part 6

651 72 42
                                    

Sudah satu bulan krist berada di rumah, dia hanya bisa terbaring lemah tak berdaya di atas ranjang dan duduk di kursi roda, singto dengan setia selalu menjaga krist seakan tak mempunyai dendam sedikit pun padanya.

Singto memandikan suaminya, menggantikan pakaian dan menyuapi makan, membereskan semua keperluan krist tanpa mengeluh sedikit pun.

Seperti sekarang, singto menjalankan kegiatannya setiap pagi, memasak untuk sarapan krist setelah itu membangunkan krist dari tidurnya dan membantu krist mandi.

Selama satu bulan ini singto menjaga krist dengan penuh hati-hati membuat krist benar-benar merasa sangat bersalah karna pernah berselingkuh di belakang singto.

Sekarang dimana jane, dimana wanita yang selalu bersamanya? Mereka bahkan tak pernah menanyakan kabar krist.

Krist merasa sangat bodoh, beruntung dia tak menceraikan singto hanya karna fisik singto dulu saat singto mengandung angel.

Krist berjanji pada dirinya sendiri jika dia akan setia mulai sekarang dan akan memperbaiki semuanya.

Setelah mandi, singto membantu krist memakai pakaiannya kemudian membantu krist duduk di kursi rodanya.

"Apa boleh aku makan di ruang makan pagi ini?" Tanya krist, karna setiap hari krist selalu makan di kamar, dia merasa bosan sekarang.

"Tentu, aku akan membawa phi ke belakang" ucap singto.

Singto mendorong kursi roda krist membawanya ke ruang makan.

Ia mengambilkan makanan untuk krist dan untuk dirinya kemudian mereka sarapan bersama.

"Apa angel sudah bangun?" Ucap krist.

"Sudah, dia sedang bermain dengan nannynya tadi" ucap singto.

Hampir 20 menit mereka sarapan, setelah itu singto membawa krist kembali ke kamar mereka.

"Aku berangkat berkerja dulu, phi" ucap singto.

"Hati-hati" ucap krist.

"Iya" ucap singto.

Dia hendak beranjak namun krist memegang tangan singto.

"Aku ingin mencium mu" ucap krist.

Singto tersenyum mendengar itu kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah krist.

Satu kecupan lembut mendarat di bibir singto kemudian krist mencium keningnya.

"Jangan pulang terlalu larut, jika kamu lelah kamu bisa pulang lebih dulu" ucap krist.

"Ya" ucap singto.

"Ya" ucap singto

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











***
Terdengar suara pintu di ketuk membuat singto menghentikan perkerjaannya kemudian ia menyuruh orang tersebut untuk masuk.

"Maaf mengganggu, tuan. Apa saya boleh meminta waktu tuan sebentar?" Ucap jane.

Jane memang sudah meminta maaf kepada singto sejak awal singto menggantikan krist berkerja di perusahaan mereka, entah permintaan maaf dari jane itu tulus atau tidak, singto tak ingin memikirkan itu.

Singto memilih untuk melupakan apa yang di dengarnya saat itu, singto bahkan membiarkan jane terus berkerja di perusahaan mereka.

"Hmm, ada apa?" Tanya singto.

"Saya ingin memberikan ini pada tuan, sekali lagi saya minta maaf untuk semua yang terjadi, terima kasih karna tetap memberi saya kesempatan untuk berkerja di sini, saya ingin resign, tuan" ucap jane.

Singto melihat sebuah undangan yang di berikan oleh jane.

"Selamat untuk pernikahan mu" ucap singto.

"Terima kasih, tuan" ucap jane, setelah itu jane beranjak dari kursinya dan keluar dari ruangan singto.






**
Mungkin karna ketulusan singto yang menjaga krist setiap hari membuat krist jatuh cinta kembali pada singto sekarang. Dia merindukan singto jika singto belum pulang dari kantor.

Terkadang krist juga mencoba untuk menelpon singto sekedar untuk bertanya apakah dia sudah makan atau belum.

Krist merasa ingin terus bersama singto sekarang.

Ia benar-benar merasa bosan saat tak ada singto, krist hanya berdiam diri di kamar atau turun ke bawah pergi ke kamar angel, rasanya krist selalu kekurangan waktu bersama dengan singto, apa ini yang singto rasakan dulu saat dia selalu sibuk?

Pukul 5 sore singto pulang berkerja, ia membuka jas yang di kenakan dan menyimpannya di tempat pakaian kotor.

"Kamu sudah pulang, sing?" Ucap krist yang baru saja masuk ke kamar.

Krist menggerakkan kursi roda menggunakan tangannya.

"Baru saja, phi?" Ucap singto.

Singto dapat melihat jika krist tersenyum senang melihat kehadiran dirinya.

"Bukankah besok jadwal phi melakukan terapi? Aku bisa menemani phi" ucap singto.

"Terima kasih" ucap krist.

"Jane menitipkan sesuatu untuk phi" ucap singto sembari memberikan sesuatu.

Krist melihat kartu undangan yang di berikan oleh singto, di sana terdapat nama jane dengan seorang pria.

"Dia akan menikah?" Ucap krist.

"Ya, dia juga mengundurkan diri dari perusahaan" ucap singto.

"....."

"Apa phi cemburu?" Tanya singto karna ia melihat krist lama terdiam.

"S-sing, aku bahkan tak peduli dengannya" ucap krist.

"Ahh, ku pikir phi cemburu" ucap singto.

"Apa kamu masih marah pada ku?" Tanya krist.

"Tidak, apa salah jika aku bertanya?" Ucap singto.

Krist hanya diam tak menjawab, rasanya benar-benar tak enak jika singto harus membahas itu.

Karna krist terus diam membuat singto memilih untuk pergi ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya.

Singto keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk, ia mencari baju ganti untuknya kemudian memakainya di hadapan krist.

"Aku ingin melihat angel sebentar, aku merindukannya" ucap singto, setelah dia memakai pakaiannya.

"Aku ikut" ucap krist.
















Tbc.

Lust of a playboy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang