Part 4

736 90 49
                                    

6 bulan berlalu, sekarang anak mereka sudah berusia 6 bulan, singto mengasuh bayinya di bantu oleh baby sitter.

Berat badan singto juga sudah ideal sekarang tapi krist masih sering bermain di luar sana tanpa sepengatahuan singto tentunya, apa lagi beberapa bulan itu singto terlalu sibuk berolahraga di rumah setelah itu bermain dengan anaknya membuat singto tak terlalu fokus memperhatikan krist.

Krist sudah jarang lembur sekarang, dia sengaja melakukan itu agar singto tak mengetahui kelakuannya saat di luar.

"Daddy pulang..." Ucap krist, saat ia melihat singto tengah menyuapi anak mereka makanan.

"Lihat, daddy pulang awal hari ini, daddy pasti merindukan mu" ucap singto pada bayi mungil yang duduk di kursi bayi.

"Ya, daddy merindukan angel dan papanya" ucap krist sembari mengecup pipi singto.

Wajah singto memerah mendengar itu.

"S-sebaiknya phi mandi dulu" ucap singto, dia benar-benar malu sekarang.

"Mandi bersama mu?" Ucap krist.

"Aku sedang memberi angel makan, phi" ucap singto.

"Patt, tolong jaga angel sebentar" ucap krist kepada pengasuh anaknya.

"Sudah ada patt, sekarang saatnya kamu menemani suami mu" ucap krist sembari menggendong singto membuat singto reflek mengalungkan tangannya di leher krist.

Krist membawa singto naik ke lantai atas, ia membuka pintu kamar dan membawa singto masuk ke kamar mandi.

Keduanya saling melumat di bawah shower yang mengalir, krist dengan cepat membuka satu persatu pakaian yang menempel di tubuh singto.

"Kamu benar-benar indah" ucap krist sembari menatap lapar tubuh singto.

Singto tersenyum bahagia mendengar itu, krist kembali melanjutkan kegiatannya menggerayangi tubuh indah singto, mencium setiap inci kulit singto tanpa ada yang terlewatkan sedikit pun.

"Aarghh... Phi... Sshhh... Mmpphhh"

Tubuh singto bergetar hebat mendapatkan rangsangan demi rangsangan dari krist.

Krist memutar tubuh singto agar membelakangi dirinya kemudian memasukkan miliknya secara perlahan.

Keduanya saling melumat dengan krist yang terus memompa lubang singto dengan cepat.

Tangan keduanya saling bertautan, desahan dan erangan terus terdengar di kamar mandi, menit demi menit berlalu tak terasa sudah hampir satu jam mereka bermain, baru krist mengehentikan kegiatan mereka setelah singto mengeluarkan cairannya untuk kedua kalinya.

Krist menggendong tubuh singto membawanya keluar dari kamar mandi.

Krist membuka lemari mencari pakaian untuk mereka kenakan, tiba-tiba ponsel singto berdering, ia melihat sebuah pesan dari nomor yang tak di kenal masuk.

Krist membuka lemari mencari pakaian untuk mereka kenakan, tiba-tiba ponsel singto berdering, ia melihat sebuah pesan dari nomor yang tak di kenal masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lust of a playboy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang