Detak jam yang berjalan mengiringi ketegangan serta kesunyian malam ini. Jam menunjukkan pukul 23.10,tepatnya dikediaman Alexand.
Malam terasa begitu lebih dingin dan sunyi dari biasanya,tak ada lagi pelayan yang berseliweran karena memang sudah jam tidur. Tersisa anggota keluarga itu sendiri yang hanya saling diam tak memgeluarkan satu patah kata apapun diruang tamu.
"Jelaskan apa yang terjadi tadi," titah Duke Alexand dingin.
Annelise gemetar karena takut,seumur umur belum pernah ia merasakan aura tajam nan menusuk yang mengintimidasinya. Ia menunduk dalam mencoba mencari jawaban yang tepat tapi tidak terlalu jujur.
Okeee,nanti kalau dia jujur Ayahnya bisa marah karena tindakan Antagonis yang baru saja ditemuinya tadi termasuk hampir melecehkannya. Lalu,jika Ayahnya marah bisa bisa Duke jahat itu tak terima dan mempercepat kematiannya.
"Apakah Ibu pernah mengajarkanmu untuk mengabaikan pertanyaan Ayahmu,Annelise?" ucap Duchess Alexand menimpali.
Aduh,ribet juga ya ternyata punya keluarga cemara?enakan keluarga tim sar,buat ulah palingan juga gak diurus+males ngeladenin. Eh kok malah membahas itu sih,baiklah kembali lagi pada topik. Annelise hanya bisa menghela napasnya pelan sambil memikirkan kata kata yang pas serta alasan logis yang dibuat secara dadakan itu.
"A-aku hanya ingin mencari udara segar,lalu saat ditaman aku bertemu dengan seorang Pria mabuk. Karena kasihan,aku menolongnya untuk membawanya ke Prajurit. Tetapi tubuh Pria itu sangat besar sekali jadi aku kesusahan untuk membawanya,jadi kuseret saja." jawab Annelise tak sepenuhnya bohong.
Benarkan kalau dirinya tadi bertemu Pria yang sedang mabuk?
Anthony yang semula menatap Annelise kini berganti menjadi khawatir. "Apakah kamu dilecehkan?kamu sempat diapa apakan?dicium?dipaksa untuk melakukan hal hal tak bermoral?ayo katakan pada kakak,Elise!!" desak Anthony khawatir.
Annelise gugup,tangannya menelusup kearah lehernya yang tertutup surai pirangnya. Huffh,untung tidak kelihatan. "Tidak kak," jawab Annelise.
"Lalu kenapa tadi saat kami mencarimu di area taman kau tidak ada?kau juga menghilang cukup lama!!" sahut Ayahnya lagi.
"Eumm,itu tadi aku berniat membawanya ke parkiran saja. Siapa tahu ada Prajuritnya,tetapi sepertinya tidak ada yasudah kubawa ke teras agar diurus penjaga!!" balas Annelise dengan wajah meyakinkan.
Hadeh,ya pasti nggak nemu lah. Orang gue dibawa ke Istana bagian barat,tempatnya Pangeran berkedok Duke itu tinggal dulunya!! batin Annelise lega.
"Yasudah,kalau begitu segera kembali kekamar. Ini sudah waktunya istirahat!!" putus Duchess mengakhiri pembicaraan larut malam ini. Annelise mengangguk lalu pamit pergi,begitupun dengan Anthony.
Annelise buru buru mengunci pintunya dengan napas memburu seperti baru berlari ditengah tengah huta sesat yang tiada batasnya. Tangannya gemetar,begitupun kakinya yang lemas ia dengan susah payah melangkahkan kakinya kearah meja rias.
Ia menyibak rambutnya kebelakang,melihat pantulan dirinya di cermin yang agak acak acakan.
Damn!!banyak tanda merah lehernya,untung saja tadi tertutupi rambut. Pria bajingan itu... arghh kalau saja Pria itu bukan antagonis yang kelak akan menjadi malaikat mautnya sudah ia bunuh saja dengan tendangan pusaka maut.
"Ishh!!dasar Duke mesum!!sudah memgambil first kiss ku,ngasih kissmark banyak lagi!!" kesal Annelise cemberut.
Melihat tanda merah yang lumayan banyak tercipta dileher bagian kanannya itu,Annelise jadi tambah kesal dan memutuskan untuk tidur saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Opportunity [HIATUS]
CasualeEntah dosa besar apa yang dilakukan Livia hingga membuatnya bisa terdampar di tubuh seorang figuran dalam novel yang sempat ia baca sebelum dirinya tiada. Livia adalah seorang mahasiswi fakultas kedokteran,seharusnya bulan depan ia akan merayakan ke...