13

2.6K 183 2
                                    

Rian, Druuan dan.. Bocah yang sedang diam di gendongan Druuan pergi menuju tempat penginapan di sekitar pasar.

' Anak kecil penggangu, awas saja jika kita sampai dipenginapan! Akan ku pastikan kau tidak akan bisa menyentuhnya! ' Druuan yang masih terlihat kesal dengan bocah di gendongannya karena sedari tadi menempel pada Rian.

*Flashback

" Aku bukan papamu bocah! ". Rian menggeleng tidak percaya pada anak kecil yang berani memanggilnya papa.

'aku masih pria tulen jika kau tahu!'

Rian masih mencoba untuk menjauh dari anak kecil itu, namun semua usahanya terasa sia-sia saja karena anak kecil itu masih saja mengikutinya seperti anak ayam yang harus berada di sekitar induknya.

"Bocah! Berhenti mengikuti ku terus menerus!" Yang dipanggil bocah hanya menggelengkan kepalanya menandakan bahwa dia tidak mau mengikuti perintah Rian.

"Siapa namamu nak?" Kali ini Druuan mengambil alih perhatian anak kecil yang masih memegangi rok milik Rian.

"Tidak tahu, tidak punya nama" Anak kecil itu menggeleng pelan dan menundukkan kepala dengan ekspresi murung.

"Hmm... Kalau begitu namamu-"

"Andrea." Kata tersebut keluar dari mulut Druuan sendiri, Rian serta anak kecil itu langsung menoleh pada Druuan.

....
Sunyi, tidak ada suara apapun kecuali suara keramaian pasar diluar gang. Rian merasa canggung dengan kedua orang di hadapannya ini.

"Kenapa namanya seperti anak perempuan? " Rian bertanya pada Druuan yang menampakkan ekspresi terkejut.

"Dia bukan perempuan..?" Rian menampilkan ekspresi tidak percayanya pada Druuan. Ekspresi pertama yang ditampilkan anak kecil itu adalah kesal, bagaimana dirinya bisa disangka perempuan.

"Bukan! Aku laki-laki!" Anak kecil itu marah dan kesal, dapat dilihat anak kecil itu seperti sedang menahan air matanya agar tidak terjatuh. Namun usahanya gagal untuk menahan tangisannya dan sekarang anak kecil itu sedang menangis cukup kencang menurut Rian.

"Aduh! Cukup bocah, sekarang namamu Raymond saja" Kata Rian sambil mengangkat anak kecil- ah.. Raymond kedalam gendongannya.

Druuan yang melihat hal ini kesal kepada Raymond, dia juga ingin diperlakukan seperti itu..

"Hei, kau ingin ikut dengan kami?" Kata Rian sambil mengarahkan pandangannya tepat dimata anak kecil itu.

Raymond menganggukkan kepalanya dengan semangat karena akhirnya ada seseorang yang ingin mengambilnya, Raymond tidak masalah jika harus dijadikan budak atau pelayan asalkan dia mendapatkan tempat tinggal dan makanan yang cukup dia sudah puas.

Druuan yang melihat hal itu terlihat tersentuh, matanya berbinar binar melihat pemandangan didepannya. Entah mengapa perasaan ini adalah perasaan yang selalu dia nantikan.

"Mulai sekarang, aku akan mengadopsi mu dan menjadikan ku putraku"

"Mama.. "

"Jangan memanggilku mama! Mulai sekarang panggil aku Papa! Papa Rian!" Entah kenapa Rian terasa bangga dan ingin menyombongkan dirinya ke seluruh dunia.

"Papa!" Raymond terkikik senang karena akhirnya dia mendapatkan keluarga.

Druuan yang melihat hal itu tersenyum kemudian pergi menyusul Rian keluar dari gang namun setelah beberapa menit kemudian entah kenapa tiba-tiba perasaan nya berubah pada Raymond. Kenapa bocah itu masih menempel pada Rian?! Druuan sampai akhir tidak mendapatkan kesempatan untuk mendekati istrinya! Dan kenapa juga Rian begitu menempel dengan anak kecil itu daripada Druuan sendiri?!

Hingga akhirnya Druuan mengambil alih Raymond dari gendongan Rian, Druuan memberi kan alasan bahwa tangan Rian bisa sakit jika terus menggendong nya terus menerus. Raymond yang awalnya berisik digendongan Rian seketika terdiam dan malas di gendongan Druuan, entah kenapa Raymond merasakan perasaan yang berbeda dengan gendongan kedua orang ini.

Rian, Druuan dan.. Raymond yang sedang tidur di gendongan Druuan pergi menuju tempat penginapan di sekitar pasar.

' Anak kecil penggangu, awas saja jika kita sampai dipenginapan! Akan ku pastikan kau tidak akan bisa menyentuhnya! ' Druuan yang masih terlihat kesal dengan bocah di gendongannya karena sedari tadi menempel pada Rian.

*Flashback off

Mereka bertiga sampai di penginapan sebelum jam makan malam dimulai, di depan penginapan terlihat Jeana dan Eva berlari menuju Rian dan mulai meneliti tubuh Rian takut jika ada luka goresan. Rian menenangkan Jeana yang hendak menangis di depan penginapan, Druuan menghela nafas dan menyuruh Eva untuk tinggal di kamar Raymond untuk menjaganya. Eva menganggukkan kepalanya dan mengambil alih Raymond yang tertidur di bahu Druuan.

Druuan akhirnya menyuruh Jeana untuk mengikuti Eva dan membiarkan Rian untuk beristirahat. Jeana awalnya tidak setuju tetapi melihat ekspresi kesal yang dilontarkan Druuan membuat nya mengurungkan niat untuk protes dan kembali kepada Eva dengan ekspresi murungnya. Setelah Jeana pergi, suasana keduanya canggung karena tidak ada interaksi sama sekali.

"Ehm.. Druuan, bisakah kita makan malam sekarang..? " Rian membuka obrolan karena merasakan canggung yang tak terhenti.

Druuan menganggukkan kepala dan kemudian menarik tangan Rian menuju sebuah tempat makan.

Setelah puas makan malam mereka hendak pergi dan membayar makanan mereka tiba-tiba ada seorang pelayan menghentikan mereka dan memberikan botol anggur mereka sebagai promosi untuk minuman mereka. Druuan awalnya bingung, namun berbeda dengan Rian yang menerimanya dengan senang hati. Lagipula orang gila mana yang  menolak minuman gratis?

Setelah kembali ke penginapan, Rian diberi tahu bahwa kamar yang tersisa hanya ada satu saja. Awalnya Druuan terlihat kekeh untuk mencari kamar tambahan karena khawatir jika Rian tidak nyaman tidur berdua dengannya namun..

" Tidak apa-apa, kita bisa tidur bersama." Rian memegang tangan Druuan seperti menyakinkan nya bahwa dia baik-baik saja tidur dengannya.

Alasan sebenarnya Rian menerima nya adalah..




Silahkan pemain memilih sebuah pilihan!

-Menerima misi-
Habiskan satu malam dengan duke!
(Perolehan Poin POM 1000 !)

Atau

-Menolak misi-
(Perolehan sanksi: hukuman kejutan listrik tingkat menengah!)

Siapa yang akan menolak misi dengan poin mengiurkan seperti itu? Rian merasa semangat hanya karena melihat nya saja hingga akhirnya Rian dan Druuan berada dikamar yang sama.

'Hanya tidur bersama saja kan? Tidak masalah untukku!' Rian terlihat tenang dengan misi yang diberikan sistem untuknya. Hingga akhirnya Rian teringat dengan hadiah yang diberikan pelayan ditempat makan beberapa waktu yang lalu.

Selagi menunggu Druuan membersihkan dirinya, Rian mengambil gelas dan menuangkan minuman itu ke gelas miliknya dan meminumnya. Rasanya sudah lama sekali Rian tidak minum seperti ini! Rian bahkan lupa kapan terakhir kali dia minum dengan bahagia seperti ini.

Hampir setengah jam Rian minum, terlihat Rian yang tengah mabuk terkapar begitu saja di kasur. Entah kenapa rasanya tidak nyaman dan panas, Rian menggerakkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri tapi perasaan tidak nyaman itu tidak hilang.

"Uh... Istri..? " Druuan yang baru selesai membersihkan dirinya sedikit terkejut melihat istrinya memerah dengan nafas yang tak beraturan.







Ninuninu 🚑🚑🚑🚑
Mau ngapain tuh..

Maaf sudah lama tidak up! Seriusan aku lupa alur ini cerita karena lama ga buka wattpad😭

Another One (BL+18!) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang