05

3.9K 391 2
                                    

Kini Druuan dan Rian tengah berada diruang kerja Druuan biasa bekerja, tampak ia tengah mengobati tangan Rian yang terbalut tari dengan perban baru.

'Wah, dia benar-benar ahli mengobatinya.. Ini terasa lebih baik dari pada tadi'. Rian masih fokus pada Druuan yang masih membalut tangannya dengan teliti dan hati-hati.

'Seharusnya anda bersyukur karena saya mau mengobati anda!' Sistem Ze-ro kini mendengus kesal mendengar ucapan dari tuan rumahnya itu.

'Ya, terimakasih kalau begitu'
Entah mengapa sistem Ze-ro terlihat malu-malu hingga membuat Rian terkekeh dengan kelakuan dari sistem nya.

Druuan yang mendengar kekehan dari istrinya bingung dengan apa yang ia tertawakan saat ini, Apa ada sesuatu di wajahnya sehingga Rian tertawa seperti itu?

"Huh? Apa ada sesuatu yang lucu hingga membuat mu tertawa? " Druuan sudah selesai membalutkan obat dan menggantikan perban barunya. Senyumnya melembut ketika fokusnya tertuju pada Rian.

"A-ah! Tidak ada sesuatu, tenang saja! ". Rian terkejut dan gugup ketika Druuan menyadari kekehan nya itu. Druuan yang melihat reaksinya itu hanya tertawa pelan.

" Baiklah.. Lalu aku ingin bertanya sesuatu ". Ketika Druuan mulai bertanya seperti itu, suasana disekitar mereka menjadi sedikit sesak. Para pelayan yang berada di ruangan itu gemetaran tanpa sebab, mereka bisa tahu bahwa tuan mereka saat ini tengah menahan emosinya.

" Tuan mohon untuk mengontrol emosi anda saat ini, anda bisa membuat semua orang disini merasa tidak nyaman". Asisten setia Druuan, Michael adalah seorang Pengawal Setia sekaligus asisten pribadi Druuan yang sudah lama bekerja untuknya. Michael pernah diselamatkan Druuan saat perbudakan di ibukota marak terjadi. Michael tidak memiliki marga karena status nya dahulu adalah budak yang selalu dipandang sebelah mata, namun sekarang kondisinya sudah berbeda Michael sudah diangkat menjadi tangan kanan kepercayaan Duke.

"Tuan jika anda masih melakukan hal itu, Tuan Rian akan merasa tidak nyaman". Rian yang dibicarakan saat ini, sedikit bingung dengan pembahasan mereka.

'Hei sistem, apa kau bisa mendeteksi pembicaraan mereka'

'Sistem tidak dirancang untuk itu, tuan rumah saja yang bodoh'

'Sialan kau!'

Rian terlihat sangat kesal dengan sistem Ze-ro karena mengejek nya. Druuan tampak bingung dengan sikap tiba-tiba Rian, apakah memang benar ini semua karena ulah dirinya tadi? Tidak, Druuan tidak ingin istrinya terlihat nyaman saat bersamanya, ia hanya ingin istrinya bahagia bersamanya.

"Maafkan aku, kau merasa tidak nyaman? ". Druuan mengusap pelan pipi Rian, dan tentunya tindakan itu membuat seluruh orang di dalamnya terkejut bukan main. Duke yang terdengar Angkuh, Kejam, Dingin ini luluh hanya karena khawatir istrinya tak merasa nyaman dengannya. Ini akan jadi pembicaraan semua orang selama beberapa hari nanti.

Yang di elus bingung, tak paham dengan situasi sekarang. Rian hanya bisa tertawa canggung dengan situasi sekarang apalagi muka orang-orang disana yang tak biasa.

"Saya baik-baik saja Duke saya-

" Druuan. " Ucapan Rian terpotong oleh Druuan, Druuan tidak suka jika orang didepan nya memanggilnya dengan sebutan Duke.

"Ah.. Baiklah Druuan". Druuan tersenyum lembut ketika Rian mulai memanggilnya dengan sebutan namanya, Rian yang melihat hal itu hanya tersenyum canggung dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali.

" Ah.. benar tadi anda menanyakan sesuatu pada saya? ". Rian memulai topik pembicaraan, takut jika suasananya akan menjadi sangat canggung.

" Oh benar, aku ingin bertanya kenapa tangan mu bisa terluka seperti itu? Apa karena ulah pria tua tadi? Jika iya aku akan memerintahkan pengawalku untuk memotong tangannya segera. ". Ucapan Druuan saat ini terdengar serius, hingga membuat suasana mencekam. Mereka hanya bisa mendoakan nasib pria tadi agar bisa selamat.

Rian terkejut dengan ucapan serius Duke, ia kemudian menarik tangannya dan memegang tangan Druuan dan berkata " Tidak! Bukan seperti itu, itu karena kelalaian saya saja! " Rian menyakinkan Druuan agar tidak bertindak kriminal untuknya, jika ada berita kalau Duke menghancurkan keluarga pria aneh tadi maka ia yang akan jadi sasaran selanjutnya.

"Saya... Ugh.. ". Rian menundukkan kepala, entah kenapa ia tiba-tiba tersipu malu karena alasan konyol nya.

"Saya hanya.. Membuat boneka kecil untuk anda... ".

Sialan! Kenapa dia jadi gugup seperti ini, Rian tidak berani menatap wajah Duke saat ini. Ia sudah terlanjur malu katena ucapannya tadi, kenapa juga ia berfikir untuk membuatkannya boneka!

Druuan terkejut dengan ucapan Rian, dia membuatkannya hadiah? Buatannya sendiri? Druuan merasa tersipu dan malu sendiri, telinga sontak memerah entah mengapa, rasanya berdebar dan panas saat bersamaan.

"La-lalu dimana hadiahnya? ". Druuan bertanya-tanya seakan menantikan hadiah dari Rian. Matanya bersinar-bersinar ingin tahu bentuk boneka itu, apakah lucu atau mungkin terlihat hancur ia tidak mempermasalahkan nya jika itu hadiah  darinya.

" Ah.. Benar ini dia, maaf aku tidak bisa membungkusnya karena terburu-buru saat membuat bonekanya" Rian menunjukkan boneka buatannya pada Druuan.

Boneka itu berbentuk manusia mini dengan kancing sebagai matanya dan pita kecil di sela-sela leher boneka itu. Membuat kesan pada boneka itu lucu dan sangat manis! Semua orang yang berada diruangan itu terkejut dan takjub karena mereka tidak mengetahui bahwa Duchess nya sangat berbakat dalam membuat boneka!

"Bagaimana menurut mu? Apa itu terlihat bagus atau buruk? ". Rian bertanya menanyakan pendapat Druuan yang saat ini masih menatap lekat pada boneka buatannya.

" Ini sangat bagus... Dan berharga.. Terimakasih ". Druuan sekali lagi menampakkan senyum lembutnya pada Rian dan mengelus lembut pipi Rian.

" Ah.. Jadi kau menyukai nya? Kalau begitu aku senang karena kau menyukai hadiah dariku". Rian merasa lega sekaligus senang karena reaksi yang digunakan Druuan. Ada tatapan lembut, tulus, dan kagum dimatanya saat ini.

"Bisakah aku meminta hadiah lain darimu? " Druuan kini bertanya dengan senyum lembutnya.

"Tentu saja, kau bisa meminta padaku jika aku bisa mengabulkan nya". Rian dengan nada percaya dirinya menjawab dengan antusias.

" Aku... Ingin memelukmu, bisakah? "














Hehehe.. Cie yang mau dipeluk ayangnya~

Btw happy reading guys!

Another One (BL+18!) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang