ucap singto.

"Tenang saja, tuan. Ini hanya sementara, jika tuan krist rajin terapi dan berlatih berjalan kakinya akan segera membaik" ucap dokter.

Krist menangis mendengar itu, apa ini balasan yang di dapatnya karna sudah bermain curang di belakang singto selama ini?

"S-sing..." Ucap krist.

"Jangan menangis phi, bukankah ini hanya sementara?" Ucap singto.

"Jangan lupa makan setelah itu minum obat" ucap dokter kemudian dia keluar dari ruangan krist.

"Aku... I-ini pasti karna dosa-dosa ku pada mu, maafkan aku, sing" ucap krist.

"Phi, jangan di bahas lagi. Ayo makan dulu" ucap singto sembari menyuapi krist bubur.

Krist menerima suapan singto sambil menangis, kenapa singto masih baik padanya padahal dirinya sudah sangat jahat.

"Dimana angel?" Tanya krist.

"Bersama patt di rumah, aku sengaja melarang patt membawa angel ke rumah sakit"

"Aku merindukan anak kita"

"Jika phi sudah sedikit lebih baik, aku akan membawa angel ke sini" ucap singto.

Singto menyuapi krist lagi dengan hati-hati hingga buburnya habis kemudian memberi krist obat.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sudah dua minggu sejak krist tersadar dari komanya, akhirnya hari ini krist di perbolehkan untuk pulang.

Beberapa maid membereskan barang-barang krist dan singto selama di rumah sakit sedangkan patt menggendong angel.

Singto membantu krist untuk duduk di kursi roda, setelah memastikan semuanya beres ia mulai mendorong kursi roda krist untuk keluar dari ruangan krist di rawat.

"Patt, berikan angel pada ku" ucap krist.

"Apa phi bisa menggendongnya?" Tanya singto.

"Aku bisa" ucap krist.

Patt memberikan angel pada krist kemudian singto melanjutkan langkahnya mendorong kursi roda krist.

Para maid, patt dan angel menggunakan mobil lain, sedangkan singto sekarang tengah membantu krist untuk masuk ke mobilnya.

"Bagaimana dengan perusahaan?" Tanya krist setelah singto menjalankan mobilnya.

"Aman terkendali, phi. Aku sesekali memeriksanya. Apa phi tak masalah jika aku menggantikan phi menjadi CEO sementara di sana?" Tanya singto.

"Ya, terima kasih sudah membantu ku" ucap krist.

"Aku tahu bagaimana sulitnya phi mendirikan perusahaan itu hingga sekarang. Aku tak mungkin membiarkannya begitu saja" ucap singto.

Krist menatap ke arah singto yang terlihat sangat baik-baik saja. Apa singto tak terluka tentang perselingkuhannya waktu itu?

"Sing... Apa kamu sudah memaafkan ku?" Tanya krist.

"Jangan di bahas" ucap singto.

"Aku benar-benar minta maaf, aku berjanji tak akan mengulangi kesalahan itu lagi"

"Sudah tiba, ayo keluar" ucap singto sambil membuka pintu mobil.

Singto mengeluarkan kursi roda krist lebih dulu kemudian membantu krist turun dari mobil.

Ia melihat di ruang tamu angel sudah menunggu dengan tawa cerianya.

"Sepertinya papa belum bisa bermain dengan mu, papa harus mengurus daddy dulu" ucap singto pada angel.

"Patt, tolong tidurkan angel" ucap singto.

"Baik, tuan" ucap patt.

Singto mendorong kursi roda krist memasuki sebuah lift yang ada di rumah mereka.

Saat tiba di kamar, singto membantu krist untuk berbaring di ranjang, ia dengan telaten membuka kemeja krist dan mengelap tubuh krist yang penuh oleh keringat.

"Phi ingin makan apa? Aku akan memasak untuk phi" ucap singto.

"Aku tak lapar, temani aku di sini" ucap krist.

"Baiklah" ucap singto.

Krist memeluk tubuh singto di sampingnya. Singto mengusap rambut krist dengan lembut, mereka bercerita tentang keseharian angel saat krist koma, hingga beberapa menit kemudian krist tak lagi menjawab ucapan singto.

Singto melihat krist sudah tertidur pulas. Singto mencium bibir krist singkat kemudian beranjak pergi dari kamar untuk melihat angel.















Tbc.

Lust of a playboy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang