Rian, Jeana, dan Eva berjalan sambil berbincang-bincang mengenai pertunjukan tadi. Mereka kini sedang berada di kedai makan menunggu makanan yang mereka pesan.
"Bukan tuan pendongeng tadi sangat hebat? Dia bahkan bisa membuat ku mengimajinasikan bagaimana peristiwa itu terjadi" Rian menyilangkan kakinya dan meraih minuman yang ia pesan.
Rian tampak berpikir sekali lagi, bagaimana bisa seorang rakyat biasa bisa memiliki kemampuan seperti itu. Rian berasumsi bahwa identitas pendongeng itu tidaklah biasa.
"Tentu saja Tuan Sera memang sangat berbakat sedari dulu pria itu selalu begitu". Eva menyilangkan tangannya di dada dan memperhatikan sekeliling kedai.
" Eh, Eva tahu pendongeng itu? ". Rian terkejut bahwa Eva yang terlihat tidak tertarik pada hal-hal seperti ini bisa tahu, Rian tampak tertarik dengan topik ini.
" Ah.. Iya, sebenarnya identitasnya seharusnya menjadi rahasia publik tapi saya rasa anda perlu tahu. Mendekatlah Tuan Rian"
Rian dan Jeana saling berpandangan selama beberapa menit, lalu mendekatkan wajahnya untuk mendengarkan perkataan Eva.
" Tuan Sera adalah anak dari seorang Duke Hallie, keluarga mereka memang berfokus pada kesenian lama, contohnya seperti Tuan Sera dengan kemampuannya menceritakan sebuah kisah lama dengan boneka kayu itu. "Eva masih berada di posisi yang sama dan melihat sekelilingnya, Eva merasa bahwa ada yang memperhatikan mereka saat ini.
" Walaupun Duke Hallie sendiri terkenal dengan kemampuan berpedang nya, Duke Hallie juga menambahkan kesenian di keterampilan pedangnya. Duchess Hallie juga seperti itu, kudengar Duchess sering tampil dipertunjukkan teater dan berakting menjadi suatu karakter. " Eva melanjutkan perkataannya, dan meminum air di depannya.
"Wah, Eva ternyata tahu banyak. Saya pikir Eva tidak tertarik dengan hal semacam ini". Jeana bertepuk tangan kecil tampak takjub karena luasnya wawasan Eva.
" Tidak, saya tidak tertarik dengan itu. Saya hanya mendengar nya dari beberapa petualangan dan penarik misi harian di guild " Eva sekali lagi memperhatikan sekitar dan mengernyit alisnya karena ada bayangan aneh dibalik tirai dibelakang Rian.
" Eva, kenapa anda terlihat resah? Apa akan terjadi masalah? ". Jeana berbisik pelan pada Eva, Eva yang menyadari bahwa ada sesuatu yang aneh mengangguk kan kepalanya pelan.
Rian masih fokus pada makanan yang kini ia santap tanpa menyadari kegelisahan yang dialami kedua orang di depannya. Rian kemudian mendongakkan wajahnya dan memperhatikan kegelisahan di wajah dua wanita ini.
-Bip-bip..!-
-Pemulihan sistem telah selesai!-
-Mempersiapkan data cadangan...Rian tersentak dan tersedak makanan karena mendengar suara yang tiba-tiba keluar dari otaknya. Jeana yang melihat Rian tersedak langsung memberikan air padanya. Eva mulai bangkit dan menggebrak meja.
Semua orang yang ada di kedai terkejut karena suara keras yang dihasilkan Eva tadi. Eva bersiap menarik pedang nya saat menyadari ada seseorang yang bersembunyi dibalik tirai dibelakang Rian.
"Tunjukkan wujud aslimu! Beraninya kau bersembunyi! " Eva berteriak, membuat Rian dan jeana terkejut. Mereka berasumsi bahwa ada sesuatu yang salah di kedai ini.
Lima pria bertubuh kekar dan besar menghampiri mereka bertiga dan mengepungnya.
Mereka bertiga berasumsi bahwa pria yang mengepung mereka saat ini adalah perampok yang sering berkeliaran di kedai seperti ini." Jangan melawan nona, atau saya akan menyakiti salah satu dari kalian". Salah satu perampok itu mengancam dan mengeluarkan belati dari saku mereka.
Rian melihat sekeliling kedai, ia bisa melihat beberapa pembeli hanya diam saja seperti hal ini sudah sering terjadi bahkan pemilik kedai pun hanya menundukkan kepala.
Pencadangan data selesai!
Memulai membuka akses misi!
Bip-bip..!Memuat sumber data
....... 10%
......... 20%
........... 30%
............. 40%
............... 50%
................. 60%
................... 70%
..................... 80%
....................... 90%
........................ 100%-menghitung data server pemain-
-menyiapkan data misi pemain-
•
•
•
•
•
•
•Kepala Rian tiba-tiba berdenyut merasakan sakit dan membuat tubuhnya oleng. Jeana dengan sigap menangkap tubuh Rian agar tidak terjatuh ke lantai, Jeana panik melihat keadaan Rian yang tiba-tiba lemas dan pucat. Jeana berteriak kepada Eva bahwa Rian tiba-tiba saja tidak sadarkan diri. Eva terkejut melihat keadaan Rian yang pucat tak berdaya. Eva tanpa pikir panjang langsung maju melawan perampok yang yang di belakang Rian.
Suara dentingan pedang terdengar di seluruh ruangan. Eva dengan keterampilan pedangnya berhasil melukai salah satu perampok di bagian lengannya. Eva menyeringai karena berhasil melumpuhkan serangan beberapa perampok disini. Eva masih berusaha menghadapi perampok amatiran ini, Eva dengan lihai menyerang beberapa bagian tubuh perampok dan berhasil melukainya. Eva menyuruh Jeana membawa Rian pergi dari kedai ini sementara Eva akan menghadapi para perampok ini. Jeana mematuhi arahan Eva dan segera pergi dari tempat itu, tetapi tidak semudah itu salah satu perampok yang tidak terluka menghalangi pintu keluar kedai dan berhasil menangkap Rian.
Pemimpin perampok itu memerintahkan bawahannya untuk membawa Rian ke tempat persembunyian mereka dan menjadikannya sandera. Rian dibawa seperti karung dan dibawa pergi melalui jalan rahasia.
Rian berhasil dibawa keluar dari kedai dan menuju ke tempat persembunyian perampok. Rian menyeringai melihat bahwa rencananya akan berhasil untuk misi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another One (BL+18!)
Random"Jadi apa yang kau inginkan? " Seorang Pria tinggi berambut putih bertanya dengan jiwa arwah yang sedang menangis saat ini. Dia menyilangkan kedua tangannya didadanya menunggu jawaban dari jiwa ini. "Ku mohon rubah nasibku" +18! BL