Part 2

914 86 24
                                    

Sudah satu minggu krist belum juga pulang, singto sudah berulang kali menghubungi ponsel krist namun selalu sibuk membuat singto khawatir dengan suaminya itu, apa lagi selama di luar kota krist jarang memberi dirinya kabar.

*Tring... Ponsel singto berdering membuatnya langsung membuka pesan yang baru saja masuk.

"Krist pergi ke pesta kliennya dengan seorang wanita yang sangat cantik, bukankah harusnya dia membawa suaminya?" Isi pesan dari nomor yang tak di kenal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Krist pergi ke pesta kliennya dengan seorang wanita yang sangat cantik, bukankah harusnya dia membawa suaminya?" Isi pesan dari nomor yang tak di kenal.

"Upss, ya... Krist mengatakan hubungannya dan suaminya tak begitu baik sekarang, itu berarti dia mengatakan jika dia akan segera menjadi duda?"

Singto meremas ponselnya tanpa berniat untuk membalas pesan yang baru masuk itu.

Air mata perlahan menetes membasahi pipinya, dulu krist sering membawa dirinya bertemu klien dan akhir-akhir ini krist tak pernah lagi membawa dirinya, apa dia benar-benar tak layak untuk di banggakan.

Pintu kamar terbuka, singto melihat krist yang baru saja datang.

"Bukankah phi berjanji hanya tiga hari?" Ucap singto.

"Ada pekerjaan tambahan" ucap krist.

"Termasuk datang ke pesta dengan seorang wanita dan mengakui kepada semua orang jika hubungan kita tak begitu baik? Aku merasa kita baik-baik saja phi, hanya phi yang berubah!!" Ucap singto.

"Kamu bicara apa sing?" Ucap krist.

"Tak perlu bersandiwara, aku tahu semua kelakuan phi saat di luar!" Ucap singto.

Singto memang tahu jika suaminya sering bersama dengan banyak wanita yang berbeda, pesan misterius dari nomor yang tak di kenal selalu masuk ke ponselnya dan itu mengatakan jika krist sering bermain-main dengan wanita. Singto hanya mencoba untuk mempertahankan rumah tangganya dengan tak membahas itu, tapi sekarang rasanya kesabaran singto sudah habis.

Krist mengabaikan singto, ia lebih memilih untuk merebahkan tubuhnya di atas ranjang tanpa menghiraukan keberadaan singto.

"Phi krist!!"

"Aku lelah, jangan ganggu aku" ucap krist.

"Apa benar yang ku ucapkan?" Ucap singto.

"Terserah kamu ingin menganggap apa! Aku lelah, sing!!" Ucap krist.

Singto duduk di samping krist sambil menangis membuat krist menatap kesal ke arah singto.

"Jangan menangis!" Ucap krist.

"Phi berubah"

"Aku tak berubah, aku hanya sibuk beberapa hari ini tak bermaksud untuk mengabaikan mu" ucap krist berusaha untuk membujuk singto.

Krist memeluk singto walau sebenarnya dia enggan untuk melakukan itu, tapi bagaimana pun singto masih suaminya dan singto tengah mengandung anaknya. Krist menyadari jika dia salah, dia jahat tapi dia memang sedang berada di fase sedikit bosan kepada suaminya itu.

Lust of a playboy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang